Berapa Lama ASI Perah Tahan Disimpan di Kulkas?

ASI yang disimpan di kulkas tak boleh langsung kena suhu yang berbeda ekstrem.

ASI perah dalam freezer (Ilustrasi). Air susu ibu yang telah disimpan di freezer harus dimasukkan ke dalam chiller sebelum diletakkan di suhu ruang.
Red: Reiny Dwinanda

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Ibu yang menyusui kerap menyimpan ASI (air susu ibu) perah di lemari pendingin sebagai stok makanan sang buah hati bila sewaktu-waktu tidak bisa menyusui secara langsung. Sebetulnya, berapa lama ASI bisa tahan disimpan di dalam kulkas?

Baca Juga

Konselor laktasi Bamed dr Teresia Susilo mengatakan, ASI yang disimpan di lemari pembeku dalam kulkas dua pintu bisa bertahan selama tiga hingga enam bulan. Jika disimpan di bagian chiller dalam lemari pembeku, tempat biasa menaruh sayur dan buah, air susu ibu dapat bertahan selama lima hingga tujuh hari.

"Kalau di freezer khusus yang suhunya minus 20 derajat bisa enam sampai 12 bulan," kata dr Teresia dalam bincang-bincang Bamed, Kamis (28/7/2022).

Sebaik-baiknya ASI, menurut dr Teresia, ialah yang fresh, yakni langsung disusui. Semakin lama disimpan, akan ada zat gizi, vitamin, dan antibodi dalam ASI yang berkurang seiring berjalannya waktu.

Jika ingin memberikan ASI dari lemari pembeku kepada anak, dr Teresia mengingatkan untuk mencairkannya secara bertahap dengan menaruhnya dulu dari freezer ke chiller, kemudian diletakkan di suhu ruang baru direndam di air dengan suhu 40 derajat.

"Tidak boleh dikeluarkan dengan perbedaan suhu ekstrem," kata dia.

Menyusui memberikan beberapa keuntungan bagi ibu, seperti mencegah perdarahan pasca persalinan, membantu mempercepat rahim kembali ke bentuk semula, sebagai kontrasepsi alami, dan mengurangi risiko terjadinya kanker ovarium dan kanker payudara. Namun, ada beberapa hambatan yang sering dialami oleh ibu menyusui dan bayinya selama proses pemberian ASI.

Ibu bisa saja tidak percaya diri dan kurang mendapatkan dukungan, kesulitan dalam memposisikan dan melekatkan bayi pada payudara, puting lecet, payudara bengkak, infeksi payudara atau mastitis, atau volume ASI berkurang. Lalu, bayi juga bisa tiba-tiba menolak menyusu langsung pada payudara ibu.

Kunci utama agar ASI lancar bukan pada suplemen ataupun ASI booster yang diminum. Dr Teresia menjelaskan dengan seringnya mengosongkan payudara dengan interval dua-tiga jam sekali, baik dengan menyusui maupun dengan memerah jika ibu harus terpisah dengan bayinya.

Semakin sering payudara dikosongkan, maka rangsangan otak untuk mengeluarkan hormon prolaktin akan terus terjadi. Di samping itu, ibu harus percaya diri dan dukungan dari orang terdekat ikut memengaruhi kelancaran ASI.

Sementara itu, stres dan sedih yang tidak diatasi dengan baik akan membuat hambatan hormon oksitosin sehingga menyebabkan ASI tidak mengalir dengan baik. Ibu menyusui harus memijat payudara dengan teknik yang benar, mengonsumsi makanan dengan gizi seimbang dan asupan air yang cukup. Suplemen berupa vitamin dan mineral juga ASI booster boleh dikonsumsi jika diperlukan.

 
Berita Terpopuler