Tiga Kondisi Kesehatan yang Tingkatkan Risiko Kematian Akibat Covid-19

Ada tiga kondisi kesehatan yang tingkatkan risiko kematian akibat Covid-19.

AP/Andreea Alexandru
Staf medis merawat pasien Covid-19 di unit ICU di Institut Pneumologi Nasional Marius Nasta di Bucharest, Rumania, Rabu, 6 Oktober 2021. Risiko kematian akibat Covid-19 meningkat pada orang dengan komorbiditas tertentu, seperti demensia.
Rep: Desy Susilawati Red: Reiny Dwinanda

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Studi baru dari Oxford University Press yang diterbitkan dalam jurnal Biology Methods & Protocols menunjukkan bahwa beberapa kondisi yang sudah ada sebelumnya dapat meningkatkan risiko kematian akibat Covid 19. Tiga kondisi kesehatan tersebut ialah demensia, penyakit saraf degeneratif lainnya, dan menyandang disabilitas berat.

Penelitian menunjukkan faktor ini jauh lebih penting ketika menyangkut kemungkinan seseorang untuk bertahan hidup daripada yang diperkirakan sebelumnya. Komorbiditas lain, seperti obesitas, juga dapat berdampak pada kelangsungan hidup.

Mengapa bisa begitu? Faktanya, banyak penyakit dapat melemahkan sistem kekebalan sehingga mempersulit tubuh untuk bereaksi terhadap benda asing yang dapat mengancam kelangsungan hidupnya.

Dalam upaya untuk memahami apa yang dapat meningkatkan risiko seseorang meninggal akibat Covid-19, para peneliti dari Oxford University Press melakukan analisis kondisi yang pasien untuk menentukan mana yang meningkatkan risiko kematian akibat virus ke tingkat tertinggi. Mereka melakukannya dengan mengikuti pasien Covid-19 untuk memprediksi kematian secara keseluruhan.

Baca Juga

Sebanyak 347.220 pasien dari fasilitas Urusan Veteran diikuti sebagai bagian dari model baru untuk memprediksi kematian yang dikenal sebagai PDeathDx. Apa yang mereka temukan mengejutkan, bahwa demensia, penyakit neurodegeneratif, dan cacat berat berkontribusi besar terhadap peningkatan risiko demensia.

Persoalannya, ini sering tidak dipertimbangkan oleh dokter karena kondisi tersebut bukan penyakit pernapasan. Menulis di jurnal, penulis mengatakan gangguan ini sering dikaitkan dengan kualitas hidup yang buruk yang menentukan pendekatan konservatif untuk pengobatan.

"Jika keputusan ini umum untuk pasien Covid-19, maka kematian mungkin lebih menunjukkan kondisi dasar pasien daripada keparahan penyakit."

Penelitian ini memiliki beberapa keterbatasan seperti diuraikan oleh penulis sebagai bagian dari diskusi. Mereka menyimpulkan studi lebih lanjut harus dilakukan pada populasi dan kondisi lain sebelum metode ini diterapkan secara luas.

"Jika divalidasi, metode kami dapat memberikan alternatif yang lebih kuat untuk skor komorbiditas untuk menangani kondisi yang sudah ada sebelumnya dalam model multivarian."

Lebih lanjut, penelitian tersebut juga memberikan wawasan tentang bagaimana kondisi yang sudah ada sebelumnya dapat meningkatkan risiko kematian akibat Covid 19. Meskipun diketahui kondisi pernapasan tertentu dapat meningkatkan risiko seseorang, infeksi non-pernapasan jarang dipertimbangkan.

Demensia memang dapat meningkatkan risiko seseorang meninggal akibat Covid 19. Namun, virus juga dapat meningkatkan risiko seseorang mengembangkan penyakit neurodegeneratif.

Para peneliti mengindikasikan bahwa pasien berusia di atas 65 tahun yang selamat dari Covid 19 memiliki kemungkinan 80 persen lebih besar untuk mengembangkan penyakit Alzheimer, bentuk paling umum dari demensia, dalam waktu satu tahun setelah tertular virus. Data tersebut telah dipublikasikan dalam Journal of Alzheimer's Disease.

 
Berita Terpopuler