Prancis Resmikan Monumen Penghormatan untuk Anjing Pahlawan

Sebagai pengakuan atas mitra berkaki empat, Prancis meresmikan monumen untuk anjing

skynews
Sebagai pengakuan atas mitra berkaki empat, Prancis meresmikan sebuah peringatan yang memberi penghormatan kepada semua “anjing pahlawan sipil dan militer”
Rep: Dwina Agustin Red: Esthi Maharani

REPUBLIKA.CO.ID, SUIPPES -- Dari melacak tersangka dalam serangan teror Paris 2015 hingga memerangi ekstremis di wilayah Sahel Afrika, anjing telah membantu tentara Prancis hingga polisi menyelamatkan nyawa selama lebih dari satu abad. Sebagai pengakuan atas mitra berkaki empat, Prancis meresmikan sebuah peringatan yang memberi penghormatan kepada semua “anjing pahlawan sipil dan militer” pada pekan ini.

Dalam penghormatan itu menampilkan patung karya seniman Prancis-Kolombia Milthon yang menggambarkan seorang tentara Perang Dunia I dan anjingnya berkerumun bersama. Monumen ini terletak di depan balai kota di Suippes, bagian dari wilayah timur laut Prancis yang menyaksikan pertempuran besar selama Perang Dunia I. Penempatan tersebut sebagai pengakuan dari peran penting yang dimainkan anjing di tentara Amerika Serikat (AS) dan Eropa saat itu.

Upacara penghormatan di Prancis secara khusus memberikan penghormatan kepada Diesel, seekor anjing polisi yang terbunuh dalam serangan yang menargetkan dalang serangan Paris pada 2015. Selain Diesel, sosok anjing lain yang mendapatkan penghormatan khusus adalah Leuk, seekor anjing penyerang militer Prancis yang dibunuh oleh seorang ekstremis di Mali pada 2019.

Suippes juga merupakan rumah bagi kennel militer terbesar di Eropa, tempat anggota resimen infanteri anjing ke-132 tentara Prancis melatih anjing untuk tugas militer. Resimen saat ini terdiri dari 650 personel tentara dan 550 anjing.

Monumen untuk menghormati anjing pahlawan adalah inisiatif dari klub kennel Prancis Centrale Canine. Hewan-hewan dari resimen tentara menghadiri upacara yang meresmikan peringatan itu dengan mengenakan medali militer pada Kamis (20/10/2022).

"Ini sangat penting (pengakuan) karena anjing, seperti manusia, menjalankan misi, tetapi kami tidak meminta pendapat mereka. Jadi bagi saya, adil untuk memberi mereka kembali medali," kata judan di unit tempur Johann. Dia dan anggota unit manusia lainnya hanya dapat diidentifikasi dengan nama depan mereka untuk alasan keamanan terkait status militernya.

Resimen di Suippes sedang mempersiapkan anjing untuk zona pertempuran dengan mereka akan ditugaskan untuk mengendus dan mengejar musuh potensial. Beberapa juga dilatih untuk mendeteksi bahan peledak dan obat-obatan. Setiap anjing dipasangkan dengan seorang prajurit.

Johann yang merupakan anggota resimen selama 12 tahun, kini berpasangan dengan seorang Dutch shepherd bernama Nasky. Dia tidak kehilangan seekor anjing dalam aksinya, meskipun memiliki rekan yang pernah mengalami hal tersebut.

"Ini signifikan dari sudut pandang psikologis dan sangat sulit bagi pawang. Namun pada saat-saat itu, kami mengambil sendiri (untuk melanjutkan) dan ketika kami tidak memiliki anjing kami lagi, kami masih adalah tentara infanteri dan kami harus dapat melanjutkan misi kami," kata Johann.

Rekrutmen resimen terlibat dalam operasi Prancis di luar negeri, termasuk di wilayah Sahel Afrika, Afrika Barat, dan Timur Tengah. Mereka juga dikirim dalam misi domestik dan bekerja di wilayah Prancis di luar negeri, seperti memerangi perdagangan emas di Guyana Prancis.

Anjing-anjing yang dipilih untuk pelatihan terkadang direkrut ketika masih kecil, tetapi kebanyakan berusia 18 bulan. Banyak yang datang dari Perancis, yang lain dari Belanda, Jerman, dan negara-negara di Eropa Timur.


Para anjing ini menjalani serangkaian tes untuk melihat apakah antusias menggigit, mau bermain, dan tidak mudah kaget di lingkungan yang penuh tekanan. Menurut prajurit resimen, kualitas terpenting yang dibutuhkan adalah keberanian.

"Kami banyak menggunakan indra penciuman, penglihatan, kemampuan fisik mereka. Itu sebabnya kami memiliki banyak anjing Belgian, German shepherds, anjing yang bisa berlari, yang tahan terhadap panas dan dingin,” jelas anggota unit anjing Audrey.

"Mereka adalah anjing pekerja yang sangat baik," ujarnya.

Ketika anjing tersebut tidak lagi dapat memenuhi misinya, mereka tersebut pensiun. Audrey berencana untuk menjaga pasangannya, Moocki, di rumah ketika saatnya tiba. Dia menjelaskan rekan dalam bertugas adalah orang-orang dalam posisi terbaik untuk memilih keluarga untuk anjing pensiunan.

"Kami mencoba, sebagai pawang, untuk melakukan ini sebaik mungkin... tergantung pada anjingnya, karakternya. Beberapa anjing mungkin juga mengalami gangguan stres pasca-trauma," kata Audrey.

Prancis menciptakan departemen pertama untuk melatih anjing untuk tugas aktif selama Perang Dunia I. Mereka mencari tentara yang terluka, memperingatkan penjaga, dan membawa pesan, makanan, dan amunisi di garis depan perang 1914-1918.

Negara-negara lain telah mengakui kontribusi anjing pada masa perang. Presiden Ukraina Volodymyr Zelenskyy memberikan medali kepada anjing terrier Jack Russell bernama Patron yang mengendus ranjau setelah Rusia menginvasi Ukraina. Patron kemudian menerima kunjungan dari Menteri Luar Negeri AS Antony Blinken yang memujinya sebagai sosok yang terkenal di dunia.

Sedangkan di AS, terdapat monumen nasional pertama yang didedikasikan untuk tim anjing pekerja militer yang diresmikan pada 2013 di Pangkalan Bersama San Antonio-Lackland di Texas. Fasilitas ini merupakan rumah bagi pusat pelatihan anjing militer terbesar di dunia.

 
Berita Terpopuler