Penyakit Jantung Bawaan Bisa Dikenali Lewat Gejalanya Sejak Bayi Maupun Masa Remaja

Penyakit jantung bawaan sering kali terlambat didiagnosis.

Antara
Bayi (ilustrasi). Kenali gejala penyakit jantung bawaan.
Red: Reiny Dwinanda

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Dokter spesialis jantung dan pembuluh darah Oktavia Lilyasari mengatakan orang tua dapat mengenali penyakit jantung bawaan (PJB) pada bayi baru lahir. Bayi dengan kondisi tersebut akan menunjukkan gejala seperti sulit menyusu, napas cepat, membiru, dan berkeringat dingin.

Pada anak usia satu bulan ke atas, menurut dr Oktavia, gejala penyakit jantung bawaan mencakup sering tersedak atau terputus saat menyusu, berat badan susah naik, gangguan tumbuh kembang, dan keluhan biru. Bayi juga rentan mengalami infeksi saluran napas berulang dan keterbatasan melakukan aktivitas.

"Biru biasanya di mukosa bibir, mulut, kadang di bawah area mata, bibir warna ungu, kalau berlanjut lebih lama akan timbul jari jendol-jendol seperti tabung dan biru," jelas dr Oktavia dalam sebuah acara daring, Kamis (22/9/2022).

Tanda lainnya bising jantung saat pemeriksaan jantung, nadi lemah, dan ekstremitas teraba dingin. Dokter biasanya akan melakukan pemeriksaan fisik dan beberapa pemeriksaan penunjang, seperti rekam jantung, rontgen dada, pemeriksaan lanjutan berupa kateterisasi jantung.

Sementara pada remaja keluhannya antara lain mudah lelah, sesak napas, sering terbangun karena sesak, sakit dada, dan berdebar. Penderita penyakit jantung bawaan juga dapat mengalami pingsan serta bengkak di bagian perut dan kaki.

Baca Juga

Dr Oktavia menyebutkan faktor risiko penyakit jantung bawaan antara lain kelainan gen, riwayat keluarga dengan kondisi penyakit jantung bawaan, dan sindroma-sindroma tertentu. Faktor ibu, seperti mengalami penyakit rubella, toksoplasma, mengalami diabetes, sering menggunakan obat yang tidak direkomendasikan dokter kandungan, kebiasaan minum beralkohol, terpapar radiasi, dan merokok, juga bisa menyebabkan penyakit jantung bawaan.

Dr Oktavia mengatakan sekitar 30 persen penyakit jantung bawaan dapat temukan pada bulan-bulan pertama kehidupan. Oleh karena itu, deteksi dini menjadi penting dan penderitanya perlu dirujuk untuk mendapatkan diagnosis konfirmasi dengan jelas.

"Masalahnya, terutama di negara berkembang, ialah keterlambatan diagnosis," kata dr Oktavia.

Mengutip sebuah jurnal tahun 2016, dr Oktavia menyebutkan sekitar 85,1 persen kasus penyakit jantung bawaan terlambat didiagnosis. Ketika terlambat didiagnosis, tata laksananya juga akan terlambat.

 
Berita Terpopuler