Penderita Strok Punya Peluang untuk Pulih Total, Ini Syaratnya

Periode emas pemulihan penderita strok sekitar enam bulan pertama.

Republika/Gumanti Awaliyah
Program rehabilitasi pasien strok untuk melatih berjalan dan menjaga keseimbangan. Gejala sisa akan lebih berat pada penderita strok yang terlambat mendapat pertolongan medis.
Red: Reiny Dwinanda

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA --  Penderita strok bisa pulih total atau memiliki gejala sisa yang minimal. Apa syaratnya?

"Seandainya kita bisa membawa pasien dengan segera ke rumah sakit, kemungkinan dia bisa pulih total atau memiliki gejala sisa yang minimal sekali sehingga tidak mengganggu aktivitas sehari-hari," ungkap dokter spesialis saraf Mohammad Kurniawan dalam webinar HUT RS Cipto Mangunkusumo ke-103 tahun yang diikuti secara daring di Jakarta, Kamis (3/11/2022).

Peluang itu, menurut dr Kurniawan, jauh lebih besar ketimbang penderita strok yang terlambat dibawa ke rumah sakit. Gejala sisa akan lebih berat pada penderita strok yang telat mendapat pertolongan medis, seperti masih ada gangguan bicara dan lemas separuh badan.

Ketika merawat penderita strok, dokter akan memberikan obat pengencer darah. Obat lain juga diberikan sesuai faktor risiko pasien.

"Kalau pasien yang ada darah tinggi, kami kasih obat darah tingginya, kalau ada diabetes atau penyakit gula, kami kita kasih obat diabetes," ucapnya.

Selain pemulihan dengan obat-obatan, penderita strok juga bisa dipulihkan dengan rehabilitasi atau neuro restorasi. Ini dapat mempercepat pemulihan pasien dengan gangguan motorik, gangguan bicara, atau gangguan kognitif. Rehabilitasi bisa dilakukan sekitar enam bulan sampai satu tahun.

"Biasanya, kita punya periode emas sekitar enam bulan untuk proses pemulihan kalau pasien memiliki gejala sisa," kata dr Kurniawan.

Baca Juga

Harapan untuk pulih dan kembali aktif, menurut dr Kurniawan, masih sangat besar jika pasien rutin mengonsumsi obat yang disarankan dan menjauhi risiko strok berulang. Di samping itu, pasien juga harus semangat menjalani rehabilitasi.

Tidak hanya untuk orang lain, dr Kurniawan juga mengatakan penting untuk mengenali gejala strok yang muncul pada diri sendiri. Segara berobat ke rumah sakit jika mengalaminya.

Deteksi gejala stroke dengan metode FAST - (Republika)


Jika tidak memungkinkan, kontak ambulans untuk dirujuk ke rumah sakit yang menyediakan layanan dokter saraf dan CT scan. Dr Kurniawan mengatakan di samping mengetahui gejala dan pengobatan strok, menjaga pola hidup sehat tetap penting sebagai pencegahan.

"Jangan lupa mencegah lebih baik daripada mengobati. Tetap olahraga, tidur cukup, makan makanan bergizi seimbang, dan periksakan diri jangan-jangan ada hipertensi, diabetes yang merupakan faktor risiko strok agar tidak terkena strok," ucapnya.

 
Berita Terpopuler