Deteksi Dini Penyakit Jantung Penting Banget, Terutama Buat yang Sudah Berusia 40

Deteksi dini penting untuk mengetahui lebih awal kemungkinan adanya gangguan jantung.

www.freepik.com.
Nyeri dada dapat menjadi pertanda serangan jantung (ilustrasi). Deteksi dini penyakit jantung perlu dilakukan bagi orang yang berusia 40 tahun ke atas serta yang memiliki risiko tinggi.
Red: Reiny Dwinanda

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Pakar kesehatan Prof Tjandra Yoga Aditama mengatakan Hari Jantung Sedunia yang diperingati setiap tanggal 29 September menjadi pengingat mengenai pentingnya deteksi dini. Ini diperlukan untuk mengetahui lebih awal kemungkinan adanya gangguan jantung.

"Peringatan Hari Jantung Sedunia tentunya akan jadi momentum penting untuk pengendalian penyakit jantung dan pembuluh darah, yang merupakan masalah kesehatan amat penting di Indonesia, salah satunya terkait pentingnya deteksi dini," kata Prof Tjandra dikonfirmasi dari Jakarta, Kamis (29/9/2022).

Direktur Pascasarjana Universitas Yarsi itu mengatakan deteksi dini atau skrining penyakit jantung sangat dianjurkan pada orang-orang usia di atas 40 tahun. Demikian juga pada kelompok risiko tinggi, misalnya pada mereka yang memiliki hipertensi atau diabetes.

"Masyarakat, terutama mereka yang merupakan kelompok risiko tinggi, perlu memeriksakan diri secara teratur, sehingga kalau ada perubahan dapat segera dideteksi," kata Guru Besar Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia itu.

Baca Juga

Prof Tjandra mengatakan, momentum peringatan Hari Jantung Sedunia juga perlu dimanfaatkan untuk melakukan sejumlah langkah strategis terkait pengendalian penyakit jantung. Momentum ini perlu digunakan untuk sedikitnya tiga hal.

"Pertama mengingatkan dan meningkatkan pola hidup sehat untuk menjaga jantung tetap sehat seperti olahraga teratur atau beraktivitas fisik, tidak merokok, mengelola stres dan lain sebagainya," katanya.

Kedua, masyarakat perlu diingatkan untuk secara berkala melakukan pemeriksaan gula darah, kolestero,l dan tekanan darah. Pemeriksaan penunjang lainnya juga diperlukan untuk memastikan kondisi kesehatannya.

Ketiga, momentum Hari Jantung Sedunia juga perlu dimanfaatkan untuk makin meningkatkan ketahanan kesehatan dan kemampuan dalam mendeteksi dan mengobati berbagai penyakit jantung. Prof Tjandra menyebut sosialisasi dan edukasi bagi masyarakat mengenai upaya mencegah penyakit jantung dengan menerapkan gaya hidup sehat dan melakukan kontrol kesehatan harus terus dilakukan melalui puskesmas, posyandu dan lainnya.

Sementara itu, Deputi Bidang Koordinasi Peningkatan Kualitas Kesehatan dan Pembangunan Kependudukan Kemenko PMK Agus Suprapto mengatakan pemerintah pada saat ini terus meningkatkan edukasi dan sosialisasi mengenai Gerakan Masyarakat Hidup Sehat (Germas). Ini menjadi salah satu strategi pengendalian penyakit tidak menular.

Germas meliputi tujuh langkah atau tujuh pilar, yakni melakukan aktivitas fisik, makan buah dan sayur, tidak merokok, tidak mengonsumsi minuman beralkohol, dan melakukan pemeriksaan kesehatan secara berkala. Selain itu, masyarakat juga perlu menjaga kebersihan lingkungan dan menggunakan jamban.

 
Berita Terpopuler