Situasi Dalam Negeri, Luar Negeri Hingga Cuaca tak Berpihak pada Haiti

Aktivitas kelompok kriminal bersenjata melonjak tajam di ibu kota Haiti.

AP Photo/Odelyn Joseph
Angkatan bersenjata mengamankan area kantor negara Port-au-Prince, Haiti, Senin, 11 Juli 2022. Radio TV Caraibe, sebuah stasiun radio populer di Haiti mengumumkan akan menghentikan siaran selama satu minggu untuk memprotes kekerasan yang meluas di ibukota.
Rep: Lintar Satria Red: Friska Yolandha

REPUBLIKA.CO.ID, jakarta -- Sudah satu tahun lebih Presiden Haiti Jovenel Moïse tewas dibunuh. Peristiwa itu membawa negara tersebut menuju krisis yang lebih dalam. Aktivitas kelompok kriminal bersenjata melonjak tajam di ibukota.

Baca Juga

Satu bulan lebih sedikit setelah Moïse dibunuh Haiti diguncang gempa dengan kekuatan 7,2 skala Richter. Sekitar 2.000 orang tewas dan ribuan lainnya terluka.

Gempa itu menghancurkan rumah-rumah, gedung-gedung dan sekolah-sekolah terutama di daerah pedesaan. Di mana diperkirakan sekitar 80 persen populasi terdampak bencana tersebut.

Dalam laporannya pada 2 Juli lalu Kantor Koordinasi Urusan Kemanusiaan PBB (OCHA) mengatakan 188 orang di Port-au-Prince tewas karena kekerasan antar kelompok kriminal termasuk 96 orang anggota geng. Hampir 17 ribu orang terpaksa mengungsi sejak akhir April lalu.

"Kami menemukan mayat yang sudah membusuk atau terpaksa, mereka bisa jadi orang-orang yang terbunuh dapat bentrokan atau orang-orang yang mencoba pergi ditembak - ini merupakan medan perang sungguhan," kata Doctors Without Border (MSF) dalam pernyataannya pekan ini seperti dikutip ABC News, Ahad (17/7/2022).  

Pada Jumat (15/7/2022) lalu Dewan Keamanan PBB menyetujui dengan suara bulat resolusi yang meminta semua negara berhenti mengirimkan senjata ringan, kecil dan amunisi ke setiap pihak yang mendukung kekerasan antar geng dan kriminal di Haiti.

"Dengan keprihatinan yang mendalam pada tingginya tingkat kekerasan ekstrem antar geng dan aktivitas kriminal lainnya, termasuk pembunuhan dan penculikan, dan kekerasan seksual dan berbasis gender, serta kekebalan pada pelaku dan implikasi situasi Haiti di kawasan," kata resolusi itu seperti dikutip Associated Press.

 

Resolusi itu juga memperpanjang misi PBB atau BINUH di Haiti sampai 15 Juli 2023. Tapi dampak resolusi itu masih belum jelas. Kelompok kriminal bersenjata masih menutup jalan di utara dan selatan, menghambat bantuan kemanusian untuk kelompok yang paling rentan.

OCHA melaporkan angka malnutrisi di Cité Soleil, Port-au-Prince pada anak-anak di bawah lima tahun naik 20 persen. Badan Pangan Dunia dari PBB (WFP) mengeluarkan pernyataan pada pekan ini.

"Sejak awal Mei ketidakamanan di dalam dan sekitar Port-au-Prince semakin memburuk dengan drastis, mengganggu rantai pasokan, akses pada layanan dasar seperti pasar, sekolah, rumah sakit dan mata pencaharian rakyat Haiti seluruh negeri. Kekerasan menyebabkan krisis perlindungan serius dan membuat akses rakyat pada makanan semakin sulit," katanya.  

Pemandangan lingkungan Cite Soleil di Port-au-Prince, Haiti, Kamis, 14 Juli 2022. - (AP Photo/Odelyn Joseph)

"Ini terjadi dengan latar belakang krisis pangan dunia di mana kenaikan harga yang berkaitan dengan konflik di Ukraina semakin memperburuk kesengsaraan. Haiti sudah mengalami inflasi mengejutkan hingga 26 persen. Negara Kepulauan itu paling rentan pada guncangan pasar pangan dan bahan bakar karena 70 persen serealnya impor. Di atas semua tantangan itu, musim badan Atlantik yang diperkirakan akan lebih aktif dari biasanya membahayakan nyawa dan mata pencaharian kelompok rentan Haiti," tambah WFP.

Blokade jalan yang dilakukan kelompok penjahat menimbulkan kekhawatiran serius pengiriman bantuan kemanusian.

"Satu-satunya pilihan aman bagi bantuan kemanusian mengirimkannya melalui udara, dan tanpa pendanaan yang cukup UNHAS (Layanan Bantuan Kemanusian Udara PBB) menghadapi penutupan pada akhir Juli 2022, ini membahayakan tidak hanya bantuan WFP tapi juga operasi kemanusian di seluruh negeri," kata Direktur WFP untuk Haiti Jean-Martin Bauer.

 

Cuaca juga tidak berpihak pada Haiti. Administrasi Laut dan Atmosfer Nasional (NOAA) memprediksi musim badai 2022 yang biasanya dari Juni sampai November akan berlangsung di atas normal. Diperkirakan akan ada tiga sampai enam badai kategori 3, 4 atau 5.

 
Berita Terpopuler