Kamera Super Dingin Teleskop James Webb Kembali ke Mode Sains

Kamera super dingin James Webb sempat mengalami masalah teknis.

NASA, ESA, CSA, STScI via AP
Gambar kombinasi ini disediakan oleh NASA pada hari Rabu, 19 Oktober 2022, menunjukkan Pilar Penciptaan seperti yang dicitrakan oleh Teleskop Luar Angkasa Hubble NASA pada tahun 2014, kiri, dan oleh Teleskop James Webb NASA, kanan. Tampilan cahaya inframerah-dekat baru dari Teleskop Luar Angkasa James Webb membantu kita mengintip lebih banyak debu di wilayah pembentuk bintang, menurut NASA.
Rep: Noer Qomariah Kusumawardhani Red: Dwi Murdaningsih

REPUBLIKA.CO.ID,  BALTIMORE -- Kamera super dingin (supercold camera) Teleskop Luar Angkasa James Webb (JWST) yakni Mid-Infrared Instrument (MIRI), kembali dalam mode sains penuh. Kamera ini sempat mengalami masalah teknis pada roda kisinya dan memaksa para ilmuwan untuk menghentikan beberapa pengamatan.

Baca Juga

Roda kisi pada Medium Resolution Spectrometer (MRS) dari MIRI Teleskop Luar Angkasa James Webb memungkinkan para astronom untuk memilih di mana panjang gelombang diaktifkan untuk mengamati alam semesta. Roda, yang digunakan hanya dalam satu dari empat mode pengamatan MIRI, mulai menunjukkan tanda-tanda pergeseran pada Agustus. Hal ini memaksa tim misi untuk menangguhkan pengamatan dalam mode yang terpengaruh.

Setelah berminggu-minggu meneliti dari jarak jauh, para insinyur menyimpulkan penyebab masalah tersebut. Para insinyur sekarang telah memberikan lampu hijau untuk mode spektroskopi yang terpengaruh untuk melanjutkan operasi. Para insinyur sedang mengembangkan serangkaian rekomendasi tentang cara menggunakan roda yang terpengaruh dengan aman. 

“Tes teknik yang menunjukkan parameter operasional baru untuk mekanisme roda kisi berhasil dilakukan pada 2 November 2022,” kata Institut Sains Teleskop Luar Angkasa (STScl) di Baltimore, yang bertanggung jawab atas operasi Webb,  dilansir dari Space, Rabu (9/11/2022).

 

MIRI melanjutkan pengamatan sains MRS, termasuk memanfaatkan kesempatan unik untuk mengamati wilayah kutub Saturnus.

Kamera super dingin telah menunjukkan kekuatannya dengan serangkaian gambar yang menakjubkan termasuk jepretan Pilar Penciptaan (Pillars of Creation) yang ikonik. Gambar ini mengungkapkan formasi berdebu yang rumit dalam detail yang menakutkan.

MIRI, spesialis dalam mendeteksi panjang gelombang inframerah-tengah (mid-infrared wavelengths), membutuhkan suhu terdingin dari semua instrumen Webb untuk beroperasi secara akurat. Sementara tiga instrumen lainnya yakni NIRCam, NIRSpec, dan FGS/NIRISS bergantung pada lokasi teleskop dan pelindung matahari raksasanya untuk mempertahankan suhu minus 369,4 derajat Fahrenheit (minus 223 derajat Celsius).

MIRI membutuhkan cryocooler tambahan untuk mencapai suhu yang lebih dingin lagi yakni minus 447 derajat F (minus 266 derajat Celsius). Lantaran MIRI mendeteksi cahaya inframerah, yang pada dasarnya adalah panas, suhu yang lebih tinggi sekecil apapun akan menurunkan sensitivitas pengukurannya.

 
Berita Terpopuler