Rusia: Tak Ada Agenda Gencatan Senjata di Ukraina Saat Tahun Baru

Rusia sebut belum ada usulan gencatan senjata dengan Ukraina.

AP Photo
Juru bicara Kremlin Dmitry Peskov berbicara kepada wartawan di Moskow, Rusia, pada 23 Desember 2021. Peskov menyebut belum ada agenda untuk gencatan senjata dengan Ukraina pada Natal 2022.
Red: Reiny Dwinanda

REPUBLIKA.CO.ID, MOSKOW -- Juru bicara Kremlin Dmitry Peskov mengatakan Rusia belum menerima usulan apa pun tentang kemungkinan gencatan senjata di Ukraina pada saat Tahun Baru. Hal itu disampaikannya dalam pengarahan pers di Moskow pada Rabu (14/12/2022).

"Belum ada proposal (gencatan senjata) yang diterima dari siapa pun, tidak ada topik itu dalam agenda," ujar dia.

Peskovjuga menolak berkomentar mengenai kemungkinan pengiriman sistem pertahanan rudal Patriot AS ke Ukraina. Menurutnya, kabar itu berasal dari pemberitaan media massa, bukan sumber resmi.

"Saya belum akan mengomentarinya, karena ini semua adalah laporan media. Saat ini, laporan media tidak dapat diandalkan, jadi kami akan menunggu beberapa informasi resmi," kata dia.

Di sisi lain, Peskov menegaskan bahwa sistem Patriot akan menjadi target serangan yang sah, sama seperti pendapat Wakil Kepala Dewan Keamanan Rusia Dmitry Medvedev. Peskov juga menolak untuk merespons isu pembatasan harga minyak Rusia yang dikampanyekan oleh Uni Eropa, sebagai sanksi atas invasi Moskow ke Kiev yang telah berlangsung selama hampir 10 bulan.

Peskov mengatakan Presiden Rusia akan segera mengeluarkan pernyataan mengenai masalah tersebut. Sementara itu, Presiden Ukraina Volodymyr Zelenskyy telah mendesak Rusia untuk mulai menarik pasukannya saat Natal, menurut laporan media lokal pada Senin (12/12/2022).

Baca Juga

Berbicara pada konferensi video di KTT G-7, Zelenskyy mendesak Rusia untuk setidaknya mencoba membuktikan bahwa dia mampu meninggalkan agresi menjelang Natal, menurut kantor berita milik pemerintah Ukraina, Ukrinform.

"Ini adalah waktu bagi orang normal untuk berpikir tentang perdamaian, bukan agresi," kata Zelenskyy.

"Jika Rusia menarik pasukannya dari Ukraina, itu akan memastikan penghentian permusuhan yang langgeng," ujar Zelenskyy.

Dia berpendapat bahwa jawaban Rusia atas panggilan tersebut akan menunjukkan apa yang benar-benar diinginkan Rusia – perdamaian atau perang.

"Orang yang membawa perang ke kita harus menariknya lagi," kata dia.

 
Berita Terpopuler