Mahathir Mohammad Klaim Kepulauan Riau, Teringat Jargon Ganyang Malaysia dari Bung Karno

Bung Karno menyerukan Ganyang Malaysia dalam upaya konfrontasi dengan Malaysia.

network /Kurusetra
.
Rep: Kurusetra Red: Partner

Mantan perdana menteri Malaysia, Mahathir Mohammad mengklaim Singapura dan Kepulauan Riau sebagai bagian dari Malaysia. Foto: Republika.

KURUSETRA -- Salam Sedulur... Mantan perdana menteri (PM) Malaysia Mahathir Mohammad beberapa waktu lalu membuat heboh setelah mengatakan Malaysia harus merebut Singapura dan Kepulauan Riau (Kepri). Ia disebut mengklaim jika Singapura dan Kepri seharusnya bagian dari Malaysia. Meski akhirnya Mahathir berkilah jika pidatonya disalahartikan, pernyataanya tersebut mengingatkan kita kepada konfrontasi masa lalu antara Indonesia dengan Malaysia. Saking memanasnya hubungan kedua negara, bahkan sampai muncul jargon "Ganyang Malaysia" yang digaungkan Presiden Soekarno.

Ganyang (mengganyang), menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia, berarti memakan mentah-mentah, memakan begitu saja, menghancurkan, mengikis habis dan mengalahkan lawan (dalam pertandingan). Pada masa pemerintahan Presiden Soekarno kata tersebut banyak dipakai. Ketika konfrontasi dengan Malaysia misalnya, tidak terhitung banyaknya demo meneriakkan ‘ganyang Malaysia’. Demikian juga saat-saat meruncingnya hubungan Indonesia dengan negara-negara Barat, muncul ‘Ganyang nekolim’ (neo-kolonialisme, kolonialisme dan imperialisme).

BACA JUGA: Operasi Petrus Berantas Begal dan Preman: Mayat Dikarungin dan Mengambang di Sungai

Dalam pidato kenegaraan 17 Agustus 1964, Bung Karno memberikan judul pidatonya Tahun Vivere Pericoloso (Tavip). Ia menginstruksikan seluruh rakyat untuk melaksanakan Tri Sakti Tavip, yakni, berdaulat dalam bidang politik, berdikari dalam bidang ekonomi, dan berkepribadian dalam bidang kebudayaan.

Dalam masalah kebudayaan, Bung Karno menentang keras apa yang disebutnya ‘musik ngak ngik ngok’, literatur picisan, dan dansa-dansi gila-gilaan. Menurut Bung Karno kaum imperialis ingin merusak moral bangsa Indonesia melalui penetrasi kebudayaan.

BACA JUGA: Bendera LGBT di Inggris, Teringat Pidato Soekarno: Amerika Kita Setrika, Inggris Kita Linggis!


Operasi Ganyang Malaysia karena rencanya penggabungan negara-negara bekas jajahan Inggris di Asia Tenggara. Peleburan menjadi satu negara itu bernama Federasi Malaysia yang terdiri dari Malaya, Brunei, Sabah, Serawak, dan Singapura.

Filipina dan Indonesia setuju menerima pembentukan Federasi Malaysia. Syaratnya mayoritas di daerah yang hendak dilakukan dekolonial memilihnya dalam sebuah referendum yang diorganisasi oleh PBB. Pada 16 September 1963, Malaysia menyebut pembentukan federasi tersebut adalah masalah dalam negeri, bukan masalah orang luar. Karena itu para pemimpin Indonesia melihat Persetujuan Manila yang dilanggar dan sebagai bukti kolonialisme dan imperialisme Inggris.

BACA JUGA: Kemarahan Soekarno Memuncak: Separuh Kekayaan Singapura Berasal dari Kerja Keras Rakyat Sumatra

"Melihat kelicikan Malaysia yang melanggar janji dari berbagai kesepakatan, sehari setelah deklarasi pembentukkan Federasi Malaysia tepat pada tanggal 17 September 1963, Indonesia memutuskan hubungan diplomatik dengan Malaysia sehingga suasana pun semakin memanas yang melahirkan demonstrasi di kedua negara," kata Soekarno.

Tak pelak, keputusan Indonesia itu pun membuat Malaysia bergejolak. Demonstrasi anti-Indonesia di Kuala Lumpur berlangsung pada tanggal 17 September 1963 yang menentang Presiden Soekarno karena melancarkan konfrontasi terhadap Malaysia. Soekarno murka karena demonstrasin di Kuala Lumpur menginjak-injak lambang negara Indonesia. Soekarno pun langsung melancarkan gerakan yang terkenal dengan nama Ganyang Malaysia.

BACA JUGA: Humor: Soekarno Otak Kanan Besar, Habibie Otak Kiri Besar, Gus Dur Sama Besar Tapi Suka Gak Nyambung

Pemerintah Indonesia menentang pembentukan Federasi Malaysia karena dianggap Malaysia merupakan proyek neo-kolonialisme dan neo-imperialisme dari Inggris yang akan mengepung Indonesia. Pembentukan Federasi Malaysia bertentangan dengan politik Indonesia yang antikolonialisme dan antiimperialisme dengan berbagai macam bentuknya, pembentukan Federasi Malaysia tidak melalui prosedur dalam hal keterangan-keterangan daerah-daerah koloni dan daerah tak berpemerintahan menurut Resolusi PBB No. 1514.

BACA BERITA MENARIK LAINNYA:

> Humor NU: Orang Muhammadiyah Ikut Tahlilan Tapi Gak Bawa Pulang Berkat, Diledek Makan di Tempat Saja

> Bolehkah Makan Nasi Berkat dari Acara Tahlilan? Halal Bisa Jadi Haram

> Banyak Pria Jakarta Sakit Raja Singa Gara-Gara Wisata "Petik Mangga"

> Kata Siapa Muhammadiyah tidak Punya Habib, KH Ahmad Dahlan Itu Keturunan Rasulullah

> Pak AR Salah Masuk Masjid, Diundang Ceramah Muhammadiyah Malah Jadi Imam Tarawih di Masjid NU

> Humor Gus Dur: Yang Bilang NU dan Muhammadiyah Berjauhan Hanya Cari Perkara, Yang Dipelajari Sama

> Humor Cak Nun: Soal Rokok Muhammadiyah Terbelah Jadi Dua Mahzab

> Humor Ramadhan: Puasa Ikut NU yang Belakangan, Lebaran Ikut Muhammadiyah yang Duluan

> Muhammadiyah Tarawih 11 Rakaat, Pakai Formasi 4-4-3 atau 2-2-2-2-2-1?

.

Ikuti informasi penting seputar berita terkini, cerita mitos dan legenda, sejarah dan budaya, hingga cerita humor dari KURUSETRA. Kirim saran dan kritik Anda ke email kami: kurusetra.republika@gmail.com. Jangan lupa follow juga Youtube, Instagram, Twitter, dan Facebook KURUSETRA.

 
Berita Terpopuler