UEA Operasikan Jembatan Udara untuk Beri Bantuan Korban Banjir Pakistan

UEA kirim bahan bangunan, makanan, dan obat-obatan untuk korban banjir Pakistan.

AP/Zahid Hussain
Warga mengarungi daerah banjir Sohbatpur, sebuah distrik di provinsi Baluchistan barat daya Pakistan, Senin, 29 Agustus 2022. Bantuan internasional mencapai Pakistan pada hari Senin, ketika militer dan sukarelawan dengan putus asa berusaha untuk mengevakuasi ribuan orang yang terdampar oleh banjir yang meluas yang didorong oleh monster monsun yang telah merenggut lebih dari 1.000 nyawa musim panas ini.
Rep: Alkhaledi Kurnialam Red: Reiny Dwinanda

REPUBLIKA.CO.ID, DUBAI -- Kementerian Pertahanan Uni Emirat Arab (UEA) mulai mengoperasikan jembatan udara untuk mengangkut bantuan kemanusiaan ke Pakistan. Bantuan yang diangkut meliputi bahan bangunan, paket makanan, dan obat-obatan bagi mereka yang terkena dampak hujan deras dan banjir yang belum pernah terjadi sebelumnya di negara Asia.

Langkah itu dilakukan setelah Presiden UEA Syekh Mohamed bin Zayed Al-Nahyan mengeluarkan arahan untuk memberikan berbagai bentuk dukungan kepada rakyat Pakistan pada Ahad (28/8/2022). Duta Besar UEA untuk Pakistan Hamad Obaid Ibrahim Salem Al-Zaabi mengatakan pesawat Emirat pertama yang membawa bantuan terbang ke Pakistan pada Senin (29/8/2022) pagi, dan akan diikuti oleh sejumlah pesawat lain yang membawa bantuan dalam beberapa hari mendatang.

Dilansir Arab News, Senin, Al-Zaabi mengatakan dukungan tersebut menyoroti kekuatan hubungan antara kedua negara. Ia mengatakan bahwa UEA telah berkontribusi untuk mengurangi keparahan banyak krisis kemanusiaan yang dialami oleh Pakistan di masa lalu.

Baca Juga

Duta Besar mengatakan bahwa dukungan kemanusiaan UEA meluas ke semua komunitas yang terkena dampak di seluruh dunia berdasarkan peran dan prinsip kemanusiaan globalnya. Menteri Perubahan Iklim Pakistan Sherry Rehman mengatakan pada Senin bahwa sepertiga dari negara itu berada di bawah air. Kondisi tersebut menciptakan "krisis dengan proporsi yang tak terbayangkan".

Para pejabat mengatakan 1.136 orang telah tewas sejak Juni ketika hujan musiman itu dimulai. Tetapi jumlah korban terakhir bisa lebih tinggi karena ratusan desa di pegunungan Utara telah terputus setelah sungai yang meluap menghanyutkan jalan dan jembatan.

 
Berita Terpopuler