Jokowi: Reshuffle Menteri karena Kinerja, Politik Bukan Utama

Saat ini, kinerja para menteri di kabinetnya secara umum masih baik-baik saja. 

Dok PSI
Presiden Joko Widodo (Jokowi) menghadiri puncak perayaan Hari Ulang Tahun (HUT) ke-8 Partai Solidaritas Indonesia (PSI).
Rep: Dessy Suciati Saputri Red: Agus Yulianto

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Presiden Joko Widodo (Jokowi) mengatakan, perombakan kabinet atau reshuffle jajaran menterinya dilakukan dengan mempertimbangkan kinerja para pembantunya tersebut. Meskipun tak memungkiri bahwa dirinya juga mempertimbangkan sisi politik, namun hal itu bukanlah alasan utama.

Baca Juga

“Yang utama memang performa, kinerja. Bahwa ada sisi politiknya pasti juga ada, tapi itu bukan yang utama,” kata Jokowi usai menghadiri perayaan HUT ke-8 Partai Solidaritas Indonesia (PSI) di Jakarta, Selasa (31/1) malam.

Menurutnya, saat ini, kinerja para menteri di kabinetnya secara umum masih baik-baik saja. Namun, dia juga menekankan, ada kinerja beberapa menterinya yang perlu untuk dievaluasi. Kendati demikian, evaluasi yang dilakukan dinilainya merupakan hal yang biasa saja.

“Ya kalau secara khusus pasti ada yang performanya, kinerjanya perlu dievaluasi. Biasa kok. Ada koreksi dari setiap perjalanan kan biasa,” ujar Jokowi.

Meskipun begitu, saat ditanya apakah pada Rabu esok akan dilakukan reshuffle kabinet, Jokowi enggan menjawabnya secara jelas. Ia hanya meminta masyarakat untuk menunggu pada esok hari.

“Ya ditunggu saja besok. Ditunggu saja besok,” ucapnya sambil tertawa.

Jokowi menyampaikan terdapat beberapa agenda kepresidenan yang harus dilakukannya pada esok hari.

“Oh ya besok, besok sore, saya ke Bali. Pagi siang masih di Jakarta dan besok itu Rabu pon. Kamisnya kamis wage kalau gak salah. Ya ada agenda besok. Pagi siang,” kata Jokowi.

 

 
Berita Terpopuler