Laporan: 800 Masjid Lebih di Jerman Diserang Kelompok Neo-Nazi Sejak 2014

Kasus serangan masjid di Jerman banyak yang tidak ditangani kepolisian

EPA/CHRISTIAN CHARISIUS
(Ilustrasi) Ilustrasi masjid Jerman. Kasus serangan masjid di Jerman banyak yang tidak ditangani kepolisian
Rep: Amri Amrullah Red: Nashih Nashrullah

REPUBLIKA.CO.ID, BERLIN – Sebuah laporan dari Kelompok FAIR Hak Asasi Manusia Manusia Internasional di Jerman, dari tim reaksi cepat pemberi bantuan mengungkapkan lebih dari 800 masjid di Jerman telah menjadi sasaran ancaman dan serangan sejak 2014. Sasaran serangan kepada masjid tersebut dilakukan kelompok Neo-Nazi atau ekstremis sayap kiri.

Baca Juga

Sayangnya berbagai serangan tersebut tidak pernah diselidiki hingga tuntas ke jalur hukum. Kelompok hak asasi ini telah mendirikan pusat pelaporan atas serangan rasial pertama di Jerman untuk serangan terhadap masjid. Dan telah tercatat hampir 840 insiden serangan, vandalisme, dan ancaman antara 2014 hingga 2022.

Sebuah analisis terperinci dari serangan yang terjadi pada tahun 2018 mengungkapkan bahwa para pelaku berganti-ganti di setiap serangan. Namun diketahui pemicu ialah kelompok ekstremis sayap kanan dan pendukung neo-Nazi dan diarahkan selalu kepada tempat ibadah umat Islam.

Di antara 120 serangan terhadap masjid yang tercatat pada tahun 2018, hanya sembilan kasus dimana pelakunya dapat diidentifikasi.  "Tingginya angka serangan ini menimbulkan kekhawatiran,” para kata tim pemberi bantuan menekankan.

Laporan juga menunjukkan bahwa dalam setidaknya 20 kasus yang terjadi, termasuk di dalamnya insiden serangan dan pembakaran. Bahkan pelaku serangan dan tersangka tidak segan-segan menyebabkan kematian atau kerusakan tubuh korban yang parah.

“Secara umum, petugas polisi tiba di tempat kejadian dengan sangat cepat dan segera memulai penyelidikan. Namun demikian, hampir tidak ada insiden yang dapat diselesaikan hingga hari ini, ” kata para ahli.

Ancaman bahaya bagi umat Islam yang terus terjadi ini harus menjadi perhatian oleh otoritas pemerintah Jerman. Sosiolog dan ilmuwan politik di Jerman, Yusuf Sari mengatakan kepada Anadolu Agency terkait hal ini.

“Menurut pendapat kami, salah satu temuan terpenting adalah bahwa komunitas masjid tidak menginformasikan hal ini meskipun mereka telah diserang berkali-kali sebelumnya," kata Yusuf Sari.

Baca juga: Neom Megaproyek Ambisius Arab Saudi, Dirikan Bangunan Terbesar di Dunia

 

“Selain itu, setengah dari serangan berasal dari sayap kanan, dan dalam banyak kasus pelakunya belum tertangkap. Artinya, pelaku masih menjadi ancaman bagi umat Islam," katanya.

“Penting juga untuk dicatat bahwa masyarakat yang menjadi korban, sering dibiarkan sendiri setelah insiden serangan dan tidak menerima bantuan, baik spiritual maupun material,” kata Yusuf Sari. 

 

 

Dia pun menyarankan adamya solusi masalah yang disebutkan menurut laporan ini, dan menjelaskan harapannya dari pihak berwenang Jerman.  "Sebagai langkah pertama, ancaman bahaya yang dialami umat Islam harus diakui," ujarnya.

Secara umum, umat Islam mengharapkan pihak berwenang bisa berbuat lebih banyak dalam memerangi rasisme anti-Muslim. Solidaritas dengan komunitas Muslim harus meningkat, dan komunitas masjid harus didukung, termasuk dukungan keuangan, setelah serangan.

“Tapi salah satu yang terpenting adalah pengungkapan kasus dan penangkapan pelaku, jika tidak maka ini akan menjadi keringanan bagi pelaku,” katanya. "Kami, tentu saja, mencatat jumlah dan serangan yang diperbarui,” kata Yusuf Sari, seraya menambahkan bahwa mereka mengamati peningkatan jumlah serangan terhadap masjid dan umat Islam.

"Pengungkapan kasus dengan tersangka dalam jumlah yang sangat sedikit sangat mengkhawatirkan,” katanya. Ia menyebutkan bahwa mengejutkan bahwa pihak berwenang Jerman telah menangkap sejumlah kecil pelaku hingga saat ini.

“Sesuatu perlu diubah, terutama pada titik ini, jika kita ingin menangani sayap kanan dan mencegah orang dari kerugian serius di masa depan,” katanya.

Serangan terhadap masjid tidak boleh diremehkan dalam keadaan apa pun. “Kami berharap bahwa kami telah memberikan kontribusi kecil untuk masalah rasisme anti-Muslim dengan laporan kami."

"Kami ingin meningkatkan solidaritas dengan komunitas masjid dan kami berharap serangan terhadap Muslim di Jerman akan berkurang,” kata Sari.

Patut diduga, ekstremis sayap kiri dan pengikut kelompok teror YPG/PKK berada di balik beberapa serangan yang menargetkan masjid. Sementara sebagian besar dilakukan oleh ekstremis sayap kanan atau kelompok neo-Nazi, menurut laporan tersebut.

 

Jerman, negara berpenduduk lebih dari 83 juta orang, memiliki populasi Muslim terbesar kedua di Eropa Barat setelah Prancis. Di antara hampir 5,3 juta Muslim di negara itu, 3 juta berasal dari Turki.     

 
Berita Terpopuler