Asap Rokok Nempel di Permukaan, Third-Hand Smoke Jadi Berisiko Kanker Paru Juga

Perokok, second-hand smoke, dan third-hand smoke berisiko kena kanker paru.

Prayogi/Republika
Kampanye berhenti merokok (ilustrasi). Bukan cuma perokok dan perokok pasif yang berisiko kena kanker paru. Third-hand smoke juga punya risiko yang sama.
Rep: Gumanti Awaliyah Red: Reiny Dwinanda

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Merokok memiliki efek berbahaya bagi tubuh karena menyebabkan berbagai masalah kesehatan, termasuk kanker paru. Selain para perokok, para ahli kini mengungkap bahwa mereka yang terpapar asap rokok secara langsung (second-hand smoke) dan terpapar asap rokok dari permukaan benda (third-hand smoke) bisa mengalami komplikasi serius.

Baca Juga

Permukaan benda yang dimaksud misalnya pakaian, sofa, atau tempat tidur yang terpapar asap rokok. Menurut ahli, kelompok third-hand smoke, yang bahkan tidak pernah merokok, tetap berisiko tinggi terkena kanker paru.

Studi sebelumnya menemukan bahwa perokok pasif, asap yang mungkin dihirup secara langsung dari perokok, juga bisa mematikan. National Health Service di Inggris mencatat, asap rokok yang berbahaya itu dihasilkan dari asap yang diembuskan ditambah asap dari ujung rokok yang menyala.

"Mereka yang menghirup ini secara teratur lebih mungkin untuk mendapatkan penyakit yang sama seperti perokok serta penyakit jantung," kata ahli, seperti dilansir dari The Sun, Rabu (24/8/2022).

Para ahli di Laboratorium Nasional Lawrence Berkeley di California, AS, meneliti dampak third-hand smoke dan mengatakan bahan kimia berbahaya yang terkandung dalam rokok dapat bertahan lama. Berdasarkan temuan yang dipublikasikan di jurnal Environmental Science & Technology, third-hand smoke bisa menyebabkan risiko kesehatan jangka panjang yang besar.

Berada di ruangan yang penuh dengan asap rokok atau asap yang menempel di pakaian bisa membuat seseorang terpapar racun. Para ahli melihat secara khusus pada TSNA (tobacco-specific nitrosamines), yang merupakan senyawa penyebab kanker yang terjadi ketika permukaan menyerap racun dan asam nitrat (HONO).

Pemimpin studi, Xiaochen Tang dari Berkeley Lab's Indoor Environment Group, mengatakan bahwa nikotin dilepaskan dalam jumlah besar selama merokok. Zat itu akan melapisi semua permukaan dalam ruangan, termasuk kulit manusia.

"Kami menemukan bahwa keberadaan minyak kulit dan keringat pada permukaan model menyebabkan hasil TSNA yang lebih tinggi dengan adanya HONO dibandingkan dengan permukaan yang bersih," kata dia.

Para ahli melihat penetrasi nikotin melalui kulit tikus. Mereka menemukan bahwa kontak kulit langsung mengakibatkan akumulasi dan sirkulasi dalam tubuh selama tujuh hari setelah paparan kulit dihentikan.

Petugas medis mengatakan bahwa menghirup dan paparan asap semuanya bisa merugikan kesehatan. Bahkan, paparan kumulatif ini bisa berkontribusi pada peningkatan risiko kanker.

"Rute paparan kulit berkontribusi signifikan terhadap asupan TSNA pada tingkat yang dapat dibandingkan atau bahkan lebih tinggi dari inhalasi," kata Tang.

Rekan penulis, Neal Benowitz, mengatakan bahwa temuan ini menggambarkan potensi dampak kesehatan dari asap rokok, yang tidak hanya mengandung TSNA tetapi ratusan bahan kimia lainnya. Beberapa di antaranya juga dikenal sebagai karsinogen. 

 
Berita Terpopuler