Menkes Ukraina Tuduh Rusia Blokir Akses Obat

Menkes Ukraina sebut Rusia tidak izinkan koridor kemanusiaan yang layak.

EPA-EFE/STR
Menkes Ukraina Viktor Liashko mengatakan Rusia melakukan kejahatan terhadap kemanusiaan dengan memblokir akses ke obat-obatan.
Rep: Dwina Agustin Red: Reiny Dwinanda

REPUBLIKA.CO.ID, KIEV -- Menteri Kesehatan Ukraina Viktor Liashko menuduh pihak berwenang Rusia melakukan kejahatan terhadap kemanusiaan dengan memblokir akses ke obat-obatan. Moskow diduga melarang peredaran obat-obatan di daerah-daerah yang diduduki pasukannya begitu menginvasi negara itu sejak Februari.

"Sepanjang enam bulan perang, Rusia tidak (mengizinkan) koridor kemanusiaan yang layak agar kami dapat menyediakan obat-obatan kami sendiri kepada pasien yang membutuhkannya," kata Liashko berbicara di Kementerian Kesehatan di pada Jumat (12/8/2022) malam.

Liashko mengatakan, Rusia berulang kali telah memblokir upaya untuk menyediakan obat-obatan yang disubsidi Ukraina kepada orang-orang di kota-kota dan desa-desa yang diduduki. "Kami percaya bahwa tindakan ini diambil dengan sengaja oleh Rusia, dan kami menganggapnya sebagai kejahatan terhadap kemanusiaan dan kejahatan perang yang akan didokumentasikan dan akan diakui," katanya.

Pemerintah Ukraina memiliki program yang menyediakan obat untuk penderita kanker dan kondisi kesehatan kronis. Penghancuran rumah sakit dan infrastruktur bersama dengan pemindahan sekitar tujuh juta orang di dalam negeri juga telah mengganggu bentuk perawatan lain.

Baca Juga

Perang di Ukraina telah menyebabkan gangguan parah pada layanan kesehatan yang dikelola negara. Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) mencatat 445 serangan terhadap rumah sakit dan fasilitas perawatan kesehatan lainnya pada 11 Agustus yang secara langsung mengakibatkan 86 kematian dan 105 luka-luka.

Menurut Liashko, mengatakan efek sekundernya jauh lebih parah. "Ketika jalan dan jembatan rusak di daerah-daerah yang sekarang dikuasai oleh pasukan Ukraina, sulit untuk membawa seseorang yang mengalami serangan jantung atau strok ke rumah sakit," katanya.

"Terkadang, kami tidak bisa tepat waktu, ambulans tidak bisa sampai tepat waktu. Itu sebabnya perang menyebabkan lebih banyak korban (daripada yang gugur dalam pertempuran). Itu angka yang tidak bisa dihitung," ujar Liashko.

 
Berita Terpopuler