Tapak Tilas Perjuangan Ratu Kalinyamat dan Wacana Gelar Pahlawan Nasional

Ratu Kalinyamat berjuang untuk mempertahankan bumi pertiwi dari penjajah

Flori Sidebang/Republika
Dari kiri ke kanan, Wakil Kepala Staf Angkatan Laut (WKSAL) Laksdya TNI Ahmadi Heri Purwono, Pengamat Pertahanan Keamanan Connie Rahakundini Bakrie, Wakil Ketua MPR RI Lestari Moerdijat, dan Kepala Staf Angkatan Laut (KSAL) Laksamana TNI Yudo Margono saat konferensi pers
Red: Nashih Nashrullah

REPUBLIKA.CO.ID,  JAKARTA— Butuh komitmen yang kuat dari Pemerintah untuk mewujudkan Ratu Kalinyamat menjadi Pahlawan Nasional. 

Baca Juga

Perjuangan gigih Ratu Kalinyamat melawan penjajah sudah diakui dunia, pendahulu bangsa, alim ulama dan masyarakat Nusantara.  

"Perlu dukungan yang kuat dari pemerintah bersama berbagai komponen masyarakat untuk mendukung Ratu Kalinyamat yang membangun kekuatan maritim Nusantara untuk melawan penjajah, sebagai Pahlawan Nasional," kata Wakil Ketua MPR RI, Lestari Moerdijat pada talk show berjudul Napak Tilas Ratu Kalinyamat Pahlawan Maritim Nusantara, yang digelar Tentara Nasional Indonesia Angkatan Laut bersama Yayasan Dharma Bakti Lestari dan Forum Diskusi Denpasar 12, yang digelar di atas Kapal Dewa Ruci yang sedang bersandar di dermaga Kolinlamil, Pangkalan Angkatan Laut, Jakarta, Kamis (11/8/2022). 

Pada kesempatan itu, Presiden ke-5 RI Megawati Soekarnoputri menegaskan dukungannya agar Ratu Kalinyamat mendapat gelar Pahlawan Nasional.  

Karena, menurut Megawati, negara Indonesia era Nusantara memang merupakan wilayah kepulauan yang memiliki kekuatan maritim  yang mumpuni, seperti yang dibangun  Ratu Kalinyamat pada abad ke-16. 

Baca juga: Jawaban Prof Jimly Ini Perkuat Argumentasi Mengapa Hukum Islam Harus Didukung Negara

Megawati sangat menyayangkan prestasi perempuan Indonesia di masa lalu seringkali dilupakan. Perjuangan Ratu Kalinyamat, ujar Megawati, masih sangat relevan dengan kondisi bangsa Indonesia saat ini.  

Senada dengan Megawati, menurut Lestari, sepak terjang Ratu Kalinyamat di abad ke-16 menunjukkan ketika itu kita mampu membangun kekuatan maritim, sehingga mampu menjaga wilayah kedaulatan kita dari serangan musuh.  

Nilai-nilai yang ditanamkan Ratu Kalinyamat seperti nilai kebangsaan, membangun kekuatan maritim dari sisi ekonomi dan politik, menurut Rerie, sapaan akrab Lestari, masih sangat relevan dengan kondisi bangsa Indonesia saat ini.   

Bahkan, tegas Rerie, para pemimpin bangsa di masa lalu, seperti Bung Karno sangat menghormati Ratu Kalinyamat dengan berziarah ke makam Ratu dari Jepara itu pada 1952. 

Menurut Rerie, pemberian gelar Pahlawan Nasional kepada Ratu Kalinyamat sekaligus akan melestarikan nilai-nilai kebangsaan dan pikiran besar Ratu Kalinyamat dalam membangun kekuatan maritim dan nilai-nilai kesetaraan gender, yang bisa menjadi inspirasi bagi generasi penerus dalam menjawab tantangan masa depan bangsa.  

Dosen Universitas Diponegoro Semarang, Alamsyah, menegaskan kajian tentang perlawanan Ratu Kalinyamat didasari atas sumber-sumber primer dari bangsa Portugis yang menegaskan tentang keberadaan Ratu Kalinyamat yang mereka sebut Reinha de Japora.  

Pada era yang sama 1549-1579 di Jepara, ujar Alamsyah, Ratu Kalinyamat yang merupakan anak dari Sultan Trenggono, cucu dari Raden Patah itu, berkuasa.  

Alamsyah menilai, Ratu Kalinyamat adalah aktor intelektual yang membangun politik dan ekonomi Jepara pada masa itu.  

Pengamat Militer, Connie Rahakundini Bakrie, mengungkapkan terima kasih kepada KSAL karena sudah diperkenankan memakai Kapal Dewa Ruci, kapal latih yang melegenda, untuk kegiatan talk show.  

Karena, ujar Connie, di masa Ratu Kalinyamat kawasan Nusantara sebenarnya sudah memiliki armada kapal perang yang mumpuni dan mampu membangun aliansi dengan Kesultanan Nusantara.  

Selain itu, jelas Connie, strategi perang yang diterapkan Ratu Kalinyamat lewat pemutusan rantai logistik sangat relevan dengan kondisi saat ini.

Baca juga: Dulu Pembenci Adzan dan Alquran, Mualaf Andreanes Kini Berbalik Jadi Pembela Keduanya

Ratu Kalinyamat, jelasnya, di masanya selain membangun armada perang juga membangun armada logistik yang kuat dalam menerapkan strategi itu. "Ratu Kalinyamat begitu powerfull masa itu. Semangat ini yang harus dibangkitkan saat ini," tegas Connie.  

Kepala Dinas Sejarah TNI AL, Laksamana Pertama TNI, Ir Eko Gajah Seno mengungkapkan sejarah Ratu Kalinyamat sungguh luar biasa. Ratu dari Jepara itu visioner melampaui jamannya.  

Di sela talk show, mantan KSAL Bernard Ken Sondakh bahkan mengusulkan Ratu Kalinyamat sebagai Pahlawan TNI AL sekaligus Pahlawan Nasional.  

 

Karena, jelasnya, Laksmana Malahayati yang panglima perang saja bisa jadi Pahlawan Nasional, seharusnya Ratu Kalinyamat yang membangun kekuatan maritim Nusantara seharusnya bisa lebih dari Malahayati.     

 
Berita Terpopuler