Indonesia Spice Up The World Kenalkan Bumbu dan Rempah Lewat 5 Masakan

Lima masakan khas Indonesia ada di Food Galeria Terminal Internasional Bandara Bali.

EPA
Rendang. Selain rendang, Indonesia Spice Up The World menawarkan satai ayam, nasi goreng, soto ayam, dan gado gado kepada calon penumpang Terminal Internasional Bandara Bali. Penawaran tersebut merupakan bagian dari program lintas kementerian/lembaga, Indonesia Spice Up The World (ISUTW).
Red: Reiny Dwinanda

REPUBLIKA.CO.ID, BADUNG -- Program lintas kementerian/lembaga Indonesia Spice Up The World (ISUTW) yang diselenggarakan di Bandara Internasional I Gusti Ngurah Rai, Bali mempromosikan produk bumbu, pangan olahan, serta rempah-rempah khas Indonesia. Target promosinya ialah wisatawan mancanegara.

"Indonesia Spice Up The World ini akan kami perkenalkan ke internasional. Bali ini khususnya bandara ini adalah gerbangnya dari Indonesia kalau kami ingin memperkenalkan kuliner Indonesia," ujar Deputi Bidang Produk Wisata dan Penyelenggara Kegiatan Kemenparekraf Rizki Handayani saat menghadiri kegiatan itu di Kabupaten Badung, Bali, Rabu (17/8/2022) malam.

Kegiatan ISUTW itu diselenggarakan di kawasan Food Galeria Terminal Internasional Bandara Bali dengan menyasar para calon penumpang pesawat yang akan terbang meninggalkan Pulau Dewata. Pada pelaksanaannya, sebanyak lima menu makanan khas Indonesia, yaitu satai ayam, rendang daging, nasi goreng, soto ayam, dan gado-gado ditawarkan dan dijual kepada calon penumpang yang akan terbang.

Setiap pembelian makanan juga akan memperoleh paket berisi produk bumbu aneka kuliner Indonesia. Rizki menyebut lokasi penyelenggaraan ISUTW sangat tepat.

"Tepat sekali di terminal keberangkatan karena memang kami mengharapkan ini merupakan pengalaman terakhir mereka jadi sebelum mereka meninggalkan Indonesia kenangannya bagus," katanya.

Rizki menjelaskan, Indonesia Spice Up The World merupakan salah satu bentuk kolaborasi pemerintah, swasta, dan masyarakat yang apabila bisa diselenggarakan secara berkelanjutan. Terlebih, mereka melihat ada antusiasme pembeli yang datang.

"Ini kan tidak gratis dan berbayar kalau orang ingin mencoba dan ternyata pasarnya bagus sekali. Saya yakin kalau ini bagus bisa diteruskan, mungkin selain dengan lima menu utama bisa kami kembangkan dengan menu lainnya," ungkapnya.

Selain mempromosikan kuliner khas Indonesia, pelaksanaan Indonesia Spice Up The World diharapkan juga dapat membantu pencapaian target nilai ekspor rempah dan bumbu masak Indonesia sebesar dua miliar dolar AS pada 2024. Target pembukaan 4.000 restoran Indonesia di luar negeri pada tahun yang sama pun diharapkan dapat terbantu.

"Saat ini kami sedang mendata kembali restoran-restoran yang ada, dan yang penting bukan 4.000 restorannya, bagaimana ekspor bumbu kita meningkat," katanya.

Rizki menyebut sebenarnya restoran adalah etalase dari makanan. Makanan perlu bumbu.

"Jadi ekspor bumbu ini yang kami harapkan meningkat kedepannya," ujar Rizki.

 
Berita Terpopuler