Danny DeVito Tingginya Cuma 147 Cm, Seberapa Besar Peluang Anak Alami Penyakitnya?

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Danny DeVito dikenal karena perannya sebagai pria kerdil yang jahat dalam film-filmnya. Namun, mungkin banyak yang tak tahu bahwa perawakannya yang lebih pendek dari rata-rata disebabkan oleh displasia epifisis multipel (MED).

Kondisi yang disebut penyakit Fairbank ini merupakan bentuk kerdil yang tidak umum yang memengaruhi satu pada 10 ribu-20 ribu orang, menurut Journal of American Academy of Orthopaedic Surgeons. DeVito yang kini menginjak usia 77 tahun memiliki tinggi 4 kaki 10 inci atau 147 sentimeter.

Meskipun jarang berbicara tentang kondisinya, DeVito pernah mengatakan bahwa penyakit ini membuatnya tidak percaya diri. Bintang Batman Returns itu sering kali dirundung saat masih kecil.

"Saya begitu terganggu. Saya tidak pernah bisa berdansa dengan perempuan yang saya sukai karena kondisi ini," kata DeVito, seperti dikutip dari laman Express, Selasa (9/8/2022).

MED juga memengaruhi karier akting DeVito. "Pada hari yang sangat baik, tinggi saya bisa mencapai 152 cm. Tapi itu tetap saja membuat saya cukup sulit memainkan apapun. Saya selalu menjadi pria kerdil," kata aktor Twins itu.

Selain memengaruhi tinggi badan, MED dapat memengaruhi individu dalam beberapa cara yang berbeda, termasuk membuat pergelangan kaki mereka masuk ke dalam dan mengganggu aliran darah ke persendian. Gejala lain yang mungkin terjadi adalah masalah pinggul, lutut, dan pergelangan kaki karena ketidaksejajaran dan artritis prematur hingga jalan tertatih-tatih.

Penting untuk dicatat bahwa tidak semua individu dengan MED akan mengalami gejala yang sama. Biasanya kondisi ini didiagnosis di kemudian hari, setelah individu menjalani pemeriksaan fisik dan rontgen panggul, ekstremitas bawah, dan bahu.

Ada juga berbagai jenis kondisi, dua yang paling umum dikenal sebagai MED autosomal dominan dan MED resesif autosomal. Keduanya disebabkan oleh gen yang sedikit berbeda, tetapi gejala yang dialami individu serupa untuk keduanya.

Setelah didiagnosis, MED dapat diobati dengan berbagai cara. Perawatan seperti operasi penyelarasan membantu memperbaiki kelainan bentuk tetapi penggantian pinggul, lutut, atau bahu total mungkin diperlukan jika individu mengalami rasa sakit tertentu.

Seperti disebutkan sebelumnya, individu dengan MED cenderung mengembangkan radang sendi sebelum waktunya. Jenis yang paling umum adalah osteoarthritis dan rheumatoid arthritis, yang keduanya sering memengaruhi sendi seperti tangan, tulang belakang, lutut dan pinggul.

Osteoarthritis awalnya memengaruhi lapisan tulang rawan sendi. Setelah lapisan tulang rawan mulai menjadi kasar, tendon dan ligamen harus bekerja lebih keras, yang seiring waktu menyebabkan pembentukan taji tulang yang dikenal sebagai osteofit.

Adapun rheumatoid arthritis lebih serius digolongkan sebagai penyakit autoimun. Sistem kekebalan tubuh cenderung menargetkan sendi sinovium terlebih dahulu dan kemudian menyebar ke seluruh sendi yang menyebabkan pembengkakan lebih lanjut dan mengubah bentuk sendi.

Gejala dapat bervariasi tergantung pada jenis arthritis yang dimiliki individu. Namun, Anda disarankan segera berkonsultasi dengan dokter jika mengalami gejala nyeri sendi, peradangan di dalam dan sekitar sendi, pergerakan sendi terbatas, kulit merah pada sendi, serta kelemahan dan pengecilan otot.

Meskipun saat ini tidak ada obat untuk kondisi ini, ada banyak perawatan yang dapat membantu memperlambatnya. Perawatan untuk osteoarthritis biasanya mencakup perubahan gaya hidup dan pengobatan, sedangkan rheumatoid arthritis diatasi dengan fisioterapi untuk meminimalkan peradangan sendi.

Layanan kesehatan nasional Inggris (NHS) juga menyarankan individu untuk mengonsumsi makanan sehat seimbang untuk memastikan mereka mendapatkan semua nutrisi yang dibutuhkan untuk mempertahankan berat badan yang sehat. Itu terdiri atas buah dan sayur, roti, nasi, kentang, daging, ikan, telur, kacang-kacangan, susu dan makanan olahan susu, serta makanan yang mengandung lemak dan gula.