Kasus Kematian Gagal Ginjal Anak Muncul Lagi, Pilihannya Terapi Non-obat Dulu atau Puyer

Terapi non-obat yakni makan, minum, istirahat cukup jika anak demam dan batuk-pilek.

Republika
Setelah sempat mereda pada akhir tahun lalu, kasus gagal ginjal akut pada anak kembali muncul. Dari dua kasus yang dilaporkan Dinas Kesehatan DKI Jakarta, satu anak meninggal dunia. (ilustrasi)
Red: Andri Saubani

REPUBLIKA.CO.ID, oleh Zainur Mashir Ramadhan, Antara

Baca Juga

Setelah sempat mereda sejak Desember tahun lalu, kasus gagal ginjal akut pada anak (GGAPA) kembali dilaporkan muncul. Dua kasus baru dilaporkan oleh Dinas Kesehatan DKI Jakarta, di mana satu anak meninggal dunia.

Berdasarkan pemaparan pihak Kementerian Kesehatan (Kemenkes), satu kasus konfirmasi GGAPA merupakan anak berusia 1 tahun, mengalami demam pada 25 Januari 2023, dan diberikan obat sirup penurun demam yang dibeli di apotek dengan merk Praxion. Pada 28 Januari, pasien mengalami batuk, demam, pilek, dan tidak bisa buang air kecil (Anuria) kemudian dibawa ke Puskesmas Pasar Rebo, Jakarta, untuk mendapatkan pemeriksaan.

 

Lantara ditemukan gejala GGAPA maka anak tersebut direncanakan untuk dirujuk ke RSCM. Namun, menurut Juru Bicara Kementerian Kesehatan M Syahril, Senin (6/2/2023), pihak keluarga menolak dan pulang paksa. Pada 1 Februari, orang tua membawa pasien ke RS Polri dan mendapatkan perawatan di ruang IGD dan pasien sudah mulai buang air kecil.

Pada 1 Februari, pasien akhirnya kemudian dirujuk ke RSCM untuk mendapatkan perawatan intensif sekaligus terapi Fomepizole. Namun, selang 3 jam setelah dirawat di RSC,M pada pukul 23.00 WIB pasien dinyatakan meninggal dunia.

Untuk satu kasus lainnya masih merupakan suspek, anak berusia 7 tahun, mengalami demam pada 26 Januari, kemudian mengkonsumsi obat penurun panas sirop yang dibeli secara mandiri. Pada 30 Januari mendapatkan pengobatan penurun demam tablet dari Puskesmas.

Pada 1 Februari, pasien berobat ke klinik dan diberikan obat racikan. Pada 2 Februari dirawat di RSUD Kembangan, kemudian dirujuk, dan saat ini masih menjalani perawatan di RSCM Jakarta. Pada saat ini sedang dilakukan pemeriksaan  lebih lanjut terkait pasien ini.

Kemenkes RI mengimbau masyarakat untuk menghindari pembelian obat sirop secara mandiri tanpa dibekali resep dari dokter. Pernyataan itu dikemukakan Kepala Biro Komunikasi dan Pelayanan Publik Kementerian Kesehatan RI Siti Nadia Tarmizi di Jakarta, Senin, menyikapi kemunculan kembali kasus baru gagal ginjal pada anak.

"Yang paling baik saat ini adalah konsultasi ke tenaga kesehatan (nakes). Jangan beli obat sendiri dulu," kata Siti Nadia.

Apabila anak sakit, lanjutnya, Kemenkes menyarankan dibawa ke fasilitas layanan kesehatan untuk mendapatkan obat dari dokter. "Kalau sampai saat ini fasilitas pelayanan kesehatan masih menggunakan obat puyer," katanya.

Siti Nadia mengonfirmasi, kasus GGAPA pada anak kembali terjadi di Indonesia. Dari dua kasus yang dilaporkan Dinkes DKI, satu pasien masih berstatus suspek dan satu kasus terkonfirmasi meninggal dunia setelah mengalami keluhan demam dan sulit buang air kecil.

"Pasien punya riwayat meminum obat sirop yang dibeli mandiri," katanya.

Obat sirop penurun demam tersebut bermerk dagang Praxion yang dibeli dari apotek di Jakarta. Hingga kini, kata dia, Kemenkes beserta pihak terkait masih menelusuri keterkaitan cemaran senyawa kimia Etilen Glikol/Dietilen Glikol (EG/DEG) yang melebihi ambang batas pada bahan baku produk tersebut, dengan kasus GGAPA yang dialami pasien.

 

 

 

 

Dinas Kesehatan (Dinkes) DKI Jakarta menganjurkan masyarakat untuk melakukan terapi non-obat sebagai penanganan awal untuk mencegah gangguan ginjal akut di Ibu Kota. Kepala Seksi Surveilans, Epidemiologi dan Imunisasi Dinkes DKI Jakarta Ngabila Salama, menjelaskan bayi atau balita jika demam dan batuk-pilek karena mayoritas disebabkan infeksi virus dan dapat sembuh sendiri tanpa minum obat.

"Jangan responsif, dikit-dikit harus minum obat, lakukan dulu terapi non-obat, atau gunakan obat puyer," kata Ngabila di Jakarta, Senin.

Ngabila menjelaskan, bayi atau balita jika demam dan batuk-pilek karena mayoritas disebabkan infeksi virus dan dapat sembuh sendiri tanpa minum obat. Adapun terapi non-obat itu di antaranya makan, minum, istirahat cukup merupakan salah satu kunci, kata dia,

Meski begitu, dalam kondisi tertentu dia menganjurkan masyarakat untuk tidak gegabah untuk menjadi antiobat. "Kalau pun minum obat lagi, pastikan sesuai resep dan anjuran dokter baik obat puyer atau sirup," katanya.

Ngabila menyarankan agar masyarakat memantau gejala anak sesudah diberi obat jika kondisi tidak membaik atau bahkan ada keluhan tambahan maka patut diwaspadai ada efek samping dari obat itu. Keluhan tambahan itu di antaranya produksi kencing berkurang atau tidak kencing sama sekali padahal cukup minum. Apabila ada kondisi tersebut, ia meminta untuk melakukan kontrol kepada tenaga medis atau dokter.

Merespons temua kasus baru GGAPA, Badan Pengawas Obat dan Makanan (BPOM) mengatakan, pihaknya sudah mengeluarkan surat perintah untuk menghentikan sementara produksi dan distribusi obat yang dikonsumsi dua anak di Jakarta. Penghentian sementara ini merupakan tindak lanjut kehati-hatian.

"Meskipun investigasi terhadap penyebab sebenarnya kasus ini masih berlangsung,” kata BPOM dalam keterangannya di Jakarta, dikutip, Senin (6/2/2023).

Dijelaskan, penghentian itu dilakukan hingga waktu investigasi selesai dilakukan. Menanggapi hal tersebut, industri farmasi pemegang izin edar obat itu diketahui juga telah melakukan voluntary recall (penarikan obat secara sukarela). 

"BPOM telah melakukan investigasi atas sampel produk obat dan bahan baku baik dari sisa obat pasien, sampel dari peredaran dan tempat produksi, serta telah diuji di laboratorium Pusat Pengembangan Pengujian Obat dan Makanan Nasional (PPPOMN),” jelasnya. 

Dengan dilaporkannya tambahan kasus baru GGAPA, hingga 5 Februari 2023 tercatat 326 kasus GGAPA dan satu suspek  yang tersebar di 27 provinsi di Indonesia. Dari sejumlah tersebut 116 kasus dinyatakan sembuh, 204 meninggal dunia, sementara enam kasus masih menjalani perawatan di RSCM Jakarta.  

 

Gejala dan Cara Pencegahan Gagal Ginjal Akut pada Anak - (Republika.co.id)

 

 
Berita Terpopuler