Menelusuri Titik Petilasan Nabi di Madinah

Banyak titik di kota itu yang menjadi saksi saat Rasulullah hidup

Achmad Syalaby Ichsan-Republika
Masjid Nabawi
Red: A.Syalaby Ichsan

IHRAM.CO.ID -- Madinah bak ukiran sejarah. Banyak titik di kota itu yang menjadi saksi saat Rasulullah SAW hidup. Selama sepuluh tahun, beliau membangun manusia dan peradaban di kota ini. Kami, para petugas Media Center Haji (MCH) beruntung setidaknya bisa menapaktilasi beragam tempat yang menjadi sebagian jejak sejarah Rasul.

Kami memulainya dari titik yang amat dekat dengan kantor Daker Madinah di wilayah Al Mashani, tepat di pinggir jalan raya. Pak Badar, seorang mukimin yang menguasai seluk beluk Madinah mengungkapkan, tempat ini menjadi lokasi penyambutan Rasulullah saat tiba di Madinah.  Saat itu, warga lokal menyambut Nabi dengan tahniah yang kita kenal sebagai Thalaal Badru Alaina. 

 

 

Masjid Istiqbal - (Achmad Syalaby Ichsan-Republika)

berlanjut kami berlanjut ke arah utara. Sekitar 50 meter dari Masjid Quba, kami menyaksikan sebuah mushala mungil bernama Masjid Istiqbal. Titik ini yang menjadi tempat Rasulullah SAW memberikan pidato kedatangan sebelum beliau berangkat ke Quba. Di tempat ini, kita membayangkan bagaimana masyarakat Yastrib (ketika itu) entah mereka berasal dari Muslim, Nasrani atau Yahudi berlomba-lomba ingin menyaksikan kedatangan nabi yang agung. "Mereka sampai memanjat pohon kurma untuk melihat nabi,"kata Badar. 

Masjid Ashakhikhain - (Achmad Syalaby Ichsan-Republika)

 

 

Kami juga kembali menyaksikan titik-titik Perang Uhud yang terjadi pada tahun ke-3 Hijriah. Salah satu yang jarang diketahui para peziarah adalah Masjid Shaikhakhin. Di tempat ini, Nabi SAW sempat menanggalkan baju zirahnya untuk beristirahat sejenak sebelum melanjutkan perjalanan ke Uhud. Titik ini juga menjadi saksi bisu betapa provokasi seorang tokoh munafik, Abdullah bin Ubay, berhasil mengurangi kekuatan kaum Muslimin. 

Di tempat itulah Abdullah bin Ubay mempengaruhi 300 orang Muslim untuk kembali ke Madinah. Alhasil, tinggal 700 orang pasukan Muslimin yang Istiqomah menyertai Nabi untuk menuju Uhud. Mereka berperang menghadapi sekitar 3000 orang pasukan Quraisy pimpinan Abu Sufyan.

 

Peperangan yang menimbulkan korban jiwa di kedua belah pihak ini berawal dari aksi kaum musyrikin Makkah yang ingin membalas dendam atas kematian para petinggi mereka saat kalah pada Perang Badar. 

 

 

Sejumlah jamaah menaiki Jabal Rumat dekat dengan ke pemakaman Syuhada Uhud, sekitar lima kilo meter sebelah Utara kota Madinah, Ahad (13/8). (Republika/Amin Madani) - (Republika/ Amin Madani)
 
 

 

Rasulullah Saw menempatkan pasukan pemanah di bukit Rumat. Saat peperangan terjadi, kaum musyrikin mendapat serangan dari bawah dan dari bukit Rumat. Sampai ketika kemenangan ada di depan mata kaum Muslimin, pasukan pemanah ternyata tidak sabar. Meski dilarang Rasullah, Mereka turun dari Bukit Rumat karena melihat ghanimah (harta rampasan perang).

 

Melihat adanya kesempatan,  Khalid bin Walid yang sedari tadi menunggu langsung menyergap setelah memutari bukit Rumat dari arah belakang dengan pasukan berkudanya. Pasukan Muslimin pun terjepit oleh pasukan kavelari Khalid dan pasukan pimpinan Abu Sufyan yang mentalnya bangkit saat menyaksikan derap serangan pasukan Khalid.

  

Sekuel ini kami bayangkan saat berada di lapangan terbuka di samping Bukit Rumat. Darisana, tampak kuburan para suhada Perang Uhud termasuk Sayyidina Hamzah bin Abdul Muthalib yang kerap diziarahi pengunjung.  Mereka syahid dalam peperangan. Sebagian lainnya tewas saat melindungi Rasulullah yang bergeser ke Bukit Uhud.

 

 

Gunung Uhud - (Achmad Syalaby Ichsan-Republika)

 

 

Lokasi Jabal Uhud berada sekitar 1 kilometer ke arah Utara dari Masjid Syuhada. Untuk menuju kesana, jalannya hanya cukup untuk dua mobil. Di sisi kiri  jalan, sudah berderet perumahan warga lokal. Di kanannya, pagar berlubang terbentang yang memisahkan para peziarah dengan bukit legendaris itu. 

 

Sebelum sampai ke Bukit Uhud, tampak juga sebuah titik petilasan saat kaum musyrikin memburu  Rasulullah SAW. Di titik itu, mereka berhasil mencederai nabi yang mulia.Rasulullah dilempar potongan besi oleh Uthbah bin Abi Waqash sehingga gigi dan pipi beliau patah. Para sahabat kemudian mengungsikan nabi ke sebuah gua di Bukit Uhud. Tampak bekas coran besi yang menutupi gua tersebut. Kami hanya bisa berfoto jauh dari seberang.

 

 

 

Masjid Istirahah - (Rep-Achmad Syalaby Ichsan)
 
 

 

Masjid Istirahah yang juga dikenal sebagai Masjid Bani Haritsah menjadi titik henti kami lainnya. Di masjid ini, nabi menyempatkan diri beristirahat setelah melakoni Perang Uhud.  Penamaan masjid ini berdasarkan suatu riwayat bahwa Rasulullah pernah beristirahat dan sholat di tempat ini ketika pulang dari Perang Uhud. Masjid ini dibangun dan direnovasi kembali pada masa Raja Fahd, dengan corak bangunan memanjang seluas 491 meter persegi. Rumah-rumah penduduk Bani Haritsah berada di samping masjid ini.

 

 
 

 
Berita Terpopuler