Seperti Apa Kebiasaan Investasi Orang Indonesia?

Reksadana menjadi instrumen investasi yang paling banyak dipilih saat ini.

network /Vidita
.
Rep: Vidita Red: Partner

Unsplash/Micheile Dot Com

Fenomena pandemi Covid-19 yang berlangsung sejak 2020 telah menjadi salah satu momentum pendorong bagi masyarakat Indonesia untuk lebih menyadari pentingnya memiliki perencanaan keuangan. Termasuk juga, dana darurat, asuransi kesehatan, hingga investasi.

Pada 24-28 Oktober 2022, Populix melakukan survei secara daring melalui aplikasi terhadap total 1.038 responden laki-laki dan perempuan berusia 18-55 tahun di Indonesia. Survei ini dilakukan untuk melihat sejauh mana kesadaran dan perilaku masyarakat Indonesia dalam berinvestasi.

Tak ketinggalan, rencana investasi mereka di masa depan. Laporan survei yang berjudul “Insights and Future Trends of Investment in Indonesia” ini menunjukkan bahwa masyarakat Indonesia ternyata telah memiliki kesadaran yang lebih baik dalam berinvestasi.

Mayoritas atau sekitar 72 persen responden yang disurvei mengatakan, saat ini mereka telah mulai berinvestasi. Terutama, di kalangan generasi millennial.

Angka tersebut meningkat apabila dibandingkan dengan survei Populix pada Januari 2021 yang mengungkap bahwa hanya ada kurang dari setengah responden (44 persen) yang telah mulai berinvestasi. “Survei tersebut menunjukkan, semakin banyak masyarakat Indonesia, terutama generasi muda, yang kini melek akan investasi," ujar Co-Founder dan CEO Populix, Dr Timothy Astandu.

Dok Populix

Menurutnya, kehadiran berbagai aplikasi investasi di Tanah Air juga ikut mendorong inklusivitas kepada anak muda untuk mulai berinvestasi. Di mana hal ini terlihat juga dari mayoritas responden yang memilih untuk menjalankan investasi melalui aplikasi.

Selain itu, sebelum memutuskan untuk berinvestasi, survei juga menunjukkan bahwa para responden ini telah mempertimbangkan aspek-aspek kondisi keuangan mereka. Mulai dari, kejelasan informasi, hingga profil risiko dari masing-masing instrumen investasi.

Artinya, saat ini mereka sudah memiliki kesadaran dan literasi keuangan yang lebih baik sebelum memulai untuk berinvestasi. Timothy mengungkapkan, mayoritas responden atau sekitar 64 persen dari segala rentang usia, memiliki tujuan utama berinvestasi untuk mempersiapkan dana darurat.

Secara khusus, lanjut dia, jika melihat perilaku berinvestasi dari setiap generasi, survei menunjukkan bahwa selain untuk mempersiapkan dana darurat, Gen Z dan milennial cenderung berinvestasi untuk mendapatkan penghasilan tambahan. Sementara para Gen X, berinvestasi untuk mengumpulkan dana pensiun.


Instrumen Favorit

Unsplash/Tawfiqu Bharbuiya

Reksa dana ternyata masih menempati instrumen investasi paling banyak dipilih oleh masyarakat Indonesia sejak 2021. Selain itu, instrumen investasi lain yang saat ini juga banyak dipilih, meliputi perhiasan emas (46 persen), saham (32 persen), logam mulia (30 persen), deposito (29 persen), properti (21 persen), hingga kripto (20 persen).

Menariknya, Gen Z cenderung memilih investasi dalam bentuk reksa dana, sementara millennial dan Gen X lebih tertarik untuk berinvestasi pada perhiasan emas. Instrumen investasi yang terdaftar di Otoritas Jasa Keuangan (OJK) dan memiliki profil risiko rendah, menjadi dua alasan utama para responden dalam memilih instrumen investasi yang dituju.

Untuk mencari informasi seputar instrumen investasi, sebagian besar atau sekitar 68 persen masyarakat Indonesia memanfaatkan media sosial, khususnya YouTube dan Instagram. Selain itu, mereka juga mencari informasi resmi dari OJK, teman atau rekan kerja, situs resmi institusi keuangan, dan influencer.


Platform Investasi Pilihan

Unsplash/Austin Distal

Dalam berinvestasi, lima dari 10 responden mengatakan mereka menyisihkan sebagian dana dari pendapatan rutin serta tabungan mereka. Di antara 54 persen responden mengaku, mengalokasikan anggaran dari pendapatan rutin, dan mayoritas menyisihkan sekitar Rp 100 ribu hingga Rp 250 ribu pendapatan mereka.

Di sisi lain, responden juga mengalokasikan lima sampai 10 persen untuk sumber dana investasi dari pendapatan lainnya, seperti tabungan, bonus atau penghasilan tambahan, THR, dana dari keluarga, dana darurat, dan hasil penjualan aset. Para responden juga cenderung berinvestasi melalui platform aplikasi, bank, atau bahkan keduanya.

Sebesar 71 persen responden memilih untuk berinvestasi melalui aplikasi karena kemudahan dalam satu aplikasi, ketentuan investasi yang tidak rumit, serta hanya membutuhkan modal yang relatif kecil. Bibit, merupakan aplikasi investasi yang digunakan oleh setengah lebih responden. Kemudian, diikuti DANAeMAS, Ajaib, Tokopedia, dan OVO Invest.

 
Berita Terpopuler