Industri E-Book dan Buku Audio di Arab Saudi Terus Tumbuh

Membaca buku cetak masih menjadi pilihan yang paling disukai sebagian besar orang.

arab news
Pameran Buku Internasional Riyadh, salah satu acara budaya terbesar di kawasan Timur Tengah, akan dibuka pada 1 Oktober 2021 di Riyadh Front, Arab Saudi. Industri E-Book dan Buku Audio di Arab Saudi Terus Tumbuh
Rep: Zahrotul Oktaviani Red: Ani Nursalikah

IHRAM.CO.ID, RIYADH -- Seiring kemajuan teknologi, pecinta buku kini menemukan lebih banyak pilihan untuk mengkonsumsi literatur daripada hanya melalui kata-kata yang dicetak. Meskipun e-book dalam bahasa Arab jumlahnya jauh lebih sedikit daripada dalam bahasa Inggris, namun penerbit dan penerjemah berupaya menjembatani kesenjangan tersebut.

Baca Juga

Pada 2018, Amazon mengumumkan dukungan berbahasa Arab untuk pembaca elektronik Kindle. Hal ini seolah membuka pintu literatur ke khalayak yang jauh lebih besar.

Dari novel hingga buku pengembangan diri, biografi hingga puisi, serta banyak lagi, semakin banyak orang Arab menemukan cara yang terjangkau untuk memperoleh pengetahuan dalam e-book dan buku audio. Namun, membaca buku cetak masih menjadi pilihan yang paling disukai sebagian besar orang.

“Sejujurnya, menurut saya tidak ada masalah membaca buku di wilayah Arab seperti yang mungkin dipikirkan beberapa orang, sebanyak ada masalah dalam menjual buku,” kata CEO Neelwafurat yang berbasis di Beirut, Salah Chebaro, dikutip di Arab News, Jumat (6/1/2023).

Neelwafurat, salah satu toko buku daring terbesar di dunia Arab, adalah kata yang menggabungkan dua nama Arab dari sungai Nil dan Efrat. Toko buku tersebut menjual buku cetak dari penerbit Arab ke berbagai kota di seluruh dunia. Pihaknya menawarkan stok 15 ribu e-book untuk dijual yang dapat dibaca melalui aplikasi iKitab, serta 800 ribu buku cetak.

Chebaro menyebut jumlah buku bajakan yang diunduh bisa mencapai jutaan. Orang-orang disebut suka membaca, tetapi mereka tidak suka membayar untuk membaca.

“Kesulitan bagi penerbit, distributor, dan toko buku di dunia Arab adalah pengiriman (buku) dan logistik lainnya yang terkait dengan geografi wilayah Arab,” lanjut dia.

 

Misalnya, biaya pengiriman kiriman buku cetak dengan berat total 2 kilogram dari New York ke Los Angeles di AS kira-kira sama dengan, mengirimkannya dari Kairo ke Amman. Kondisi ini disebabkan oleh distribusi geografis wilayah Arab, yang membuat transportasi, pengiriman, ekspor dan impor menjadi lebih rumit dan mahal.

Menghemat biaya pengiriman adalah salah satu faktor utama di balik semakin populernya e-book di wilayah Arab. Faktor lain termasuk penghematan ruang yang dibutuhkan untuk menyimpan dan membawa buku cetak, serta kecepatan membeli buku secara daring, yang dapat diselesaikan dalam sekejap mata.

Meski beberapa orang terus mempertahankan preferensi mereka membaca kata yang dicetak, namun membaca di gawai memiliki banyak keuntungan. Dhuha Awad dari Yaman-Inggris, seorang fasilitator kreativitas yang tinggal di Dubai, mengatakan dia menyukai fungsi kamus dalam buku-buku digital berbahasa Inggris.

“Saya bisa mengetik kata yang saya cari, dan gawai akan menampilkan semua baris yang ada kata itu (di buku digital). Juga, saya tidak perlu membawa buku yang saya baca sepanjang waktu,” kata Awad.

Perpustakaannya terdiri dari buku digital dan cetak dalam jumlah yang kira-kira sama. Ia lebih memilih menggunakan format e-book untuk lebih menghemat waktu dan ruang fisik.

Baginya, ketika ia menyukai buku tertentu dan ingin orang lain membacanya, ia akan  memastikan memiliki bentuk fisiknya. Tapi jika ia tidak yakin, maka ia akan membeli format digital dulu.

Konsultan penerbitan digital dengan Liberty Education di Inggris, Mesir dan UEA, Ali Abdel Moneim Ahmed, menyebut pertumbuhan pasar e-book di kawasan Arab dipimpin oleh Arab Saudi, UEA dan Mesir. Semakin banyak penerbit menawarkan platform daring dengan buku versi digital, juga berkolaborasi dengan platform siap audio, seperti Storytel dan Audible.

 

"Penjualan e-book buku-buku klasik di pasar tiga negara Arab tersebut telah meningkat 14 persen (pada 2021). Terlepas dari publikasi daring yang meningkat hingga 50 persen,” ujarnya.

Meskipun penjualan e-book meningkat, masih ada ruang untuk pertumbuhan yang lebih besar lagi. Penjualan e-book merupakan sekitar 10 persen dari keseluruhan penjualan buku. Penjualan e-book global juga nilainya sangat besar, meskipun jumlahnya bervariasi di antara berbagai sumber dan situs web.

Menurut WordsRated, sebuah organisasi riset non-komersial yang berbasis di AS, pendapatan e-book global pada  2021 mencapai lebih dari 16,1 miliar dolar AS dan diperkirakan akan melampaui angka 18,7 miliar dolar AS pada 2026.

Statista, penyedia data pasar dan konsumen lain yang berbasis di AS, mengharapkan segmen e-book mencapai 13,6 miliar dolar AS pada 2022, dengan tingkat pertumbuhan tahunan yang diantisipasi sebesar 3,38 persen, mencapai lebih dari 16 miliar dolar AS pada 2027.

Jumlah pembaca e-book diperkirakan akan mencapai lebih dari 1,1 miliar pada 2027, dengan sebagian besar pendapatan diharapkan dihasilkan oleh AS. Negara ini adalah pasar buku terbesar di dunia, dengan pendapatannya diperkirakan mencapai miliaran dolar.

Hampir satu juta buku diterbitkan setiap tahun di AS, selain empat juta buku yang diterbitkan sendiri setiap tahun. Sebagai perbandingan, pendapatan pasar buku Arab berkisar antara 100 dan 150 juta dolar AS.

Menurut data yang dibagikan oleh Chebaro, hanya satu juta buku yang telah diterbitkan di wilayah Arab dalam lima dekade terakhir. Angka penerbitan di dunia Arab terkait dengan banyak faktor sosio-ekonomi, di antaranya adalah pendapatan individu.

 

“Saat ini, (tingkat) buku bajakan di kawasan Teluk lebih sedikit dibandingkan negara-negara lain seperti Mesir, Lebanon, Suriah, Yordania dan Irak. Buku bajakan adalah masalah besar dan (terkait) dengan pendapatan individu,” ucap Chebaro.

Perjalanan dunia sastra dan penerbit disebut masih panjang. Tapi secara keseluruhan, penjualan buku kertas meningkat, begitu juga dengan penjualan e-book. Tak satu pun dari mereka menggantikan yang lain, karena masing-masing memiliki pasar dan masing-masing memiliki pelanggan dan pembaca.

Arab Saudi menempati urutan teratas dalam daftar pembeli dan pembaca untuk buku digital dan cetak di dunia Arab. Ia menyebut kondisi ini diikuti oleh Kuwait, UEA, Qatar, Bahrain dan Aljazair.

Manajer penerbitan di toko buku digital Rufoof, Doha Al-Refai, menyampaikan buku-buku dengan tema fiksi, kesehatan mental dan harga diri, maupun biografi, menempati urutan teratas dalam daftar subjek yang menarik bagi pembaca Arab.

Toko yang menawarkan 25 ribu judul bahasa Arab dengan biaya berlangganan bulanan ini bertindak seperti semacam perpustakaan online, tidak menjual salinan buku digital atau cetak, melainkan memungkinkan pembaca membaca buku di situs web mereka.

“Kami tidak mendistribusikan atau menjual buku untuk pembaca. Kami mendistribusikan untuk penerbit,” kata Al-Refai.

Rufoof dipercaya telah memecahkan masalah untuk spektrum pembaca yang luas, di mana orang tidak perlu membeli buku, baik kertas maupun digital, tetapi dapat membaca sebanyak yang mereka inginkan sepanjang bulan. 

 
Berita Terpopuler