Beda Reaksi PSI dan Nasdem Seusai Sindiran Megawati

Megawati menyindir partai yang mengusung capres tapi bukan kadernya sendiri.

Republika/Thoudy Badai
Ketua Umum PDI Perjuangan Megawati Soekarnoputri menyampaikan pidato politiknya dalam acara HUT ke-50 PDI Perjuangan di JIExpo, Kemayoran, Jakarta, Selasa (10/1/2023). Dalam pidatonya itu, Megawati sempat menyindir partai politik yang mengusung capers 2024 tapi tidak berasal dari kadernya sendiri. (ilustrasi)
Red: Andri Saubani

REPUBLIKA.CO.ID, oleh Wahyu Suryana, Nawir Arsyad Akbar

Baca Juga

Ketua Umum PDI Perjuangan, Megawati Soekarnoputri, menyindir partai yang mengusung tokoh-tokoh yang bukan kadernya, bahkan partai yang mendompleng kader-kader dari PDIP untuk Pilpres 2024. Hal itu disampaikan Megawati saat membacakan Pidato HUT 50 PDIP di JIExpo, Kemayoran, Jakarta, Selasa (10/1/2013).

"Memangnya nggak punya kader sendiri? Masak dompleng-dompleng. Ini aturannya bagaimana sih," ujar Megawati.

Walau tidak secara detail menyebut nama partai yang dimaksud, publik langsung berspekulasi sindiran ditujukan ke partai yang sudah mengusung calon presiden untuk 2024. Sampai saat ini, setidaknya ada PSI dan Partai Nasdem yang sudah mempublikasikan sikap mengusung capres untuk 2024. PSI sudah mengusung Ganjar Pranowo dan Yenny Wahid, sedangkan Partai Nasdem mendeklarasikan dukungan kepada Anies Baswedan.

Namun, ada perbedaan cukup mencolok dari sikap kedua partai tersebut menanggapi sindiran Mega. Walaupun sama-sama bereaksi cepat atas apa yang disampaikan Mega, PSI dan Partai Nasdem menyampaikan tanggapan yang berbeda atas pidato tersebut.

Lewat Wakil Ketua Dewan Pembina, Grace Natalie, PSI mengaku masih muda dan masih harus banyak belajar. Ia menegaskan, dukungan ke Ganjar Pranowo merupakan hasil rembuk dan aspirasi masyarakat, dan bukan berarti ingin mengambil kader PDIP.

"Untuk itu, dalam kesempatan ini, dengan segala kerendahan hati PSI meminta maaf kepada Ibu Mega," kata Grace dalam video yang diposting akun Twitter @psi-id, Rabu (11/1/2023).

Bahkan, Grace menyatakan, PSI merupakan partai muda yang masih awam dan naif, kurang memahami mekanisme rekrutmen PDIP. Grace turut menyampaikan sanjungan kepada Megawati karena PDIP telah melahirkan pemimpin dan negarawan hebat.

Apa yang disampaikan Grace Natalie dan PSI ini cukup jauh berbeda dari sikap yang ditampilkan Partai Nasdem. Lewat Ketua DPP Partai Nasdem, Willy Aditya, mereka menegaskan deklarasi ini merupakan bentuk tradisi dari Partai Nasdem.

Ia menilai, deklarasi capres untuk pemilu bukan sesuatu yang baru dan sudah dilakukan kepada tokoh sebelumnya seperti Joko Widodo, Ridwan Kamil, Khofifah Indar Parawansa dan lain-lain. Serta, diumumkan sebelum koalisi terbentuk.

"Nasdem memiliki tradisi untuk kemudian mempublikasikan kandidatnya sejak awal sebelum koalisi biar kita tidak beli kucing dalam karung," ujar Willy dalam video yang kembali diunggah akun Twitter resmi Partai Nasdem di @NasDem.

Bahkan, Willy menegaskan, langkah yang diambil Partai Nasdem merupakan salah satu bentuk dekonstruksi realitas-realitas yang mengaduk melodramatik dalam dunia politik. Sehingga, terjadi pendidikan politik pula bagi masyarakat.

Sindiran Mega maupun reaksi yang disampaikan PSI dan Partai Nasdem ini tentu menjadi bumbu yang menambah cita rasa perpolitikan Tanah Air. Apalagi, tersisa sekitar satu tahun bagi partai politik menyatakan sikap menjelang Pemilu 2024. 

 

 

 

Ketua Badan Pemenangan Pemilu (Bappilu) Partai Demokrasi Indonesia Perjuangan (PDIP), Bambang Wuryanto mengatakan bahwa Megawati Soekarnoputri tak menyindi partai politik lain soal penyataan calon presiden (capres) bukan berasal dari internal partai. Menurutnya, tak ada yang salah dari pernyataan tersebut.

 

"Ibu tidak mengritik partai lain loh, bukan loh, itu persepsi para partai lain. Kalimat ibu yang tetap ada pada partai pendompleng kan begitu, partai penumpang misalnya kaya gitu, kan tidak ada tujuan apapun sesungguhnya," ujar Bambang di Kompleks Parlemen, Jakarta, Rabu (11/1/2023).

 

Ia menjelaskan, setiap partai politik memiliki kedaulatannya masing-masing. Termasuk ketika memutuskan untuk mengusung sosok tertentu sebagai capres.

 

"Kalau ada partai merasa di... jangan disalahin. Misalnya Pak Jokowi kemarin, ya toh bahwa Ibu hati-hati sekali, sangat cermat untuk menentukan capresnya, tidak grasa-grusu," ujar Bambang.

 

"Ada partai yang tersinggung, ya tidak perlu, kan punya kedaulatan masing-masing partai," sambung Ketua Komisi III DPR itu.

 

Belum pasti

 

Ihwal siapa bakal calon presiden (capres) untuk 2024, Sekretaris Jenderal PDIP, Hasto Kristiyanto belum dapat memastikan apakah pengumuman capres akan dilakukan pada 1 Juni 2023. Ia hanya menjawab, Megawati akan mengumumkan sosok tersebut pada momentum yang tepat.

 

"Capres memang akan diumumkan pada momentum yang tepat. Dan 1 Juni lebih pada peneguhan, pada peneguhan pada jalan ideologi tadi, pada falsafahnya," ujar Hasto usai perayaan HUT ke-50 PDIP di JIExpo, Jakarta, Selasa (10/1/2023).

 

Kendati demikian, ia membenarkan bahwa Megawati sudah mengantongi nama yang akan diusung sebagai capres dari PDIP. Hal tersebut juga sudah dibocorkan oleh Presiden Joko Widodo (Jokowi) dalam pidatonya.

 

"Betul, tadi kalian lihat kantong Bu Mega? Udah ada di kantong," ujar Hasto.

 

Megawati sendiri meminta seluruh kadernya untuk fokus membantu rakyat. Adapun terkait pemilihan presiden (Pilpres), ia meminta semua pihak untuk menunggu, mengingat itu merupakan kewenangannya.

 

"Kalian masih mikir mau kedudukan saja, tunggu saja, kamu bermain saya bermain. Saya tidak mau, kita ada di sini berbakti bagi bangsa dan negara dan bagi akar rumput," ujar Megawati dalam pidato perayaan HUT ke-50 PDIP di JIExpo, Jakarta, Selasa.

 

Seluruh kadernya diminta untuk fokus bekerja terlebih dahulu sesuai dengan tugas dan tanggung jawabnya. Termasuk dalam membantu pemerintahan Presiden Joko Widodo (Jokowi) di sisa dua tahun masa jabatnya.

 

"Jadi jangan deh, mbok kerja dulu, baru gegap-gempitanya itu loh. Saya pikir gegap-gempita gitu terus enak wae, terus enggak pamit-pamit ngono kok, wong e saya ih, enak wae, nggak mau nyebut saya (namanya)," ujar Megawati.

Serangan Elite PDIP kepada Ganjar Pranowo - (infografis republika)

 
Berita Terpopuler