Suaranya Bikin Sebagian Orang Geregetan, Ini Efek Lato-Lato Bagi Kesehatan Jiwa Anak

Lato-lato tengah menjadi mainan yang populer di kalangan anak dan dewasa.

ANTARA FOTO/Andri Saputra
Sejumlah anak memainkan lato-lato di Kelurahan, Maliaro, Kota Ternate, Maluku Utara, Sabtu (14/1/2023). Dinas Pendidikan Kota Ternate meminta kepada pihak sekolah dan orang tua siswa untuk jenjang pendidikan SD dan SMP se-Kota Ternate untuk melarang para siswa membawa permainan lato-lato yang sedang tren itu ke sekolah karena akan mengganggu kegiatan belajar mengajar yang dinilai berbahaya sehingga mengantisipasi kecelakaan bagi anak di daerah itu. ANTARA FOTO/Andri Saputra/foc.
Rep: Umi Nur Fadhilah Red: Reiny Dwinanda

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA — Sebagian orang mengaku geregetan dengan suara mainan anak yang tengah populer, lato-lato. Seperti apa dampaknya bagi anak yang memainkannya?

Dokter kejiwaan Isa Multazam Noor mengatakan mainan lato-lato justru memiliki efek positif bagi kesehatan jiwa anak-anak. Ada banyak aspek kesehatan jiwa yang bisa diamati dari bermain lato-lato.

Baca Juga

Dari kesehatan fisik, dr Isa menyebut lato-lato mendukung aktivitas otot. Sebab, anak melakukan kegiatan yang terkoordinasi, baik motorik kasar maupun halus.

"Lato-lato juga menstimulasi produksi neurotrophin, yaitu substansi alami yang merangsang pertumbuhan se-sel saraf," kata dr Isa dalam wabinar "Plus Minus Latto Latto Bagi Mental dan Otak Anak" disimak di Jakarta, beberapa waktu lalu.

Lato-Lato Digandrungi di Indonesia, Dilarang di AS dan Mesir - (New York Times)

Di samping itu, bermain lato-lato meningkatkan jumlah koneksi saraf dalam otak sehingga memberi dampak positif dalam pembelajaran. Anak pun terdorong untuk latihan koordinasi antara tangan dan mata saat memainkannya.

Bermain lato-lato juga dapat memperbaiki fungsi kognitif, seperti ingatan dan perhatian. Lalu, apa dampak positifnya terhadap kesehatan jiwa?

Dalam hal biologis dan psikososial, Isa mengatakan lato-lato juga memiliki dampak. Pertama, meningkatkan perkembangan sosio-emosional anak.

Kedua, mengembangkan kemampuan sosial dan kerja sama anak melalui permainan. Ketiga, kemampuan sosialisasi menjadi meningkat karena banyaknya pergaulan bersama dengan anak lain.

Keempat, kemampuan belajar untuk anak menyeimbangkan bola bandulan dengan cara menghentakkan motorik tangan. Kelima, koordinasi untuk gaya aksi dan reaksi dari dua benda (membuat dua bandulan saling memantul satu sama lain).

"Anak-anak juga dapat memahami hukum Newton II dengan permainan lato-lato," ujar dokter subspesialis psikiatri anak dan remaja di RSJ Dr Soeharto Heerdjan, Grogol, Jakarta.

Dr Isa mengamini bahwa lato-lato bisa mengalihkan dan mengurangi dampak kecanduan gawai pada anak-anak. Sebab, mainan itu menstimulus kemampuan motorik anak, meningkatkan fungsi koordinasi melalui aktivitas kognitif dan motorik. Lato-lato melatih anak untuk fokus dan konsentrasi serta membuat anak menjaga keseimbangan dalam gerakan.

Selain itu, dr Isa mengatakan lato-lato berpotensi memunculkan sikap kompetitif. Permainan itu dapat mendorong anak untuk mencapai target dan berjuang sampai bisa memenangkan lomba.

Dr Isa menjelaskan permainan yang baik seharusnya memiliki prinsip play therapy atau terapi bermain untuk anak-anak. Pertama, membuat anak yang memainkannya tertawa karena merasa senang. Kedua, pilihan harganya terjangkau.

Ketiga, inti mainan mengandung unsur interaktif, kompetitif, dan mengembangkan rasa kesenangan. Keempat, anak-anak dapat berinteraksi sehingga permainan itu meniadi media interaksi.

Kelima, prinsip teori Jean Piaget, yaitu bermain diberikan berdasarkan usia dan perkembangan kognitif anak, sonsory motor play (usia nol sampai dua tahun), simbolik (usia dua sampai tujuh tahun), social play games with rules (delapan sampai 11 tahun), dan games with rules and sport (11 tahun ke atas).

 
Berita Terpopuler