Anda Sekarang Obesitas atau Berperut Buncit? Ini Risikonya Saat Tua Nanti

Demi masa tua yang sehat, upayakan untuk mencapai indeks massa tubuh normal.

Reuters
Pria obesitas (Ilustrasi). Orang obesitas dan berperut buncit berisiko mengalami kerapuhan di masa tua.
Rep: Desy Susilawati Red: Reiny Dwinanda

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Anda termasuk obesitas atau berperut buncit? Tim peneliti di Norwegia mengingatkan pentingnya menjaga agar indeks massa tubuh tetap ideal sejak muda.

Rekomendasi itu muncul setelah mereka melakukan studi kohort prospektif mengenai hubungan indeks massa tubuh (BMI) dan lingkar pinggang dengan "pre-frailty" (menuju rapuh) dan "rapuh" pada orang dewasa yang lebih tua. Mereka menerbitkan temuannya di BMJ Open, jurnal medis akses terbuka peer-review.

Baca Juga

Studi ini ditulis bersama oleh Shreeshti Uchai, Lene Frost Andersen, Laila Arnesdatter Hopstock, dan Anette Hjartåker. Semuanya adalah anggota fakultas di Departemen Nutrisi University of Oslo dan Departemen Kedokteran Komunitas UiT The Arctic University of Norway.

Sebanyak 4.509 peserta studi dari Tromsø, Norwegia, diperiksa selama periode 21 tahun. Respondennya terdiri dari 2.340 perempuan dan 2.169 laki-laki.

Partisipan studi setidaknya berusia 45 tahun dari tahun 1994 hingga 1995. Indeks massa tubuh dan lingkar pinggang mereka diukur pada  2001, 2007, dan 2008.

Kelemahan fisik didefinisikan sebagai kehadiran tiga gejala atau lebih dari lima komponen kelemahan, yakni kekuatan cengkeraman rendah, kecepatan berjalan lambat, kelelahan, penurunan berat badan yang tidak disengaja, dan aktivitas fisik rendah. Sementara itu, pre-frailty ditandai dengan kehadiran satu atau dua gejala.

Personel terlatih kemudian mengukur peserta studi dan menghitung BMI mereka. Cara menghitung BMT ialah berat badan dalam kilogram dibagi dengan kuadrat tinggi badan dalam satuan meter.

Peneliti studi tersebut melaporkan bahwa mereka menggunakan bagan klasifikasi orang dewasa berdasarkan BMI dari Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) untuk mengategorikan peserta yang "berat badannya kurang" (kurang dari 18,5), "normal" (18,5 hingga 24,9), "kelebihan berat badan" (25 hingga 29,9), dan "obesitas" (lebih besar dari atau sama dengan 30).

Peneliti studi tersebut juga melaporkan bahwa mereka mengikuti kategorisasi pengukuran pinggang yang ditetapkan WHO. Mereka lalu mengurutkan lingkar pinggang setiap peserta penelitian ke dalam kategori normal, cukup tinggi, atau tinggi.

Peserta studi yang mengalami baseline obesity atau memiliki lingkar pinggang besar hingga sedang ditemukan lebih rentan terhadap kondisi pra-rapuh dan kerapuhan yang diperkirakan terkait usia dibandingkan dengan mereka yang memiliki BMI dan lingkar pinggang normal, menurut ringkasan hasil penelitian.

Tidak ada peluang yang meningkat secara signifikan untuk pra-rapuh/rapuh pada peserta studi yang memiliki BMI normal dengan lingkar pinggang cukup besar atau besar dan mereka yang kelebihan berat badan pada baseline dengan lingkar pinggang normal.

Berdasarkan analisis selama 21 tahun, makalah penelitian melaporkan bahwa ada peningkatan kemungkinan menuju rapuh/rapuh untuk orang yang mengalami obesitas dengan lingkar pinggang cukup tinggi atau tinggi. Potensi itu juga tampak pada orang yang berada dalam kategori kelebihan berat badan hingga obesitas dan orang yang berada pada lintasan obesitas yang meningkat.

Partisipan penelitian yang memiliki lingkar pinggang tinggi selama masa tindak lanjut penelitian ditemukan memiliki kemungkinan lebih tinggi untuk menjadi pre-frailty atau rapuh di usia tua dibandingkan dengan rekan mereka yang lingkar pinggangnya "normal stabil".

Studi menyimpulkan bahwa obesitas secara umum dan perut buncit, terutama dari waktu ke waktu selama masa dewasa, dikaitkan dengan peningkatan risiko pra-kelemahan/kelemahan di tahun-tahun berikutnya. Itu artinya, mempertahankan BMI dan lingkar pinggang normal sepanjang kehidupan dewasa itu penting.

 
Berita Terpopuler