Penjelasan Ilmiah Mengapa Allah SWT Abadikan Laba-Laba dalam Alquran

Alquran mengabadikan laba-laba dalam satu surat khusus yaitu Al-Ankabut.

pxhere
Ilustrasi sarang laba-laba. Alquran mengabadikan laba-laba dalam satu surat khusus yaitu Al-Ankabut
Rep: Ratna Ajeng Tejomukti Red: Nashih Nashrullah

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA- Laba-laba merupakan salah satu binatang yang diabadikan dalam Alquran. Nama makhluk yang satu ini bahkan, dipilih untuk menjadi nama sebuah surat, yakni al-Ankabut (laba-laba).  

Baca Juga

Kata laba-laba, dalam surat al-Ankabut ada pada ayat ke-41. Ayat tersebut berbunyi: 

مَثَلُ الَّذِينَ اتَّخَذُوا مِنْ دُونِ اللَّهِ أَوْلِيَاءَ كَمَثَلِ الْعَنْكَبُوتِ اتَّخَذَتْ بَيْتًا ۖ وَإِنَّ أَوْهَنَ الْبُيُوتِ لَبَيْتُ الْعَنْكَبُوتِ ۖ لَوْ كَانُوا يَعْلَمُونَ

"Perumpamaan orang-orang yang mengambil pelindung-pelindung selain Allah SWT adalah seperti laba-laba yang membuat rumah. Dan sesungguhnya rumah yang paling lemah adalah rumah laba-laba kalau mereka mengetahui."

Prof Quraish Shihab dalam Tafsir al-Mishbah Volume 10  menjelaskan, ayat di atas menyamakan kaum musyrikin yang menjadi berhala-berhala sebagai pelindung dengan laba-laba yang membuat sarang sebagai pelindung. Sarangnya sangat lemah. Namanya saja rumah atau sarang.

Padahal, dia sama sekali tidak melindungi dari sengatan panas dan dingin. 

Sedikit gerakan akan membuat sarang itu  porak poranda. Sama dengan berhala yang namanya diberikan kaum musyrikin sebagai tuhan-tuhan. Padahal, mereka merupakan benda yang lemah.

Terlepas dari maknanya, secara sains, jaring laba-laba sebenarnya dianggap memiliki kekuatan dan daya elastis yang luar biasa. 

Sejumlah ahli zoologi menilai bahwa benang laba-laba lebih tahan lama dan elastis dibandingkan fiber terkuat buatan manusia. 

Namun, Allah SWT justru menyebut sarang atau jaring laba-laba adalah materi yang lemah dan rapuh. 

Penulis kenamaan Mesir, Musthafa Mahmud menyatakan,  benang laba-laba yang kuat berbeda setelah dia sudah membentuk jaring. 

Ayat di atas menyatakan bahwa jaring atau sarang laba-laba merupakan selemah-lemahnya rumah meski dibuat dari benang yang kuat. 

Faktanya, seperti dikatakan Prof Quraish Shihab, kita bisa dengan mudah menghancurkan sarang laba-laba dengan sekali sentuhan. 

Karena itu, ayat tersebut merupakan perumpamaan yang dibuat Allah SWT untuk menggambarkan kondisi kaum musyrik. 

Sebab mereka mengambil dan menyembah tuhan selain Allah SWT dan mengharapkan pertolongan dan kemurahan rezeki darinya. 

Keadaan kaum musyrik, menurut Allah SWT, tak ubahnya seperti sarang atau rumah laba-laba yang lemah dan rapuh. 

Oleh karena itu, bila mereka mengetahui dan menyadari keadaannya, tentu mereka tidak akan meminta pertolongan, selain kepada Allah SWT. 

Baca juga: 7 Fakta Seputar Dajjal dan 6 Amalan yang Dianjurkan untuk Menghadapinya

Surah al-Ankabut ayat 41 merupakan sebuah perenungan yang hanya dapat dipahami oleh mereka yang berilmu dan senantiasa bertawakal kepada-Nya. Walaupun di surat al-Ankabut ayat 41 rumah atau sarang laba-laba disebut sebagai materi yang rapuh dan lemah, Allah SWT justru memerintahkan seekor laba-laba untuk membuat sarang guna melindungi Nabi Muhammad SAW dan Abu Bakar dari kejaran kaum kafir. 

Hal itu menandakan bahwa Allah SWT memiliki kuasa terhadap segala ciptaan-Nya. Yang lemah dan rapuh dapat Dia kuatkan, begitupun sebaliknya. 

Sementara itu, bila dibanding dengan rambut manusia, helai laba-laba jauh lebih tipis. Dia ibarat tali dengan benang. 

Profesor Emeritus Teknik Mesin asal Universitas Houston, Amerika Serikat, John Lienhard menjelaskan, diameter benang yang merangkai rumah laba-laba ternyata 30 lebih kecil. 

Dengan segala kelemahannya itu, benang laba-laba bisa membantang hingga 140 kali dari panjangnya. Dia pun punya struktur material yang sangat kuat. Lienhard bahkan menyebut jaringnya memiliki kekuatan yang lebih dari material baja. 

Laba-laba memiliki enam spigot untuk memutar sutra. Spigotitu mencampur cairan untuk mengatur komposisi. 

Mereka dapat membuat satu jenis sutra untuk menangkap lalat dan membuat benang lainnya untuk membentuk parasut yang bisa membawa mereka ke angin. 

Mushtafa Mahfud, seorang peneliti Mesir menjelaskan, pembuat sarang laba-laba berjenis kelamin betina. 

Setelah berhubungan seks dengan pejantannya, dia akan langsung membenci dan berusaha membunuhnya. Sementara itu, telur-telur laba- laba yang menetas itu pun tindih-menindih dan sebagian di antaranya mati. 

Alquran menjelaskan bahwa sarang laba-laba bak rumah yang rapuh. Kata 'auhan' diambil dari kata 'wahn' yang berarti lemah atau rapuh. 

Kelemahan sarang laba-laba untuk menjadi tempat perlindungan sepintas terlihat sangat menonjol. Anda dapat menghancurkan sarang itu hanya dengan satu jari. 

Quraisy Shihab mengutip Musthafa Mahmud menjelaskan, benang-benang yang dihasilkan laba-laba memang jauh lebih kuat dari baja dalam kadar yang sama. 

Di sisi lain, dia lebih lentur dari sutra. Karena itu, apa yang dimaksud ayat di atas bukan kepada benang atau material yang membentuknya. Predikat rapuh itu ditujukan kepada sarang atau rumah laba-laba. 

Baca juga: Alquran Menggetarkan Hati Mualaf Monica Witt, Mantan Intelijen Amerika Serikat

Kelemahan rumah laba-laba bukan pada unsur atau struktur bangunannya. Kalau itu yang dijadikan patokan, rumah laba-laba adalah rumah paling kuat. Kelemahannya ada pada fungsi utama sebuah rumah. 

Sebuah rumah mempunyai fungsi utama untuk melindungi penghuninya. Pada sarang laba-laba rumah itu tidak melindunginya sama sekali dari hujan, panas, angin. 

Quraisy menjelaskan, ayat di atas bermaksud menggambarkan kelemahan sarang laba-laba. Sikap kaum musyrikin yang menjadikan berhala-berhala sebagai pelindung disamakan dengan sarang laba- laba. 

Sarangnya tidak melindungi dari sengatan panas dan dingin. Sedikit gerakan yang menyentuh sarang itu akan porak poranda dengan hanya sentuhan tangan.

Dalam Buku Pintar Sains dalam Alquran tulisan Nadiah Thayyarah menyebut baru-baru ini terungkap bahwa jaring laba-laba tidak bisa bertahan lebih dari satu malam. Setelah semalam jaring ini tidak lagi dapat digunakan untuk berburu mangsa. Ini karena zat pelengketnya sudah kering.

 

Perumpamaan ini sama dengan berhala-berhala kaum musyrikin. Dia hanya memiliki nama yang diberikan kaum musyrikin sebagai tuhan-tuhan. Tapi, dia sama sekali tidak memiliki sifat ketuhanan. Dia pun tak mempunyai perlindungan dan tidak bisa memberi perlindungan.   

 
Berita Terpopuler