Indef Prediksi Ekonomi Tumbuh Melambat Tahun Ini

Diproyeksikan, ekonomi akan tumbuh sekitar 4,9 persen pada kuartal I tahun ini.

EPA-EFE/ADI WEDA
Orang Indonesia berjalan di Jakarta, Indonesia, 28 November 2022. Diproyeksikan, ekonomi akan tumbuh sekitar 4,9 persen pada kuartal I tahun ini.
Rep: Iit Septyaningsih Red: Friska Yolandha

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Institute for Development of Economics and Finance (Indef) memperkirakan, pertumbuhan ekonomi nasional pada 2023 akan melambat. Diproyeksikan, ekonomi akan tumbuh sekitar 4,9 persen pada kuartal I tahun ini.

Baca Juga

"Pada 2023 efek global dirasakan akan semakin berat. Maka kami lihat pertumbuhan ekonomi pada kuartal I 2023 jauh lebih rendah dibandingkan kuartal IV 2022," ujar Direktur Eksekutif Indef Tauhid Ahmad dalam konferensi pers virtual, Selasa (7/2/2023).

Ia menuturkan, sepanjang 2022 ekonomi Indonesia memang tumbuh sebesar 5,31 persen, membaik dibandingkan 2021. Hanya saja, pada kuartal empat 2022 terjadi penurunan luar biasa, sehingga hanya tumbuh 5,01 persen.

Penurunan itu, lanjutnya, akan memberikan efek lebih besar pada kuartal I 2023. "Saya kira terjadi dan berlanjut. Efek pertama, inflasi pada Januari masih tinggi di atas lima persen, konsumsi masyarakat kuartal empat 2022 masih terdampak hanya tumbuh 4,9 persen, dan efek kenaikan BBM masih terasa sampai sekarang," tutur dia.

Tauhid menjelaskan, inflasi datang dari harga beras yang tetap tinggi pada awal 2023. Maka menurutnya, ini menjadi pekerjaan pemerintah menjaga inflasi agar tak menggerus daya beli masyarakat. 

Pemerintah, kata dia, juga perlu mengakselerasi belanja guna memberikan stimulus demi menopang daya beli masyarakat. Dengan begitu, pertumbuhan konsumsi rumah tangga akan terjaga.

Seperti diketahui, konsumsi rumah tangga menjadi motor penggerak pertumbuhan ekonomi Indonesia. "Beberapa sektor tekanannya pun luar biasa terjadi di beberapa industri sektor, saya kira mulai terasa 2023," tuturnya.

 
Berita Terpopuler