Apa Sebenarnya Bercak Ikonik di Dahi-Kepala Mikhail Gorbachev?
Mikhail Gorbachev terkenal dengan bercak tanda lahir di dahinya.
REPUBLIKA.CO.ID, MOSKOW -- Bercak ikonik di dahi-kepala eks Pemimpin Uni Soviet Mikhail Gorbachev kembali ramai dibicarakan. Gorbachev meninggal pada Selasa (30/8/2022) di Rusia dalam usia 91 tahun.
Gorbachev dikenang karena melancarkan serangkaian perubahan besar di Uni Soviet. Selain itu, dia juga terkenal karena tanda lahirnya yang tidak biasa berwarna ungu kemerahan. Jenis tanda lahir itu biasanya memang sudah ada sejak lahir.
"Bercak port-wine biasanya bertahan seumur hidup, meskipun mungkin sedikit memudar" kata Wakil Ketua Departemen Kedokteran Keluarga di Georgetown University, Amerika Serikat (AS), Prof Dr Jay Siwek, dalam artikel 1987 untuk The Washington Post.
Noda port-wine ini paling sering muncul di wajah, kepala, dan leher, tetapi juga dapat muncul di perut, kaki, atau lengan. Meskipun jenis tanda lahir ini tidak memerlukan perawatan apa pun, beberapa orang memilih untuk memudarkannya karena alasan kecantikan.
Dari beragam perawatan yang bisa dicoba, seperti pembedahan, radiasi, dan tato, terapi laser menjadi perawatan yang paling berhasil dalam menghilangkan tanda lahir. Menurut Mount Sinai Healthcare di New York, Amerika Serikat, itu merupakan satu-satunya metode yang dapat menghancurkan pembuluh darah kecil di kulit tanpa menyebabkan banyak kerusakan pada kulit.
Jenis laser yang tepat yang digunakan tergantung pada usia seseorang, jenis kulit, dan port-wine stain tertentu. Dilansir laman Stuff, Rabu (31/8/2022), sebagian besar bercak port-wine adalah tanda lahir sederhana dan tidak menyebabkan komplikasi.
Hanya saja, menurut rarediseases.org, bercak ini dapat menyebabkan gangguan pembuluh darah langka yang disebut sindrom Sturge-Weber. Bercak tersebut dapat berkembang menjadi kondisi mata yang disebut glaukoma jika terletak di dekat mata.
"Tanda lahir ini umumnya bertambah besar selama enam hingga 12 bulan pertama kehidupan. Sebagian besar menghilang pada masa kanak-kanak, sehingga pengobatan dengan pembedahan atau laser biasanya tidak diperlukan," kata Siwek.