Ribuan Penggemar Bacakan Syahadat di Pertandingan Maroko Vs Prancis

Mereka menyindir Presiden Prancis Emmanuel Macron yang hadir dalam laga tersebut.

EPA-EFE/Georgi Licovski
Reaksi Antoine Griezmann (Tengah) dari Prancis dan Jawad El Yamiq dari Maroko setelah semifinal Piala Dunia FIFA 2022 antara Prancis dan Maroko di Stadion Al Bayt di Al Khor, Qatar, Kamis (15/12) dini hari WIB. Ribuan Penggemar Bacakan Syahadat di Pertandingan Maroko Vs Prancis
Rep: Alkhaledi Kurnialam Red: Ani Nursalikah

REPUBLIKA.CO.ID, DOHA -- Ribuan penggemar Muslim yang menghadiri pertandingan semifinal sepak bola antara Maroko melawan Prancis di Piala Dunia Qatar membacakan syahadat. Mereka membacakan lafaz syahadat sebagai penegasan cinta kepada Nabi Muhammad SAW dan menyindir Presiden Prancis Emmanuel Macron yang hadir dalam laga tersebut.

Baca Juga

“Tidak ada tuhan selain Allah dan Muhammad adalah utusan-Nya” sorak para penggemar di sekitar tribun stadion di kota Al Khor, Qatar saat pertandingan Piala Dunia dengan bahasa Arab.

Insiden itu terjadi beberapa kali sepanjang pertandingan setelah seruan para aktivis untuk 'mengguncang stadion' dengan cinta Nabi Muhammad untuk menyampaikan pesan kepada Macron. Macron bertemu dengan Sheikh Tamim bin Hamad Al Thani dari Qatar pada hari sebelumnya dan melakukan pit stop di Souq Waqif tradisional hanya beberapa jam sebelum pertandingan.

Dilansir dari Doha News, Rabu (14/12/2022), langkah yang dilakukan para penggemar ini sebagai respons dari seruan influencer media sosial Mahmoud Al Hasanat di Twitter untuk mendesak penggemar Muslim untuk bergabung dalam pertunjukan solidaritas.

“Saya berharap mendengar dari para penggemar Maroko di pertandingan Prancis-Maroko, mengirimkan doa kepada Nabi, semoga Tuhan memberkati dia dan beri dia kedamaian, saat mereka mengguncang tribun."

Seruannya untuk bertindak digaungkan oleh Boutaina Azzabi Ezzaouia, penulis dan mantan karyawan Jaringan Media Aljazirah, yang membagikan tweet Al Hasanat yang sekarang sudah dihapus.

“Rekan-rekan Maroko yang terhormat angkat suara Anda, Sallu ala Nabi Mohammed, pertandingan mendatang melawan Prancis. Biarkan Presiden Emmanuel Macron dan rombongannya tahu bahwa kita tidak membiarkan siapa pun menghina Nabi kita tercinta,” tulisnya dalam sebuah posting Instagram pada Senin.

 

Islamofobia di Prancis

Prancis telah lama menghadapi pengawasan internasional atas sentimen anti-Arab dan Islamofobia di kalangan politisi dan tokoh masyarakatnya. Presiden Prancis Macron sendiri mengklaim bahwa Islam adalah agama dalam krisis dan telah memimpin undang-undang anti-separatisme Paris yang kontroversial, yang menurut kelompok hak asasi manusia telah digunakan untuk menargetkan minoritas, terutama Muslim. Karena aturan itu, puluhan masjid Prancis telah digerebek dan ditutup.

Macron juga dengan gigih membela karikatur xenofobia yang diproduksi oleh media Prancis, dengan mengatakan Prancis tidak akan menyerah pada kartun.

Menjelang Piala Dunia, orang Arab kembali menjadi sasaran media Prancis, dengan sebuah berkas yang diterbitkan oleh sebuah surat kabar kontroversial yang membidik Qatar Pengguna media sosial menyebut surat kabar Prancis Le Canard Enchaîné karena rasisme dan Islamofobia yang kurang ajar setelah menerbitkan karikatur yang menggambarkan orang Arab dalam seragam sepak bola sebagai teroris.

Gambar serupa telah terlihat sebelumnya di majalah satir Prancis Charlie Hebdo, yang mengolok-olok Nabi Muhammad, menggambarkan seorang menteri Prancis berkulit hitam sebagai monyet dan mengejek kematian balita Suriah Aylan Kurdi.

 
Berita Terpopuler