Suplemen Vitamin Apa yang Bisa Pangkas Risiko Kanker?

Peneliti Harvard mengungkap kaitan antara suplementasi vitamin dan risiko kanker.

www.freepik.com.
Suplemen (ilustrasi). Penelitian menunjukkan bahwa vitamin D bahkan bisa mencegah kanker.
Rep: Noer Qomariah Kusumawardhani Red: Reiny Dwinanda

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Vitamin D berperan penting dalam kesehatan manusia secara keseluruhan. Vitamin tersebut memiliki manfaat mulai dari menjaga kesehatan tulang hingga meningkatkan sistem kekebalan tubuh.

Selain itu, penelitian menunjukkan bahwa vitamin D bahkan bisa mencegah kanker. Yang menjadi pertanyaan, dapatkah menambah kadar vitamin D mengurangi risiko penyakit mematikan?

Dikutip dari laman Express, Ahad (8/1/2023), peneliti Harvard menyelidiki hubungan antara kanker dan vitamin D dalam uji coba secara acak. Penelitian tersebut berfokus pada suplementasi vitamin D3, yang menjelaskan vitamin D yang dibuat oleh kulit manusia saat terkena sinar matahari. Hasil penelitian diterbitkan dalam jurnal JAMA Network Open.

Tim peneliti menginstruksikan para peserta sebanyak 25.781 orang untuk mengonsumsi 2.000 unit Internasional (IU) vitamin per hari. Jumlah tersebut jauh lebih besar daripada yang direkomendasikan Layanan Kesehatan Nasional (NHS) Inggris untuk diet harian.

NHS menjelaskan bahwa orang dewasa memerlukan 10 mikrogram vitamin D sehari, yang setara dengan 400 IU. Peserta dalam uji coba berusia 50 tahun atau lebih, dan bebas dari kanker pada awal penelitian.

Setelah mengikuti kohort selama rata-rata 5,3 tahun, tim peneliti menemukan bahwa suplemen vitamin D mengurangi risiko kanker metastatik atau fatal sebesar 17 persen. Kanker metastatik menggambarkan kanker yang telah menyebar dari tempat awalnya ke bagian tubuh yang jauh. Selain itu, risikonya turun bahkan lebih rendah, yakni 38 persen, pada orang dengan berat badan sehat.

"Untuk orang (berat badan yang sehat) yang berisiko terkena kanker (karena gaya hidup atau riwayat kanker keluarga), masuk akal untuk mengonsumsi suplemen vitamin D setiap hari mulai sekitar usia 50 tahun," jelas Harvard Medical School.

Baca Juga

Ini bukan penelitian pertama tentang hubungan antara vitamin D dan kanker. Studi sebelumnya menunjukkan bahwa orang yang memiliki  kadar vitamin D lebih tinggi di dalam darahnya tampaknya memiliki risiko kanker yang lebih rendah. Namun, Direktur Divisi Pencegahan Kanker, mengatakan studi semacam itu hanya menyoroti hubungan kanker dan vitamin D, bukan membuktikan sebab dan akibat.

"Inilah mengapa penting untuk mempertanyakan intuisi dan studi epidemiologi observasional serta mendanai uji coba skala besar," kata Kramer.

Selanjutnya, makalah penelitian lain juga mengindikasikan bahwa menambah vitamin D tidak mengurangi risiko kanker. Di sisi lain, ada beberapa sumber makanan yang baik untuk meningkatkan asupan vitamin D.

Sumber itu meliputi ikan berminyak (salmon, sarden, herring, dan mackerel), daging merah, hati, dan kuning telur. Makanan yang telah ditambahkan vitamin atau suplemen lain untuk meningkatkan nilai gizi (olesan lemak dan sereal untuk sarapan) juga dapat menjadi opsi.

 
Berita Terpopuler