Bahaya Pinjam Sikat Gigi Milik Sesama Anggota Keluarga

Berbagi sikat gigi bisa berbahaya meskipun antara pasangan suami-istri.

PxHere
Sikat gigi (ilustrasi). Walau terkesan sepele, berbagi sikat gigi bisa menimbulkan risiko kesehatan.
Rep: Shelbi Asrianti Red: Reiny Dwinanda

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Berbagi sikat gigi, meski di antara anggota keluarga atau pasangan suami-istri, bukan hal yang dianjurkan oleh dokter gigi. Ada bahaya serius dan risiko tersembunyi yang mengintai jika kebiasaan diteruskan.

Walau terkesan sepele, berbagi sikat gigi bisa menimbulkan risiko penyakit gusi. Hal tersebut disampaikan dokter gigi Khaled Kasem yang menjabat sebagai kepala ortodontis di rantai ortodontik Eropa, Impress.

"Baik disengaja atau tidak disengaja, menggunakan sikat gigi orang lain dapat membuat gigi, gusi, dan mulut Anda terpapar berbagai hal buruk, terutama jika rutinitas menjaga kesehatan mulut mereka tidak sesuai dengan Anda," kata Kasem, dikutip dari laman Express, Rabu (3/8/2022).

Salah satu imbas dari berbagi sikat gigi ialah mengekspos mulut pada bakteri berbahaya. Kasem menjelaskan, susunan bakteri di mulut setiap orang bersifat unik. Saat memakai sikat gigi orang lain, ada kemungkinan paparan bakteri baru yang mungkin tidak bereaksi dengan baik dengan bakteri yang sudah ada di mulut.

Hingga 700 spesies bakteri yang berbeda dapat hidup di mulut seseorang pada satu waktu. Sebagian besar dari bakteri tersebut baik untuk kesehatan mulut, namun ada beberapa yang dapat menyebabkan gangguan kesehatan serius.

Bakteri yang paling berbahaya terkait dengan kerusakan gigi dan penyakit gusi adalah streptococcus mutans, porphyromonas gingivalis, dan treponema denticola. Semuanya hidup dan berkembang biak di sikat gigi, dan seseorang lebih berisiko terpapar jika berbagi sikat gigi.

Risiko tidak hanya berhenti di penyakit gusi di mana gusi menjadi merah, bengkak, sakit, dan berdarah. Ada kemungkinan paparan jamur, sebab seseorang cenderung "meminjam" sikat gigi setelah dipakai pemiliknya.

Baca Juga

Semakin lama sikat gigi basah, semakin besar kemungkinan jamur akan tumbuh. Kasem mengatakan, jika seseorang bersikeras menggunakan sikat gigi pasangan atau anggota keluarga lain, setidaknya pastikan sudah kering terlebih dahulu guna memastikan sebagian besar bakteri sudah mati.

Selain itu, tidak jarang gusi berdarah saat menyikat gigi. Apabila ada darah yang berpindah dari satu orang ke orang lain, hal tersebut dapat menyebabkan penyakit yang ditularkan melalui darah, seperti hepatitis C.

Karenanya, anjuran paling aman adalah memakai sikat gigi milik sendiri. Lebih baik pergi ke minimarket atau toko kelontong terdekat untuk membeli sikat gigi baru daripada mengambil risiko berbagi sikat gigi.

Ada beberapa hal yang perlu diperhatikan saat memakai sikat gigi. Idealnya, seseorang perlu mengganti sikat gigi setiap tiga bulan sekali. Setiap mulut membutuhkan jenis sikat gigi yang berbeda, dengan bulu sikat keras, sedang, atau lembut sesuai kebutuhan.

 
Berita Terpopuler