BRI Bagi Dividen Interim Rp 8,63 Triliun, Ini Jadwalnya

Investor pemegang saham BRI hingga 9 Jaunari 2022 berhak menerima dividen interim.

Akbar Nugroho Gumay/ANTARA
Investor memantau perdagangan saham melalui gawainya di Jakarta, Jumat (13/11/2020). PT Bank Rakyat Indonesia (Persero) Tbk akan membagikan dividen interim saham BBRI maksimal sebesar Rp 8,63 triliun atau Rp 57 per lembar saham.
Rep: Retno Wulandhari Red: Friska Yolandha

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- PT Bank Rakyat Indonesia (Persero) Tbk akan membagikan dividen interim saham BBRI maksimal sebesar Rp 8,63 triliun atau Rp 57 per lembar saham. Pembagian dividen interim ini telah diumumkan pada Keterbukaan Informasi pada Jumat, 30 Desember 2022. 

Baca Juga

Masyarakat yang memiliki saham BBRI di pasar regular dengan cumulative date (cum date) hingga Senin, 9 Januari 2023 berhak menerima dividen interim ini. Sementara cum date di pasar tunai dan recording date dijadwalkan hingga Rabu, 11 Januari 2023 dan payment date pada Jumat, 27 Januari 2023.

Direktur Keuangan BRI Viviana mengungkapkan, dengan sumber pertumbuhan baru yang terus diciptakan, saat ini BRI memiliki potensi untuk terus memberikan dividen yang optimal bagi pemegang saham.

“Hal ini dimulai dengan menetapkan 85 persen dividen payout ratio di tahun 2022 atas laba tahun 2021,” ungkap Viviana dikutip dari keterangan pers, Selasa (3/1/2023).

Keputusan BRI dalam membagikan dividen interim tersebut tak lepas dari kinerja cemerlang perseroan hingga akhir Kuartal III 2022. Hingga akhir September, BRI mampu menjaga pertumbuhan Kredit dan penghimpunan Dana Pihak Ketiga (DPK) yang solid dibarengi dengan kualitas asset yang terjaga dengan baik. Di sisi lain, BRI juga mampu menjaga likuiditas secara memadai serta permodalan yang cukup.

Dari aspek penyaluran kredit, hingga akhir September 2022, total kredit dan pembiayaan BRI Group tercatat sebesar Rp 1.111,48 triliun atau tumbuh 7,92 persen yoy. Secara khusus, portofolio kredit UMKM BRI tercatat meningkat sebesar 9,83 persen yoy dari Rp 852,12 triliun di akhir September 2021 menjadi Rp 935,86 triliun di akhir September 2022. Hal ini menjadikan proporsi kredit UMKM dibandingkan total kredit BRI terus meningkat, menjadi sebesar 84,20 persen.

 

Keberhasilan BRI dalam menjalankan fungsi intermediasi mampu diimbangi dengan manajemen risiko yang baik. Hal tersebut tercermin dari rasio NPL BRI secara konsolidasian yang manageable di level 3,09 persen.

Di sisi lain, BRI menyiapkan pencadangan yang cukup sebagai langkah antisipatif. NPL Coverage BRI tercatat sebesar 278,79 persen, meningkat dibandingkan dengan NPL Coverage di akhir Kuartal III tahun lalu yang sebesar 252,86 persen.

Dalam hal penghimpunan Dana Pihak Ketiga (DPK), BRI berhasil mencatatkan kinerja positif. Hingga akhir Kuartal III 2022, DPK BRI tercatat tumbuh positif menjadi Rp 1.139,77 triliun. Dana murah (CASA) menjadi pendorong utama pertumbuhan DPK BRI, meningkat sebesar 10,22 persen yoy.

 

Kemampuan BRI dalam menyalurkan kredit dan pembiayaan juga didukung dengan likuiditas yang memadai dan permodalan yang kuat. Hal ini terlihat dari LDR bank secara konsolidasian yang terjaga di level 88,51 persen dengan Capital Adequacy Ratio (CAR) sebesar 26,14 persen.

 
Berita Terpopuler