Pakar Virus: Subvarian Centaurus BA.2.75 Sudah Masuk Australia

Centaurus dikhawatirkan picu gelombang kasus baru di seluruh dunia.

www.pixabay.com
Covid-19 (ilustrasi). Centaurus adalah mutasi dari omicron BA.2.
Rep: Desy Susilawati Red: Reiny Dwinanda

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Subvarian baru dari varian omicron virus penyebab Covid-19 (SARS-CoV-2), yakni BA.2.75 alias Centaurus, telah masuk ke Australia. Sebelumnya, subvarian ini telah menembus India.

Centaurus kini sedang dipantau oleh Organisasi Kesehatan Dunia (WHO). Para ahli memperingatkan subvarian ini bisa lebih menular daripada omicron.

Baca Juga

Centaurus adalah mutasi dari omicron BA.2 yang merupakan varian yang menyebabkan sejumlah besar kasus di Australia selama musim panas. WHO belum menyebut Centaurus sebagai varian yang menjadi perhatian (variant of concern), tetapi ahli virologi khawatir hal itu dapat memicu gelombang kasus baru di seluruh dunia.

Mereka mengatakan sub-varian mampu menghindari perlindungan vaksin, dengan sekuensing yang menunjukkan bahwa itu telah menyebar ke Australia, Selandia Baru, Inggris, Israel, India, dan AS.

Subvarian Omicron BA.2.75 - (Republika)


Centaurus pertama kali ditemukan di India. Centaurus menyebabkan lonjakan kasus di sana sebelum menyebar ke seluruh dunia.

"Orang-orang yang berpikiran pengawasan, patut mewaspadai BA 2.75 yang memiliki banyak mutasi lonjakan, kemungkinan varian generasi kedua, pertumbuhan cepat yang nyata, dan penyebaran geografis yang luas," cicit ahli virologi Tom Peacock dari Imperial College London di Inggris, seperti dikutip dari AP,  Kamis (14/7/2022).

Ahli biologi molekuler Ulrich Elling juga memperingatkan subvarian dapat tersebut menghindari kekebalan. Dalam cicitannya di Twitter, Elling menjelaskan, jumlah delapan mutasi tambahan pada BA.2.75 luar biasa.

Ahli epidemiologi Profesor Catherine Bennett mengatakan, Australia terlalu dini untuk mengatakan betapa berbahayanya Centaurus. Di sisi lain, ia memperingatkan akan ada lebih banyak subvarian yang hadir akan melemahkan kekebalan di masyarakat.

"Terlalu dini untuk mengatakannya. Saat ini ada level rendah, tetapi tren yang kami lihat di Australia adalah level rendah BA.4 dan BA.5m namun kemudian meledak," kata Prof Bennett seraya mengingatkan bahwa semakin banyak subvarian yang ada maka semakin besar risiko infeksi ulang Covid-19.

 
Berita Terpopuler