Anjuran Memperindah Bacaan Alquran, Ini Penjelasannya

Memperindah bacaan Alquran termasuk bagian dari adab seorang Muslim

Republika.co.id
Infografis Alasan Ada Surah yang Terputus dalam Alquran. Ilustrasi Alquran
Rep: Imas Damayanti Red: Agung Sasongko

IHRAM.CO.ID, JAKARTA -- Alquran merupakan penerang bagi umat Islam, bahkan di hari kiamat dia akan menjadi penolong bagi yang membacanya. Nabi bersabda, "Iqra-ul quraana fa-innahu yaji-ul qiyaamati syafi'an lishaahibihi,". Yang artinya, "Bacalah Alquran, karena sesungguhnya ia nanti pada Hari Kiamat akan datang sebagai pemberi syafaat kepada ahlinya,". 

Baca Juga

Syekh Abu Bakar Jabir Al-Jazairi dalam kitab Minhajul Muslim menjelaskan bahwa memperindah bacaan Alquran termasuk bagian dari adab seorang Muslim terhadap Alquran. Hal demikian sangat dianjurkan dan ditekankan untuk dilakukan. 

Rasulullah SAW bersabda, "Zayyinul-qurana bi-ashwaatikum,". Yang artinya, "Hiasilah Alquran dengan suara kalian,". Dalam hadis lainnya, beliau bersabda, "Laisa minna man lam yataghanna bil-qurani,". Yang artinya, "Bukanlah termasuk golongan kami orang yang tidak melagukan (memperindah bacaan) Alquran,". 

Kemudian Rasulullah SAW juga bersabda, "Maa adzinallahu lisyai'in maa adzina linabiyyin yataghanna bil-qurani,". Yang artinya, "Allah tidak mengizinkan sesuatu sebagaimana Dia mengizinkan Nabi-Nya melagukan Alquran,". 

Meski terdapat anjuran untuk memperindah bacaan Alquran, umat Islam juga jangan lupa untuk senantiasa khusyuk dan tartil ketika membaca Alquran. Membacanya dengan tartil dan tidak tergesa-gesa, dan tidak dianjurkan menghatamkan Alquran kurang dari tiga malam. 

Nabi bersabda, "Man qara-al qurana fi aqalli min tsalatsi layaalin lam yufaqqih-hu,". Yang artinya, "Barang siapa yang membaca Alquran dalam waktu kurang dari tiga malam, niscaya dia tidak memahami makna-maknanya,". 

 
Berita Terpopuler