Bayi-Anak Masuk Kelompok Rentan Cacar Monyet, IDAI: Laporan Penularan Masih Sangat Jarang

Orang tua dan guru diserukan mengajarkan PHBS sebagai pencegahan cacar monyet.

CDC via AP
Foto yang dipasok CDC pada 1997 menunjukkan salah satu kasus cacar monyet di Republik Demokratik Kongo. Meskipun laporan kasusnya sangat jarang pada bayi dan anak, pencegahan cacar monyet penting dilakukan. Bayi dan anak termasuk kelompok rentan.
Rep: Dian Fath Risalah Red: Reiny Dwinanda

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Ketua Ikatan Dokter Anak Indonesia (IDAI) dr Piprim Yanuarso SpA(K) mengungkapkan, kelompok anak-anak, terutama bayi, termasuk dalam kelompok rentan terinfeksi virus monkeypox. Meskipun demikian, laporan penularan cacar monyet terhadap anak-anak, menurutnya, masih sangat jarang.

"Laporan penularan dari orang ke orang pada anak cukup jarang, baru ada satu laporan," ujar Piprim di Jakarta, Selasa (2/8/2022).

Baca Juga

Satu laporan penularan pada anak tersebut merujuk pada kasus di Inggris pada akhir Mei lalu. Sementara itu, menurut Piprim, risiko penularan di rumah tangga sekitar sembilan persen.

Hingga kini, belum ada data global secara pasti yang menyebutkan cara penularan monkeypox ke anak-anak dan bayi. Ada kemungkinan monkeypox ditularkan melalui plasenta ibu hamil kepada janinnya serta adanya kontak erat.

"Jadi memang masih belum banyak informasi tentang monkeypox pada anak," ujar Piprim.

Piprim menjelaskan, hal terpenting dalam pencegahan penyakit menular, termasuk cacar monyet, adalah melakukan perilaku hidup bersih dan sehat (PHBS). Kebiasaan mencuci tangan, memakai masker dengan baik, dan juga menghindari kerumunan bisa dilakukan sebagai pencegahan monkeypox maupun penyakit menular lainnya.

Piprim menjelaskan, cacar monyet tidak termasuk dalam penyakit yang mudah menular seperti campak atau Covid-19. Monkeypox dapat menular bila ada kontak erat secara langsung.

Oleh karenanya, Piprim menilai, literasi masyarakat terkait pencegahan monkeypox sangatlah penting. Ia mengingatkan, cacar monyet dapat menginfeksi semua orang, bukan tidak hanya kelompok tertentu.

Dalam hal ini, peran orang tua serta guru sangatlah penting dalam melindungi anak, yakni dengan menciptakan lingkungan yang aman. Orang tua dan guru diminta turut serta mengajarkan serta mencontohkan kepada anak perihal PHBS.

"Biarkan anak-anak itu bisa keluar rumah, bisa bersosialisasi, namun protokol kesehatan tetap dilakukan," kata Piprim.

Mengingat penularan cacar monyet harus ada kontak yang sangat erat, Piprim menjelaskan bahwa PHBS sudah cukup untuk menjadi langkah pencegahan. Di samping itu, lantaran vaksin yang biasa diberikan untuk pencegahan monkeypox belum masuk di Indonesia maka tindakan pencegahan sangat penting dilakukan.

"Vaksinnya belum jelas, belum ada vaksin yang spesifik untuk mencegahnya sehingga kita harus hati-hati, kita lindungi anggota keluarga, khususnya yang rentan itu golongan bayi, anak-anak dengan imunokompromis, juga mungkin lansia," ujarnya.

 
Berita Terpopuler