Suvenir Ratu Elizabeth II Diburu Sebagai Kenangan

Berbagai macam suvenir bergambar wajah Ratu Elizabeth II diburu oleh pembeli

AP Photo/Felipe Dana
Orang-orang berkumpul di dekat Marble Arch saat State Hearse membawa peti mati Ratu Elizabeth II berkendara dari RAF Northolt ke Istana Buckingham di London, Selasa, 13 September 2022. Ratu Elizabeth II, raja terlama yang memerintah Inggris dan batu stabilitas di seluruh sebagian besar abad yang penuh gejolak, meninggal Kamis 8 September 2022, setelah 70 tahun di atas takhta. Dia berusia 96 tahun.
Rep: Rizky Jaramaya Red: Esthi Maharani

REPUBLIKA.CO.ID, LONDON -- Berbagai macam suvenir mulai dari magnet kulkas, satu set cangkit teh, bendera, mug, dan kaus bergambar wajah Ratu Elizabeth II diburu oleh pembeli sebagai kenangan. Tak lama setelah kematian ratu, sejumlah toko suvenir di London dan marketplace seperti Amazon dan Etsy, menjual berbagai macam suvenir ratu.

Sebuah toko yang menjual memorabilia bertema Inggris di seberang Istana Buckingham, Cool Britannia, mendorong pemasoknya untuk menyiapkan suvenir sebagai kenang-kenangan dua hari setelah kematian ratu. Manajer toko, Ismayil Ibrahim, mengatakan, suvenir dengan gambar raja baru, Raja Charles III juga dijual di tokonya.

Namun barang-barang yang dijual oleh Ibrahim bukan suvenir berlisensi resmi kerajaan. Vendor suvenir resmi kerajaan telah menangguhkan penjualan selama masa berkabung. Ibrahim mengantisipasi minat yang lebih besar pada suvenir untuk menghormati kematian ratu.

“Orang-orang terus bertanya kepada kami, ‘Apakah Anda menjual sesuatu?’ kata Ibrahim.

Ibrahim dengan cepat menawarka  T-shirt dan mug bertuliskan, "Selamanya di Hati kita" dan "Hilang tapi tidak dilupakan," dengan potret ratu sebagai seorang wanita muda. Mug dan T-shirt  versi lainnya memuat potret ratu dengan kata-kata, "Ratu Elizabeth II -- Pemerintahan Terbesar 1952-2022."

Turis dari berbagai negara terus berdatangan ke sejumlah toko suvenir. Salah satunya Lorenzo Corbani, seorang warga Italia yang tinggal di Bath, Inggris. Dia membeli suvenir untuk ibunya, yang merupakan penggemar berat Ratu Elizabeth II.

“Dia (Ibu saya) merasa dia (Ratu Elizabeth II) adalah wanita yang hebat,” kata Corbani.

Penjualan suvenir juga menyebar dengan cepat secara online.  Penjual di eBay menawarkan suvenir mug King Charles III, lencana, magnet kulkas, dan gantungan kunci yang bertuliskan "God Save The King."  Vendor di Amazon juga menjual berbagai macam pernak-pernik kerajaan seperti bendera Union Jack yang dihiasi dengan potret Charles dan stiker, serta poster yang memperlihatkan kehidupan Ratu Elizabeth II.  

Seorang pendatang, Paul Callaghan mendatangi toko suvenir Majestic Gifts di dekat Istana Buckingham. Dia membeli sekaleng teh Platinum Jubilee English Breakfast Tea dengan gambar ratu di kemasannya. Satu kaleng teh  tersebut dibanderol dengan harga 15 poundsterling atai 17,50 dolar AS. Teh ini merupakan edisi terbatas untuk mengenang dan menghormati Ratu Elizabeth II.

“Tidak murah, tapi terbatas. (Teh) ini tidak akan pernah muncul lagi,” kata Callaghan yang bekerja di layanan keuangan dan mengunjungi London dari Dublin.

Callaghan memutuskan untuk membeli kenang-kenangan yang terkait dengan ratu, sebelum semua stok habis terjual. Dia rela merogoh kocek lebih dalam untuk membeli suvenir, karena momen ini sangat bersejarah.

"Ini adalah hal yang cukup bersejarah.  Anda tidak akan pernah melihat seorang ratu hidup sampai selama ini atau memerintah selama ini. Dan bukan hanya itu, kita mungkin tidak akan memiliki ratu selama satu abad lagi," ujar Callaghan.


Baca Juga

Sementara, permintaan suvenir Raja Charles III  kemungkinan meningkat. Maraknya penjualan suvenir tidak resmi kerajaan menimbulkan pertanyaan tentang hak cipta. Menurut seorang pengacara yang berspesialisasi dalam hukum merek dagang, keluarga kerajaan tidam akan mengambil tindakan hukum terkait penjualan suvenir yang tidak berlisensi tersebut.

“Mengingat daya tarik monarki, maka akan menjadi pekerjaan panjang untuk menghentikan barang dagangan yang tidak berlisensi,” kata Charlotte Wilding, seorang mitra di perusahaan Wedlake Bell.

 "Saya menduga Keluarga Kerajaan berpandangan bahwa mereka lebih suka tidak menghukum masyarakat umum atas 'dukungannya', bahkan jika dukungan itu mungkin tidak dalam bentuk yang benar," kata Wilding melalui email.  

Sementara itu, penjual suvenir dengan lisensi resmi kerajaan menjalani masa berkabung selama 10 hari.  Salah satunya, Royal Collection Trust, yang mengelola akses publik ke kediaman ratu. Dalam situs webnya, Royal Collection Trust mengatakan, seluruh tokonya yang berada di London, Windsor dan Edinburgh tutup untuk sementara. Mereka juga menangguhkan penjualan online pernak pernik bertema kerajaan, seperti magnet kulkas Istana Buckingham.

 
Berita Terpopuler