Mau Tahu Risiko Kematian dalam 10 Tahun ke Depan? Tes Yuk, Cuma Perlu 10 Detik!

Tes keseimbangan ini hanya membutuhkan sekitar 10 detik saja.

EPA-EFE/NARENDRA SHRESTHA
Lansia (Ilustrasi). Tes keseimbangan selama 10 detik dapat memprediksi risiko kematian dalam 10 tahun ke depan, menurut studi.
Rep: Adysha Citra Ramadani Red: Reiny Dwinanda

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Sebuah studi terbaru mengungkapkan bahwa risiko kematian dalam 10 tahun ke depan dapat tercermin melalui sebuah tes keseimbangan yang sederhana. Waktu yang diperlukan untuk melakukan tes keseimbangan ini juga sangat singkat, hanya sekitar 10 detik saja.

Studi ini dilakukan oleh sekelompok pakar internasional dari Inggris, Amerika Serikat, Australia, Finlandia, dan Brasil. Ada sebanyak 1.702 orang berusia 51-75 tahun yang terlibat dalam studi ini. Para partisipan dipantau secara berkala selama periode 2008-2020.

Pada permulaan studi, para partisipan diminta untuk melakukan sebuah tes keseimbangan. Untuk melakukan tes ini, para partisipan di minta untuk mengangkat satu kaki mereka selama 10 detik tanpa berpegangan pada apa pun.

Saat mengangkat kaki, para partisipan diminta untuk mengistirahatkan kaki yang mereka angkat ke belakang betis kaki sebelahnya. Para partisipan juga diminta untuk memposisikan lengan dan kepalanya tegak lurus.

Satu dari lima partisipan gagal melakukan tes keseimbangan ini, meski sudah diberikan tiga kali kesempatan untuk mengulang, menggunakan kaki sebelah mana pun. Setelah itu, para partisipan dipantau selama 12 tahun. Dalam kurun waktu ini, sebanyak 123 partisipan meninggal dunia akibat berbagai penyebab.

Hasil studi menunjukkan bahwa mereka yang tak bisa melakukan tes keseimbangan memiliki risiko lebih besar terhadap kematian. Menurut tim peneliti, ketidakmampuan seseorang untuk berdiri pada satu kaki selama 10 detik berkaitan dengan peningkatan risiko kematian akibat semua penyebab sebesar 84 persen. Angka ini didapatkan setelah peneliti mempertimbangkan faktor lain yang mungkin mempengaruhi risiko kematian seperti gender, usia, dan komorbid.

Akan tetapi, studi ini hanya melibatkan warga Brasil berkulit putih sebagai partisipan. Oleh karena itu, temuan ini mungkin tidak berlaku untuk semua etnis.

Terlepas dari itu, tim peneliti mengungkapkan bahwa tes keseimbangan 10 detik ini dapat memberikan informasi yang bermanfaat terkait risiko kematian pada kelompok pria dan wanita berusia paruh baya. Ketua tim peneliti dari Clinimex di Brasil, Dr Claudio Gil Araujo, juga menilai tes keseimbangan 10 menit ini perlu menjadi sebuah tes terstandarisasi.

Baca Juga

Seperti diketahui, proses penuaan akan membuat seseorang semakin sulit untuk menjaga keseimbangan. Akan tetapi, kemampuan untuk menjaga keseimbangan mengalami penurunan paling besar saat seseorang sudah memasuki usia 60 tahun.

Keseimbangan itu sendiri tak hanya membutuhkan kekuatan otot. Keseimbangan perlu dicapai dengan dukungan koordinasi, penglihatan, dan kemampuan berpikir cepat pada otak. Keseimbangan tubuh yang baik dapat membantu seseorang untuk berjalan tanpa goyah, bangun dari duduk tanpa terjatuh, menaiki tangga tanpa terpeleset, atau menunduk tanpa terjatuh.

Hubungan antara keseimbangan dan risiko kematian juga sebelumnya ditemukan oleh Dr Araujo melalui studi berbeda. Studi tersebut menemukan bahwa kemampuan seseorang untuk duduk di lantai lalu berdiri dapat menjadi prediktor kuat dari risiko kematian lansia.

 
Berita Terpopuler