Tahajud Sang Istri Selamatkan Mualaf Izhac dari Dunia Kriminal hingga Bersyahadat

Mualaf Izhac terlibat dalam dunia kriminal hingga akhirnya memeluk Islam

Dok Istimewa
Mualaf Izhac Elizahaumahu dan sang istri. Mualaf Izhac terlibat dalam dunia kriminal hingga akhirnya memeluk Islam
Rep: Ratna Ajeng Tejomukti Red: Nashih Nashrullah

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA- Izhac Elizahaumahu telah empat tahun memeluk Islam. Sebelum dia memeluk Islam, yang kini dikenal dengan nama Muhammad Ishak Hauma dahulu memiliki masa lalu yang kelam.

Baca Juga

Dahulu dia merupakan rekan kerja John Kei, seorang narapidana yang terlibat banyak kasus kriminal. Beruntung Ishak, mendapat hidayah Allah SWT dan tidak terjermus dengan kasus-kasus yang menimpa rekan kerjanya.

Dahulu Ishak dikenal dengan panggilan Roy Ambon. Tidak heran karena dia berasal dari Ambon

Di masa lalunya Ishak adalah seorang seorang tukang pukul, kriminal, dan debt collector yang lingkungan hidupnya tidak jauh beda dengan John Kei.

Beliau mengaku bahwa sejak 1991 sudah berkecimpung dalam dunia tagih-menagih (debt collector).

Semuanya berawal ketika adanya kapal pertama yang datang ke Ambon, sehingga membuat banyak pemuda Ambon memiliki keingingan untuk merantau. Pada saat itu sekitar 120-200 orang pemuda Maluku datang ke Jakarta, termasuk di dalamnya juga ada John Kei.

“Pada waktu itu, jiwa liar keluar karena masih muda, akhirnya ke Jakarta dan bekerja sebagai debt collektor. Tapi selama berkecimpung sampai saat ini, saya tidak ada urusan dengan kepolisian," ujar dia berbagi kisahnya kepada Mualaf Center Aya Sofia yang kini membimbing ibadahnya.

Ishak hampir tidak bermasalah ketika bekerja. Namun pada akhirnya dia harus berurusan dengan kepolisian karena terlibat pengeroyokan dengan beberapa anggota kepolisian.

Itulah yang menyebabkan namanya tercatat di polda jatim sampai saat ini karena surat tugas debt collector waktu itu atas nama dirinya, sedangkan teman-temannya yang lain sudah melarikan diri, ada yang lari ke Ambon dan Jakarta. Sedangkan hal itu hanya beliau yang menghadapinya.

“Saya hadapi terus kasus itu di Polda yang pada akhirnya kasusnya selesai tanpa saya masuk penjara karena saya datangi terus dan tidak melarikan diri. Kemudian karena tidak ada surat tugas lagi kepada saya, maka saya ke lombok dan disana ada teman tapi masih tetap berkecimpung di dunia debt collector. Tapi sejak 2016-2018 saya berhenti dan pada akhirnya saya menjadi mualaf,” jelas dia.

Mengingat perilakunya di masa lalu, hanya satu hal yang selalu diharapkannya bahwa Allah SWT akan mengampuni segala dosa yang telah dilakukan.

Baca juga: Niat Mualaf Sandra Belajar Islam untuk Memurtadkan Muslim, Malah Bersyahadat

Kisah mualafnya bermula ketika hatinya tergerak untuk menjadi seorang Muslim adalah sejak 2018 lalu. Banyak kejadian yang membuka mata hati beliau, seperti yang berkaitan dengan pekerjaan dan pergaulan teman.

Ishak menikah berbeda agama dengan sang istri. Istrinya Muslim bahkan telah berjilbab tetapi Ishak masih non Muslim hingga empat tahun usia pernikahannya.

Keinginannya menjadi seorang mualaf juga berkaitan dengan keluarganya juga. Pada suatu saat ada kasus penagihan mobil yang kebetulan mobil itu berada di tangan seorang kiai atau tuan guru (sebutan pemuka agama di Lombok) sehingga sangat disegani oleh banyak masyarakat.

Ternyata mobil ini oleh pemiliknya digadaikan kepada tuan guru, ketika mobil itu akan saya tarik maka terjadi keributan.  

Sedangkan di Lombok jika ada masalah yang menyangkut dengan tuan guru maka semua masyarakat akan keluar bahkan tak segan untuk mengurung dan bunuh pelaku.

“Tetapi saya tunjukkan jika saya hanya menjalankan tugas. Saya tunjukan surat tugas saya. Tetapi yang membuat saya tergerak masuk Islam adalah tuan gurunya yang luar biasa sabar, bijaksana, dan pada akhirnya berteman baik dengan saya," kisah dia.

Suatu hari Ishak diundang acara halal bi halal bersama sang istri oleh Tuan Guru. Mereka sejak awal mengetahui bahwa Ishak non Muslim. Tetapi terkejut ketika istrinta berjilbab dan langsung menegur bahwa Islam melarang pernikahan beda agama.

Ishak merasa malu mendapat teguran seperti itu, apalagi sedang banyak tamu yang hadir. Sejak saat itu, Ishak mulai merenung tapi tetap berusaha menolak untuk memikirkannya, sehingga melampiaskannya dengan mabuk-mabukan.

“Saya mabuk-mabukan, hingga suatu saat ketika pulang ke rumah dalam keadaan mabuk kira-kira tengah malam. Istri saya tidak segera dibukakan pintu, saya tidak sabaran. Tapi ternyata dia sholat tahajud karena pada saat itu memakai mukena dan katanya mendoakan saya. Seketika itu membuat hati saya tergerak," ujar dia.

Ishak pun mulai membuka hatinya. Dia mulai bertanya kepada anak buahnya yang berada di Lombok. Meskipun bekerja di dunia debt collector tapi kebanyakan dari mereka beragama Islam.

Dia bertanya kepada mereka cara berwudhu, cara sholat, dan belajar membaca Al fatihah. Istrinya pun tidak mengetahui jika Ishak sedang belajar agama Islam.

“Sampai saya bisa sholat maka saya akan mengatakan hal itu kepada istri, tekad saya pada saat itu," ujar dia.

Baca juga: Mualaf Maryum, Masuk Islam Setelah Empat Kali Baca Alquran

 

Tak lama setelah Ishak mempelajari agama Islam, dia mendapatkan undangan dari MUI dan mengajak istrinya untuk datang yang kebetulan tuan guru juga di MUI sehingga mereka berdua datang bersama dan ketika sampai di acara itu Ishak langsung bersyahadat. Hal itu membuat istri terkejut sampai menangis haru penuh rasa syukur.

“Sejak bersyahadat, saya sudah bertekad untuk meninggalkan segala pekerjaan yang berhubungan dengan masalah lalu saya. Pada awalnya saya mengurus KTP saya, dari yang mulanya beragama Kristen menjadi Islam. Serta menghentikan segala pekerjaan yang berhubungan dengan menyakiti orang lain. Kemudian setelah gempa di Lombok, kami dipanggil orang tua untuk pulang ke Lamongan," ujar dia.

Di Lamongan inilah Ishak bertemu dengan Mualaf Center Aya Sofya. Setelah memeluk agama Islam kehidupan Ishak lebih damai, jika dibandingkan dengan dahulu meski serba kecukupan, banyak uang, dan penuh kenikmatan duniawi tapi pada saat itu penuh kecemasan dan kegelisahan.

Meski kini hidup lebih sederhana, Ishak merasa lebih damai. Ishak pun menegaskan bahwa keislamannya bukan karena menikah dengan istrinya.

 

Hal ini karena hidayah ternyata baru datang kepadanya setelah empat tahun usia pernikahan. Namun dia meyakini bahwa hidayah Allah SWT datang melalui doa istrinya yang setiap malam selalu tercurah.    

 
Berita Terpopuler