Pakar Oxford: SARS-CoV-2 Penyebab Gelombang Awal Pandemi Sudah Memudar, Jadi Lebih Ringan

Virus penyebab gelombang pertama Covid-19 bisa membuat orang alami pneumonia.

www.pixabay.com
Covid-19 (ilustrasi). Tidak seperti SARS-CoV-2 asli yang mengusik di awal pandemi, varian omicron mendatangkan gejala yang tidak terlalu parah.
Rep: Desy Susilawati Red: Reiny Dwinanda

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Pakar dari Oxford University, Prof Sir John Bell, mengatakan virus penyebab Covid-19 seperti yang kita ketahui pada tahun 2020 kini tidak ada lagi. Virus menakutkan yang mengakibatkan gelombang pertama telah memudar menjadi virus yang lebih ringan seperti virus penyebab flu.

Prof Bell mengatakan sebagian besar orang Inggris tidak perlu lagi takut tertular SARS-CoV-2. Angka dari Kantor Statistik Nasional (ONS) menunjukkan gelombang musim gugur tampaknya telah mencapai puncaknya.

"Penyakit yang kita semua takuti pada tahun 2020, pneumonia mengerikan yang menempatkan orang di unit perawatan intensif, pada dasarnya tidak ada lagi," ujar Prof Bell, seperti dilansir dari laman The Sun, Selasa (25/10/2022).

Prof Bell meyakini bahwa meskipun kena Covid-19 dan orang-orang akan merasa sedikit sakit, gejalanya akan mirip seperti flu. Penderitanya mungkin akan merasa tidak enak badan dan harus istirahat di tempat tidur.

"Tapi saya pikir, kita sepertinya tidak akan memiliki masalah seperti yang kita alami di masa lalu," kata Prof Bell yang menjadi penasihat para menteri pada awal pandemi.

Prof Bell mengatakan varian omicron yang gejalanya tidak terlalu parah dan kekebalan yang didapat masyarakat dari vaksin maupun penularan virus telah memangkas risiko keparahan Covid-19. Itu terjadi ketika ONS mengatakan dua juta orang Inggris memiliki virus corona pada pekan pertama Oktober, tetapi kenaikan kasus belakangan ini telah melambat.

Baca Juga

Selama masa terburuk dalam pandemi di Inggris, tepatnya saat musim libur Natal 2020, lebih dari 34 ribu orang dirawat di rumah sakit dan sekitar 4.000 lainnya masuk dalam perawatan intensif. Gelombang terbaru memuncak dengan 10.500 pasien rumah sakit, sebanyak dua pertiga di antaranya dirawat karena kondisi selain Covid-19, dan hanya 220 dalam perawatan intensif.

"Anda akan mendapatkan orang tua yang lemah dirawat di rumah sakit dan saya pikir vaksin adalah cara yang baik untuk mengurangi risiko itu," ujar Prof Bell.

National Health Service (NHS) di Inggris kini telah meluncurkan lebih dari 10 juta dosis booster untuk mengadang omicron demi mencegah gelombang musim dingin yang mematikan. Vaksin yang diperbarui adalah kunci untuk menjaga orang tua yang berisiko tinggi tidak sampai sakit parah.

Direktur vaksin NHS Inggris, Steve Russell, mengatakan bahwa pihaknya terus mendorong semua orang yang memenuhi syarat yang belum menerima tawaran booster Covid atau suntikan flu untuk mendapatkannya. Itu penting di tengah ancaman twindemic dari kedua virus yang beredar musim dingin ini.

 
Berita Terpopuler