Kebiasaan Mengedipkan Mata dengan Cepat Bisa Jadi Tanda Awal Alzheimer

Berkedip dengan kecepatan yang tak biasa dikaitkan dengan gejala alzheimer.

Republika
Penderita Alzheimer (Ilustrasi). Mengedipkan mata dengan cepat bisa mengisyaratkan tanda awal alzheimer.
Rep: Shelbi Asrianti Red: Reiny Dwinanda

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Ada sejumlah ekspresi wajah, termasuk mengedipkan mata dengan cepat, yang bisa mengisyaratkan tanda awal alzheimer. Bagi pengidapnya, penyakit progresif tersebut menghancurkan memori dan fungsi mental penting lainnya.

Pada 2014, penelitian yang diterbitkan dalam International Journal of Psychophysiology menilai hubungan antara tingkat kedipan mata dan gangguan kognitif ringan (MCI). Temuan mengusulkan bahwa peningkatan aktivitas dopamin yang tidak normal sebagian bertanggung jawab atas ketidakseimbangan neurotransmitter pada pasien.

"Temuan ini menunjukkan bahwa tingkat kedipan mata yang tinggi secara tidak normal dapat menjadi penanda potensial transisi dari penuaan yang sehat ke demensia," ungkap para peneliti dalam studinya, dikutip dari laman Express, Rabu (14/12/2022).

Tim periset menarik kesimpulan setelah meninjau kondisi 36 orang dewasa yang lebih tua yang mengidap MCI, dan 33 orang yang sehat. Tingkat kedipan mata dicatat dalam kondisi istirahat menggunakan elektroda kulit di atas dan di bawah mata kiri.

Temuan menunjukkan bahwa peserta dengan MCI menunjukkan tingkat kedipan yang jauh lebih tinggi daripada kelompok sehat. Studi yang digagas adalah salah satu dari banyak yang menunjukkan bahwa penurunan kognitif terkait dengan peningkatan ekspresi wajah.

Selain berkedip dengan kecepatan tidak biasa, ekspresi wajah lain yang perlu diwaspadai termasuk mengerutkan kening, tampak ketakutan, meringis, dan kerap memejamkan mata. Ekspresi fisik lain termasuk postur tubuh yang kaku, oleng, atau perubahan pola berjalan.

Baca Juga

Sering kali, penerita alzheimer duduk dengan mata tertutup dalam waktu lama karena kondisinya semakin parah karena kelelahan. Menurut badan kesehatan Dementia Care International, gejala itu lebih mungkin terjadi pada pasien alzheimer stadium empat.

Pada tahap keempat, pengidap demensia mungkin benar-benar menutup diri dari dunia luar. Mereka mungkin duduk di kursi atau berbaring di tempat tidur menatap lurus ke depan atau menutup mata.

Mereka mungkin tidak merespons ketika seseorang masuk ke kamar atau berbicara kepada mereka. Everyday Health menunjukkan bahwa perubahan ekspresi wajah bahkan dapat terjadi pada tahap awal penyakit.

Badan kesehatan itu mencatat bahwa pasien mungkin membuat ekspresi wajah yang tidak sesuai dengan situasi yang mereka alami. Itu menambahkan bahwa ekspresi wajah dapat mencerminkan perasaan cemas, depresi, gelisah, bingung, atau kurangnya perasaan.

 
Berita Terpopuler