Mantan Presiden Afghanistan Mendesak Sekolah Perempuan Dibuka  

Mantan presiden Afghanistan Hamid Karzai soroti peluang wanita bersekolah

AP/Hussein Malla
Mantan Presiden Afghanistan Hamid Karzai, soroti peluang wanita bersekolah
Rep: Fuji E Permana Red: Nashih Nashrullah

REPUBLIKA.CO.ID,  KABUL — Mantan mantan Presiden Afghanistan Hamid Karzai mendesak agar anak perempuan dapat segera kembali ke sekolah. Menurutnya pendidikan sangat penting untuk membantu negara yang dilanda perang ini bergerak maju dan mengurangi ketergantungannya pada dunia. 

Baca Juga

 

“Masalah yang paling penting dan mendesak adalah kembalinya gadis-gadis Afghanistan ke sekolah dari kelas 6 hingga 12,” kata Karzai dilansir dari Alarabiya, Rabu (6/7/2022). 

 

Isu pendidikan ini menurutnya yang harus segera dibuat pemerintah saat ini, agar Afghanistan bergerak maju dengan pendidikan sehingga Afghanistan mampu berdiri di atas kakinya sendiri daripada menjsdi negara yang terus ketergantungan pada dunia. “Itu harus dihentikan,” tegasnya.

 

Mantan presiden, yang memerintah negara itu dari 2002 hingga 2014, mengatakan bahwa model pemerintahan pembagian kekuasaan "tidak diperlukan" selama pemerintah sementara Taliban mendapat persetujuan dari rakyat Afghanistan. 

 

“Seluruh gagasan (adalah) untuk membawa perasaan bahwa Afghanistan adalah milik semua rakyatnya dan bahwa pemerintah Afghanistan mewakili semua rakyatnya, dan bahwa ia bergerak ke arah di mana aspirasi rakyat terpenuhi,” kata Karzai. 

 

Karzai mengatakan bahwa salah satu cara Taliban dapat memperoleh persetujuan dari rakyat negara itu adalah dengan memastikan kembalinya anak perempuan ke sekolah.

Baca juga: Bukti-Bukti Meyakinkan Mualaf Gladys Islam adalah Agama yang Paling Benar 

Dia menambahkan bahwa pemerintah perlu mengambil kebijakan yang mengarah pada “kemajuan, swasembada, dan kesejahteraan ekonomi” untuk memastikan rasa persatuan di antara rakyat. 

 

Dia melanjutkan, bahwa kepentingan rakyat Afghanistan adalah agar perempuan Afghanistan mendapatkan pendidikan karena seluruh dunia Muslim sedang mendidik anak perempuan mereka. 

 

“Islam menekankan pendidikan untuk anak perempuan, (itu) memberikan penekanan besar pada pendidikan dan pembelajaran, dan Afghanistan tidak bisa menjadi pengecualian. Wanita Afghanistan mematuhi jilbab sepenuhnya di antara yang terbaik di dunia Barat dalam hal ini. Oleh karena itu, tidak ada alasan -tidak ada alasan untuk tidak mengizinkan anak perempuan pergi ke sekolah,” tuturnya. 

Komentar mantan presiden itu muncul setelah pertemuan tiga hari yang berakhir pada Sabtu yang gagal mengatasi beberapa masalah paling mendesak di negara itu, termasuk pendidikan anak perempuan. 

Aktivis wanita Afghanistan mengatakan pada Ahad bahwa mereka masih memandang Taliban sebagai penguasa yang tidak sah, meskipun ada deklarasi oleh ribuan kritikus pria Afghanistan yang mendukung pemerintah. 

Pekan lalu, mereka bersikeras bahwa perempuan akan diwakili pada pertemuan tiga hari itu. Tetapi faktanya hanya pria, anak laki-laki dan suami mereka yang boleh ikut. Pertemuan dihadiri oleh lebih dari 3.500 pria. 

Taliban merebut kekuasaan pada Agustus tahun lalu dan sejak itu mencoba mempresentasikan visi mereka tentang negara ekstremis yang diatur oleh interpretasi mereka terhadap hukum syariah. 

Sejak kembali berkuasa setelah upaya Amerika Serikat yang gagal untuk mengusir pengaruh mereka di negara itu, kebijakan keras Taliban telah memberlakukan pembatasan ketat terhadap warga Afghanistan, khususnya perempuan. 

Karazi mengatakan wanita Afghanistan telah mengenakan burka di negara itu untuk waktu yang sangat, sangat lama. Wanita-wanita Afghanistan juga sepenuhnya mematuhi jilbab dalam berbagai bentuk.  

“Masalah jilbab tak perlu dibahas lagi bagi wanita Afghanistan, itu sesuatu yang dilakukan masyarakat. Yang mereka butuhkan saat ini, adalah kembalinya perempuan bekerja. Sebagai setengah dari masyarakat, itu sangat penting,” kata Karazi. 

“Saya harus menekankan untuk kesejahteraan Afghanistan, pemerintah mana pun yang ingin melihat negara melakukannya dengan baik harus memahami bahwa itu tidak dapat terjadi tanpa perempuan bekerja bahu-membahu dengan laki-laki dari masyarakat itu untuk masa depan yang lebih baik.” 

 

 

Sumber: alarabiya   

 
Berita Terpopuler