Banjir Bandang Kembali Terjang Wilayah Pesisir Selatan Trenggalek

Banjir bandang sudah dua kali dalam sepekan ini landa pesisir selatan Trenggalek.

ANTARA/Destyan Sujarwoko
Tim SAR gabungan mengevakuasi anak-anak yang rumahnya terjebak banjir bandang di wilayah Kelurahan Kelutan, Kota Trenggalek, Jawa Timur, Selasa (18/10/2022). Banjir bandang kembali menerjang wilayah pesisir selatan Trenggalek, Sabtu (5/11/2022) malam hingga Ahad pagi.
Red: Reiny Dwinanda

REPUBLIKA.CO.ID, TRENGGALEK -- Banjir bandang kembali menerjang sejumlah wilayah kawasan pesisir selatan Kabupaten Trenggalek, Jawa Timur, Sabtu (5/11/2022) hingga Ahad pagi. Air bah dengan ketinggian hingga satu meter merendam ratusan rumah di tiga desa di Kecamatan Munjungan akibat luapan air Sungai Bungur, Sentolo dan Sungai Tawing.

Banjir kiriman dari wilayah pegunungan yang dipicu hujan deras menjadi semakin parah karena air laut sedang pasang. Akibatnya, aliran sungai menuju muara menjadi tidak lancar.

"Banjir mulai terjadi tengah malam, sekitar pukul 24.00 WIB dan berangsur surut pada pagi harinya," kata Camat Munjungan Yusuf Widharto dikonfirmasi awak media, Ahad (6/11).

Belum ada laporan korban jiwa. Hingga berita ini ditulis, Widharto mengatakan tim gabungan masih melakukan identifikasi di lapangan. Widharto menjelaskan pihaknya belum memiliki laporan warga mengungsi.

Baca Juga

"Karena kejadiannya baru tadi malam, jadi masih dicek dan didata dulu di lapangan kondisinya seperti apa," katanya.

Banjir bandang ini merupakan yang kedua dalam sepekan terakhir. Banjir serupa sebelumnya juga melanda wilayah Kecamatan Munjungan pada Jumat (4/11).

Pada saat kejadian pertama, sebanyak empat desa terdampak banjir dan longsor. Desa-desa yang terendam saat itu meliputi Desa Tawing, Bangun, Munjungan, dan Bendoroto.

Banjir yang merendam hampir seharian kala itu mengakibatkan konektivitas infrastruktur jembatan banyak yang terputus, selain ratusan rumah terendam hingga ribuan jiwa terdampak. Infrastruktur jembatan yang rusak itu, di antaranya akses penghubung Kecamatan Munjungan dan Kecamatan Watulimo. Jembatan di jalur antarkecamatan ini putus total.

Selain banjir, longsor juga sempat menutup akses jalan utama ke Munjungan melalui Kecamatan Kampak. Bencana itu sempat membuat warga Kecamatan Munjungan terancam terisolasi, karena akses keluar yang tersisa hanya bisa ditempuh melalui jalur Munjungan-Panggul dengan jarak tempuh memutar cukup jauh. Infrastruktur di jalur itu juga masih rusak parah.

Selain di wilayah Munjungan, banjir pada Jumat dini hari itu juga terjadi di Kecamatan Watulimo. Sebanyak empat desa terdampak, yakni Desa Tasikmadu, Sawahan, Prigi, dan Karanggandu.

Akibat yang ditimbulkan di antaranya terputusnya jembatan satu-satunya penghubung antardusun di wilayah Desa Sawahan. Sebanyak 3.200 jiwa terisolasi hingga akhirnya warga membuat jembatan darurat dari bambu.

Ada delapan desa dari dua kecamatan itu terdampak banjir pada Jumat lalu. Sementara itu, kemarin malam ada tiga desa terdampak banjir di Kecamatan Munjungan meliputi Desa Munjungan, Tawing, dan Masaran.

"Di Munjungan, air Sungai Bungur meluap ke jalan hingga permukiman dengan ketinggian kurang lebih satu meter, Sungai Sentolo di Tawing juga sama dan sungai di Masaran, kondisinya juga sama meluap," kata Sekretaris BPBD Trenggalek, Tri Puspita Sari.

 
Berita Terpopuler