Buah Hati Kecanduan Gadget? Kak Seto: Anak Tentu Meniru Orang Tuanya

Kak Seto menganjurkan agar orang tua tak hanya melarang anak main gadget.

flickr
Anak bermain gadget. Berawal dari meniru perilaku orang di sekitarnya, anak akhirnya menemukan keasyikan dan kenyamanan dengan gadget hingga akhirnya kecanduan.
Red: Reiny Dwinanda

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Psikolog Prof Seto Mulyadi yang akrab disapa Kak Seto mengatakan orang tua perlu melakukan introspeksi diri ketika anaknya kecanduan gadget. Ia menyebutkan bahwa salah satu penyebab anak mengalami kecanduan gadget adalah karena meniru perilaku lingkungan.

Baca Juga

"Tentu sesuatu itu ada sebabnya ya, ada yang membuat dia jadi demikian," kata Kak Seto saat dihubungi Antara, Ahad (24/7/2022).

Menurut Kak Seto, anak-anak itu peniru yang terbaik di dunia. Jadi perilakunya itu meniru lingkungannya.

"Sekarang ini gimana anak tidak bermain dan kecanduan gadget? Karena pertama tentu meniru dari orang tuanya," ujar Kak Seto.

Menurut Kak Seto, anak tak bisa disalahkan kalau kecanduan gadget andaikan ayah atau bundanya juga sibuk bermain gadget. Kadang-kadang, orang tua juga tidak ada waktu untuk anak.

"Kadang kalau ada kegiatan lain, anak dikasih gadget supaya tenang," tuturnya.

Berawal dari meniru perilaku dari sekitarnya, menurut Kak Seto, hal tersebut akan berlanjut lebih jauh ketika sang anak merasa menikmati dan nyaman bertemankan gagdet. Akhirnya, sang anak pun dapat menjadi candu saat menggunakan gadget.

"Itu akan terus ditingkatkan. Akhirnya, itulah yang membuat anak-anak menjadi kebablasan mencandu gadget. Karena nikmat dan nyaman," jelas Kak Seto.

Selain itu, Kak Seto juga mengatakan kecanduan gadget juga dipengaruhi oleh situasi selama dua tahun terakhir ini di mana anak-anak tak dapat pergi ke sekolah. Belajar pun menggunakan gadget karena pandemi.

Hanya saja, menurut Kak Seto, kini gawai tersebut tak hanya dipakai untuk belajar karena dianggap kurang menyenangkan. Akhirnya, sang anak pun mengeksplorasi sendiri penggunaan gawai tersebut untuk mengakses situs-situs lainnya.

"Sebelum pandemi juga dijelaskan anak-anak harus ke sekolah, tidak boleh pegang gadget, sekarang terbalik," kata Kak Seto.

Ketika pandemi melanda, anak-anak tidak bisa ke sekolah dan harus pegang gadget. Mula-mula, mereka memakai gawai untuk belajar.

"Setelah itu mungkin belajar kurang menyenangkan, kenapa nggak keterusan saja bisa mengakses ke berbagai situs yang kadang negatif atau berbahaya," ujar Kak Seto.

Agar anak terhindar dari kecanduan gawai, Seto menyarankan agar orang tua dapat mendekatkan diri menjadi sahabat anak. Dengan demikian, anak pun akan merasa nyaman untuk berkomunikasi dengan orang tuanya.

Bagaimana jika orang tua hanya melarang anak untuk bermain gawai, namun tetap sibuk dengan kegiatannya masing-masing? Hal tersebut akan membuat anak merasa frustasi atau bahkan menyebabkan melakukan hal yang negatif.

Menurut Kak Seto, sering terjadi di dalam keluarga, orang tua tidak menjadi sahabat anak. Ayah dan ibu hanya main perintah, instruksi, komando, tapi tidak mendengar suara anak.

Kak Seto pun menyerukan untuk mengubah gaya mendidik anak. Mulai banyak berdialog dengan anak hingga bermain bersama.

"Jangan cuma 'Nggak boleh main gadget!' lalu gadget dirampas atau bahkan ada juga yang sampai dibanting," tutur Kak Seto.

 
Berita Terpopuler