Tidak Duduk Terlalu Lama Sama Pentingnya dengan Olahraga Buat Cegah Penyakit Jantung

Untuk mencegah penyakit jantung, hindari gaya hidup yang tidak banyak bergerak.

Pixabay
Karyawan duduk di balik meja kantor (Ilustrasi). Saat bekerja, upayakan untuk bangkit dari kursi dan berjalan sebentar secara berkala. Kebiasaan ini penting untuk kesehatan jantung.
Rep: Desy Susilawati Red: Reiny Dwinanda

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Olahraga dapat berperan dalam mengurangi risiko banyak kondisi medis, termasuk penyakit jantung. Namun, menghindari duduk terlalu lama juga sama pentingnya dengan olahraga.

Ahli gizi Daisy Whitbread mengatakan melakukan latihan kardiovaskular selama 30 menit empat atau lima kali dalam sepekan baik untuk menjaga sistem kardiovaskular tetap sehat. Selain melakukan latihan terstruktur dan terorganisir, entah dengan jalan kaki, nge-gym, atau olahraga lainnya, masyarakat juga diingatkan untuk memikirkan apa yang dilakukannya sepanjang hari.

"Tidak ada gunanya pergi ke gym selama satu jam jika Anda akan duduk selama 23 jam dalam sehari," ujar Whitbread, dikutip dari laman Express, Selasa (4/10/2022).

Whitbread mengingatkan menghindari gaya hidup yang tidak banyak bergerak, di mana Anda terlalu banyak duduk, sama pentingnya dengan melakukan satu jam kegiatan terorganisir atau setengah jam olahraga. Bagaimana kalau kita bekerja di balik meja?

"Jadi, jika Anda adalah seseorang yang memiliki pekerjaan di balik meja, memikirkan cara untuk mengelolanya, dan menghindari duduk dalam waktu lama akan sangat bermanfaat," ujarnya.

Saat istirahat, bangunlah dari tempat duduk dan jalan. Atur alarm di ponsel untuk mengingatkan kapan harus kembali bergerak aktif di sela-sela waktu kerja.

Pentingnya diet
Selain bergerak, Whitbread juga menekankan pentingnya diet. Jenis lemak yang kita makan juga sangat penting untuk kesehatan jantung.

Whitbread merekomendasikan untuk membatasi lemak jenuh, yang ditemukan dalam produk hewani. Jadi, hindari daging berlemak, dan produk susu tinggi lemak, seperti keju penuh lemak, mentega, dan krim.

"Sebaliknya, fokuslah pada lemak tak jenuh yang sehat seperti ikan berminyak, alpukat, minyak zaitun, kacang-kacangan, dan biji-bijian," tuturnya.

Kelompok lemak ketiga adalah lemak trans yang ditemukan dalam makanan olahan dan gorengan. Ini adalah yang paling merusak.

Baca Juga

"Idealnya, kita harus menghindari lemak trans sepenuhnya," ujar Whitbread.

Penyakit jantung
Penyakit jantung dan peredaran darah adalah salah satu pembunuh terbesar di Inggris, terhitung sekitar seperempat dari semua kematian setiap tahun. Penyakit jantung koroner adalah jenis yang paling umum.

Ini terjadi ketika arteri menyempit oleh penumpukan zat lemak di sepanjang dindingnya. Jika dibiarkan, kondisi tersebut bisa berdampak buruk bagi tubuh.

Gejala utama penyakit jantung koroner adalah nyeri dada (angina), sesak napas, sakit seluruh tubuh, merasa lemah, dan merasa sakit (mual). Faktor lain yang dapat meningkatkan risiko penyakit jantung ialah kadar kolesterol tinggi (terkait dengan diet), tekanan darah tinggi, stres, alkohol dan merokok.

"Menghindari hal-hal seperti merokok dan mengelola tingkat stres kita juga penting," ujar Whitbread.

Selain itu, stres sangat terkait dengan serangan jantung dan tekanan darah tinggi. "Pria memiliki risiko lebih tinggi terkena serangan jantung, mungkin sebagian karena cara mereka memproses stres."

 
Berita Terpopuler