Studi: SARS-CoV-2 Dapat Bertahan Hidup pada Daging yang Sudah Dibekukan Selama 30 Hari

Virus penyebab Covid-19 dapat bertahan di suhu beku.

ANTARA/M Risyal Hidayat
Daging beku (Ilustrasi). Peneliti menemukan SARS-CoV-2 masih bertahan hidup di suhu beku.
Rep: Haura Hafizhah Red: Reiny Dwinanda

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Sebuah studi mengungkapkan SARS-CoV-2, virus penyebab Covid-19, dapat bertahan hidup pada produk daging di lemari es atau freezer hingga 30 hari. Temuan tersebut dipublikasikan di Applied and Environmental Microbiology, sebuah jurnal dari American Society for Microbiology.

"Penelitian dilakukan dengan menggunakan daging ayam, sapi, babi dan salmon serta melibatkan virus pengganti yang punya spike mirip dengan SARS-CoV-2," kata peneliti Emily S Bailey, dikutip dari News Medical pada Selasa (12/7/2022).

Para peneliti menyimpan produk di kulkas dengan suhu 4 derajat Celsius dan freezer dengan suhu -20 derajat Celsius. Meskipun mungkin tidak ada yang menyimpan daging di lemari es selama 30 hari, orang mungkin membekukannya di dalam freezer selama itu.

"Kami bahkan menemukan bahwa virus masih dapat dibiakkan setelah dibekukan selama itu," ujar Bailey.

Para peneliti melakukan penelitian ini setelah mengetahui bahwa wabah Covid-19 terjadi di Asia Tenggara tanpa adanya transmisi komunitas sebelumnya.  Laporan dari komunitas tersebut menunjukkan bahwa produk daging kemasan, yang diproduksi di daerah di mana SARS-CoV-2 beredar, bisa menjadi sumber virus.

"Tujuan kami adalah untuk menyelidiki apakah virus serupa dapat bertahan hidup di kulkas/freezer atau tidak," ujar dia.

Baca Juga

Penelitian ini penting karena SARS-CoV-2 dapat bereplikasi di dalam usus serta di saluran pernapasan. Dalam studi tersebut, para peneliti menggunakan satu virus RNA dengan selubung lipid, dan dua virus corona hewan, virus hepatitis murine, dan virus gastroenteritis menular sebagai virus pengganti.

Ketiga virus sebelumnya telah digunakan sebagai pengganti untuk SARS-CoV-2, umumnya dengan pengurangan jumlah yang lebih besar yang diamati pada suhu kulkas daripada pada suhu freezer. Pengurangan jumlahnya juga bervariasi sesuai dengan bahan makanan yang digunakan.

"Upaya berkelanjutan diperlukan untuk mencegah kontaminasi makanan dan permukaan pemrosesan makanan, tangan pekerja dan peralatan pemrosesan makanan seperti pisau. Selain itu, kurangnya atau desinfeksi yang tidak memadai dari makanan ini sebelum pengemasan juga perlu diatasi," ujar Bailey.

 
Berita Terpopuler