Warga Pakistan Galakkan Tanam Pohon untuk Redakan Terik Matahari

Pakistan termasuk di antara 10 negara paling rentan terkena dampak pemanasan global.

AP/K.M. Chaudary
Pengendara sepeda motor melaju di sepanjang jalan saat kabut asap menyelimuti kawasan Lahore, Pakistan, Senin, 22 November 2021. Warga Lahore dan sekitarnya menderita gangguan pernapasan akibat kualitas udara yang buruk terkait kabut asap tebal yang menyelimuti kawasan tersebut.
Rep: Alkhaledi Kurnialam Red: Ani Nursalikah

IHRAM.CO.ID, ISLAMABAD -- Seorang warga Pakistan, Mulazim Hussain (61 tahun) mengaku bangga dengan pohon yang ditanamnya. Dikelilingi oleh pohon nimba dan sayuran yang tumbuh di distrik Cliftonne di Karachi, pria itu mengingat-ingat beberapa tahun lalu ketika daerah itu hanya tempat pembuangan sampah informal yang besar.

Baca Juga

"Sekarang ada kehijauan dan kebahagiaan, anak-anak datang di malam hari untuk bermain, orang-orang datang untuk berjalan-jalan," katanya, berbicara di dekat sepetak pohon di tengah hamparan tandus yang berbatasan dengan laut di satu sisi dan blok menara dan kantor di kejauhan di sisi lain.

"Saya telah memelihara tanaman ini seperti anak-anak saya selama empat tahun terakhir," tambahnya, sambil beristirahat dari pekerjaannya di tengah gelombang panas musim panas yang ganas.

Mengenakan syal putih dan cokelat di sekitar kepalanya dan kemeja longgar berwarna krem, Hussain mengumpulkan rumput kering dari tanah dan menyirami pohon-pohon kesayangannya. Di penghujung hari, dia menyalakan selang untuk mendinginkan dan membersihkan diri sebelum pulang dengan sepeda motornya.

Ayah dua anak ini dipekerjakan oleh proyek penghijauan perkotaan di sebuah taman milik pemerintah di daerah Cliftonne kelas atas Karachi. Pihak yang dijalankan oleh Shahzad Qureshi, yang telah mengerjakan proyek serupa di kota-kota Pakistan lainnya dan di luar negeri.

Dilansir dari Gulf Daily, Kamis (28/7/2022), langkah ini adalah salah satu dari lusinan inisiatif penanaman milik negara dan swasta di Pakistan. Di mana tutupan hutan jauh di belakang tingkat rata-rata di seluruh Asia Selatan. Padahal pohon menyerap karbon dioksida, emisi yang berkontribusi terhadap pemanasan suhu global.

Tujuan di Cliftonne adalah untuk mengimbangi urbanisasi yang cepat di Karachi, kota pelabuhan yang luas berpenduduk sekitar 17 juta orang di mana perluasan jalan dan bangunan yang sangat berbahaya berarti semakin sedikit ruang untuk pohon dan taman.

 

Qureshi ingin memberikan keteduhan bagi penduduk yang mencari pelarian dari kenaikan suhu gelombang panas pada 2015. Peristiwa yang menewaskan lebih dari 400 orang di kota itu dalam tiga hari, dan suhu di wilayah sekitar Sindh mencapai rekor tertinggi tahun ini.

Seperti diketahui, pohon-pohon juga dapat menarik satwa liar setempat, mengurangi banjir perkotaan dan menyediakan sumber makanan baru. "Semakin besar tutupan pohon di kota, semakin dingin, dengan perbedaan hingga 10 derajat Celsius ketika Anda dikelilingi oleh pepohonan," katanya kepada Reuters, seraya menambahkan proyek tersebut hanya menggunakan spesies asli.

"Saat Anda menanam, itu menarik serangga, dan berbagai jenis burung mulai berdatangan. Saat ini, luwak berkeliaran di taman, dan empat atau lima varietas bunglon. Anda memberi mereka rumah, Anda memberi mereka makanan dan membiarkan hal itu terjadi. Alam sangat indah," ujarnya. 

Secara keseluruhan tutupan hutan di Pakistan, adalah rumah bagi lebih dari 220 juta orang. Ini berarti adalah sekitar 5,4 persen, jauh dibandingkan dengan 24 persen di negara tetangga India dan 14,5 persen di Bangladesh. Sehingga pemerintah sebelumnya mengumumkan program penghutanan massal yang mempertimbangkan penanaman 10 miliar pohon antara 2019 dan 2023.

"Pakistan termasuk di antara 10 negara paling rentan terkena dampak pemanasan global. Setelah lautan, pohon adalah penyerap karbon terbesar kedua," kata Hussain.

 
Berita Terpopuler