Kebijakan Pakai MyPertamina untuk Beli Pertalite Tuai Keraguan

"Kalau pakai aplikasi apa nggak nanti bikin antrean lebih panjang?" kata Prima.

Republika/Putra M. Akbar
Petugas mengisi bahan bakar minyak (BBM) jenis pertalite ke sepeda motor konsumen di Jakarta, Selasa (28/6/2022). PT Pertamina (Persero) akan melakukan uji coba pembelian pertalite dan solar bagi pengguna berhak yang sudah terdaftar melalui aplikasi MyPertamina dan laman website yang akan diberlakukan di 11 daerah kabupaten dan kota di lima provinsi pada 1 Juli 2022. Republika/Putra M. Akbar
Red: Andri Saubani

REPUBLIKA.CO.ID, oleh Intan Pratiwi, Febrianto Adi Saputro, M Nursyamsi

Baca Juga

Pemerintah mulai melakukan uji coba pembelian BBM bersubsidi, Pertalite dan Solar memakai aplikasi MyPertamina. Uji coba ini akan dilakukan setelah masyarakat dipersilakan untuk mendaftar melalui situs yang disediakan Pertamina.

Sayangnya, rencana ini menimbulkan tanya bagi masyarakat. Sarah Dwi Cahyani misalnya, perempuan yang tengah menyelesaikan studinya ini mengaku bingung dengan rencana uji coba memakai aplikasi ini. Sebab, setahu dia saat di area SPBU tidak diperbolehkan mengoperasikan ponsel.

"Kalau terus mau beli bensin harus scan QRcode, gimana tuh jadinya? Kan di POM bensin tidak boleh pakai HP," tanya Sarah.

Wanita lain, Prima (30) juga merasa penggunaan aplikasi yang berada di ponsel saat hendak membeli bensin berpotensi menimbulkan antrean yang lebih padat. Apalagi, saat ini di beberapa SPBU di wilayah Jakarta kerap terjadi kelangkaan pasokan Pertalite.

"Sekarang saja beli Pertalite antre. Kalau pakai aplikasi apa gak nanti bikin antrean lebih panjang? Ribet juga kan," ujar Prima.

Prima juga menyangsikan uji coba menggunakan aplikasi ini tidak bisa sepenuhnya dipahami masyarakat. Terlebih lagi para orang tua, ataupun masyarakat kelas menengah kebawah yang belum mempunyai ponsel pintar.

"Masalahnya masih banyak loh ibu ibu atau orang tua yang gaptek pakai ponsel. Banyak orang yang taunya pakai HP itu hanya untuk Whatsapp," tambah Prima.

Farah Aldila (29) menilai pemerintah maupun Pertamina mestinya punya solusi yang lebih memudahkan masyarakat untuk mengakses Pertalite ini. Farah tak menampik bahwa penyaluran BBM subsidi mesti lebih tertib.

"Ada cara lain gak sih selain pakai aplikasi? Misalnya pakai kartu atau yang lebih mudah dipahami sama masyarakat. Kalau kita bicara BBM subsidi kan berarti sasarannya kelas menengah ke bawah. Harusnya lebih aksesibel dengan target pasar ini," tambah Farah.

Direktur Utama Pertamina Patra Niaga, Alfian Nasution menjelaskan Pertamina akan mulai uji coba pembelian Pertalite dengan aplikasi MyPertamina. Hal ini dilakukan sebagai salah satu upaya untuk menyalurkan BBM bersubsidi lebih tepat sasaran.

Untuk memastikan mekanisme penyaluran makin tepat sasaran, maka Pertamina Patra Niaga berinisiatif dan berinovasi untuk melakukan uji coba penyaluran Pertalite dan Solar bagi pengguna berhak yang sudah terdaftar di dalam sistem MyPertamina.

“Kami menyiapkan website MyPertamina yakni https://subsiditepat.mypertamina.id/ yang dibuka pada 1 Juli 2022. Masyarakat yang merasa berhak menggunakan Pertalite dan Solar dapat mendaftarkan datanya melalui website ini, untuk kemudian menunggu apakah kendaraan dan identitasnya terkonfirmasi sebagai pengguna yang terdaftar. Sistem MyPertamina ini akan membantu kami dalam mencocokan data pengguna,” lanjut Alfian.

Menurutnya, masyarakat tidak perlu khawatir apabila tidak memiliki aplikasi MyPertamina, karena pendaftaran dilakukan semua di website MyPertamina https://subsiditepat.mypertamina.id/. Pengguna yang sudah melakukan pendaftaran kendaraan dan identitasnya kemudian akan mendapatkan notifikasi melalui email yang didaftarkan. Pengguna terdaftar akan mendapatkan QR code khusus yang menunjukan bahwa data mereka telah cocok dan dapat membeli Pertalite dan Solar.

“Yang terpenting adalah memastikan menjadi pengguna terdaftar di website MyPertamina, jika seluruh data sudah cocok maka konsumen dapat melakukan transaksi di SPBU dan seluruh transaksinya akan tercatat secara digital. Inilah yang kami harapkan, Pertamina dapat mengenali siapa saja konsumen Pertalite dan Solar sehingga kedepannya, bisa menjadi acuan dalam membuat program ataupun kebijakan terkait subsidi energi bersama pemerintah sekaligus melindungi masyarakat yang saat ini berhak menikmati bahan bakar bersubsidi,” lanjutnya.

Saat ini, Pertamina Patra Niaga terus memperkuat infrastruktur serta kesisteman untuk mendukung program penyaluran Pertalite dan Solar secara tepat sasaran ini. Direncanakan, uji coba awal akan dilakukan di beberapa kota/kabupaten yang tersebar di lima Provinsi antara lain Sumatera Barat, Kalimantan Selatan, Sulawesi Utara, Jawa Barat, dan DI Yogyakarta.

 

 

 

 

Wakil Ketua DPR Sufmi Dasco Ahmad, menanggapi soal penggunaan aplikasi MyPertamina sebagai syarat untuk membeli Bahan Bakar Minyak (BBM). Menurutnya kebijakan tersebut perlu disosialisasikan secara luas ke masyarakat.

"Saya pikir mungkin untuk antisipasi atau kelancaran pembelian dan penjualan Pertamina melakukan terobosan tersebut namun menurut saya hal ini juga perlu dilakukan sosialisasi yang lebih luas dan mendalam," kata Dasco di Kompleks Parlemen Senayan, Jakarta, Selasa (28/6/2022).

Dasco mengatakan kebijakan tersebut juga perlu memikirkan masyarakat yang belum mempunyai handphone atau masyarakat yang handphonenya belum bisa mengunduh aplikasi. "Sehingga seiring bejalannya kebijakan ada juga perlakukan yang berbeda terhadap yang belum mempunyai handphone yang bisa mengunduh aplikasi," ujarnya.

Dasco menambahkan komisi terkait di DPR akan melakukan koordinasi dengan mitra Pertamina agar kebijakan ini bisa lebih menyentuh kepada rakyat kecil. 

Menteri Badan Usaha Milik Negara (BUMN) Erick Thohir memastikan bahwa harga BBM jenis Pertalite belum akan dinaikkan oleh pemerintah di tengah melonjaknya harga minyak dunia. Namun untuk itu, pemerintah harus memberi subsidi.

Kebijakan ini diambil betul-betul untuk membantu masyarakat kelas menengah bawah. Hanya sayang, banyak orang berada yang tidak tahu diri dan justru menggunakan BBM bersubsidi untuk mengisi tengki bahan bakar kendaraan mewah mereka. Praktik curang ini membuat Menteri BUM Erick Thohir cukup kesal.

"Pertalite sekarang Rp 7.000-an, belum ada rencana pemerintah melakukan, tapi pemerintah juga belum ada rencana, tapi pemerintah juga sekarang sedang menjaga keuangan negara," kata Erick Thohir belum lama ini.

Harga BBM di Indonesia, kata Erick Thohir, bila dibanding dengan harga bahan bakar serupa di negara lain masih tergolong sangat murah. Meski masih murah, tidak sedikit orang berada Indonesia yang justru mengisi tengki bahan bakar kendaraan mewah mereka dengan BBM bersubsidi, Pertalite.

Sehubungan dengan itu, Erick Thohir menginstruksikan para pemilik kendaraan mewah untuk menggunakan bahan bakar non subsidi seperti Pertamax, Pertamax Turbo, Dexlite, hingga Pertamax Dex. Dengan begitu, kata Erick Thohir, orang-orang berada itu ikut membantu pemerintah dalam menjaga keuangan negara.

 

 

Guna menghindari praktik curang oleh orang-orang kaya yang ingin ikut menikmati BBM bersubsidi, maka mulai 1 Juli 2022, PT Pertamina melalui anak usahanya PT Pertamina Patra Niagara melakukan uji coba pembelian Pertalite dan Solar menggunakan aplikasi MyPertamina.

 

Program-program subsidi pemerintah dalam rangka pandemi Covid-19 - (Tim Infografis Republika.co.id)

 
Berita Terpopuler