Nasdem Dapat Keuntungan Elektoral Jika Usung Anies Jadi Capres

Upaya menyelamatkan elektabilitas partai dinilai jauh lebih penting bagi Surya Paloh.

Prayogi/Republika.
Ketua Umum Partai Nasdem Surya Paloh menyampaikan pidato dalam penutupan Rapat Kerja Nasional (Rakernas) Partai Nasdem di Jakarta Convention Center (JCC) Senayan, Jakarta, Jumat (17/6/2022). Pada penutupan Rakernas Partai Nasdem tersebut Ketua Umum Partai Nasdem Surya Paloh mengumumkan 3 nama bakal calon presiden hasil dari hasil Rakernas yaitu Gubernur DKI Jakarta Anies Baswedan, Panglima TNI Jenderal TNI Andika Perkasa dan Gubernur Jawa Tengah Ganjar Pranowo Prayogi/Republika
Red: Andri Saubani

REPUBLIKA.CO.ID, oleh Febrianto Adi Saputro, Amri Amrullah, Nawir Arsyad Akbar

Baca Juga

CEO sekaligus Direktur Eksekutif Voxpol Center Research and Consulting, Pangi Syarwi Chaniago mengatakan keserentakan Pemilu 2024 akan berpengaruh terhadap elektabilitas suatu partai politik. Karena itu menurutnya jika Partai Nasdem mengusung Anies, maka kemungkinan hal tersebut akan ikut memberi pengaruh terhadap elektabilitas Partai Nasdem.

"Kalau misalnya Anies itu sangat berpengaruh efeknya kuat itu akan berdampak langsung terhadap elektabilitas Nasdem, jadi ada kemungkinan presiden yang menang partai pengusungnya juga menang," kata Pangi kepada Republika, Senin (20/6/2022). 

Pangi mengatakan Partai Nasdem ingin agar partainya dapat menjadi partai pemenang Pemilu 2024. Tingginya elektabilitas Anies membuat kans menang di Pilpres 2024 semakin besar.

"Upaya untuk menyelamatkan elektabilitas partai jauh lebih penting bagi Surya Paloh, karena Surya Paloh kan berpikir bagaimana partai ini juga sudah waktunya untuk menang, jadi pilpres itu bonus saja, bagi Surya Paloh adalah bagaimana partai ini udah waktunya PDIP ini digeser, nah itu dia butuh tokoh yang kira-kira mampu mendongkrak Nasdem," ucapnya. 

Sementara itu jika Partai Nasdem mengusung Ganjar Pranowo, maka hal itu dinilai menyulitkan Partai Nasdem. Sebab saat ini gubernur Jawa Tengah itu merupakan kader PDIP.

"Kecuali nanti PDIP memutuskannya lama banget, dan Nasdem mendesak agar segera, itu bisa. Tapi sejauh yang saya lihat bahwa kalau Nasdem, Anies Andika saja itu sudah berbahaya sekali, kalau diusung oleh Nasdem. Karena Nasdem ini kan partai nasionalis yang sekuler yang  bisa menandingi PDIP ini kan hanya Anies," terangnya.

Berdasarkan temuan survei Saiful Mujani Research and Consulting (SMRC), pendukung Nasdem lebih memilih Ganjar Pranowo dan Anies Baswedan jika pemilihan presiden (pilpres) dilakukan sekarang.

"Hasil survei menunjukkan bahwa pemilih Nasdem di 2019 yang akan memilih Ganjar jika pilpres diadakan sekarang sebanyak 41 persen, yang akan memilih Anies 31 persen, Prabowo 12 persen," kata pendiri SMRC, Saiful Mujani, dalam keterangan tertulis, Ahad (19/6/2022).

Menurut Saiful, data ini cukup koheren atau konsisten dengan opini yang dibangun oleh elite Nasdem dalam rapat kerja nasional (Rakernas) baru-baru ini. Walaupun urutan perolehan dukungannya berbeda, menurut dia, dua besar yang didukung oleh elite dan massa pemilih Nasdem cukup konsisten.

“Secara umum, aspirasi yang dikembangkan oleh DPW Nasdem cukup konsisten dengan pemilih Nasdem sendiri. Artinya Nasdem mendengarkan apa kata pemilih mereka sendiri,” kata Saiful.

Guru Besar ilmu politik UIN Jakarta ini menyatakan bahwa salah satu kemungkinan alasan mengapa Nasdem cukup terbuka terhadap nama-nama yang berkembang di masyarakat, karena tokoh utama Nasdem sendiri tidak akan mencalonkan diri.

“Nasdem mungkin bisa mengklaim, silakan Nasdem digunakan sebagai kendaraan untuk menyampaikan aspirasi dan kepentingan politik masyarakat secara luas,” kata Saiful.

 

Seusai Nasdem menetapkan Anies menjadi salah satu bakal capres untuk Pilpres 2024, Partai Keadilan Sejahtera (PKS) pun segera merespons. Wakil Ketua Majelis Syura Partai Keadilan Sejahtera (PKS), Muhammad Sohibul Iman mengungkapkan bahwa pihaknya akan bertemu dengan Partai Nasdem pada Rabu (22/6/2022).

"Nanti pembicaraan kami di hari Rabu, tentu tidak akan langsung cespleng ya kami berkoalisi. Saya katakan tadi, di PKS itu penentuan koalisi dengan siapa dan mengusung siapa itu adalah Majelis Syura," ujar Sohibul di Hotel Grand Sahid Jaya, Jakarta, Senin (20/6/2022).

Ia mengatakan, pertemuan tersebut masihlah berupa komunikasi dan penjajakan antara PKS dengan Partai Nasdem. Khususnya dalam menyamakan persepsi dan pandangan terkait pembangunan Indonesia, yang nantinya menjadi masukan kepada Majelis Syura PKS.

"Kalau ternyata hasil penilaian Majelis Syura bahwa komunikasi dengan Nasdem. Dengan segala substansinya itu ternyata kondusif, bisa jadi kami putuskan untuk kemudian berkoalisi dengan Nasdem," ujar Sohibul.

PKS pada hari ini menggelar rapat pimpinan nasional (Rapimnas) untuk menampung usulan Dewan Pimpinan Daerah (DPD) dan Dewan Pimpinan Wilayah (DPW) PKS terkait capres pada 2024. Salah satu yang menjadi pertimbangan adalah sosok tersebut harus memberikan efek ekor jas atau coattail effect untuk partai.

"Menurut mereka di daerah masing-masing itu kira-kira capres yang kondusif untuk memberikan coattail effect kepada PKS kira-kira siapa saja. Nanti disuruh juga mereka menyebutkan tiga nama, dari situ baru kita tahu bahwa siapa person yang banyak dipersepsi akan memberikan coattail effect kepada PKS," ujar Sohibul.

PKS, jelas Sohibul, sadar bahwa partainya tidak bisa mengusung capres sendiri karena tak memenuhi ambang batas pencalonan presiden atau presidential threshold sebesar 20 persen. Karenanya, hasil Rapimnas akan menjadi masukan bagi Majelis Syura PKS untuk mengusung capres dan koalisi.

"Itu juga termasuk yang akan kita evaluasi, jadi efektivitas program kegiatan yang sudah kita setting itu seberapa besar. Kalau itu ternyata tidak sesuai harapan tentu akan kita evaluasi dan kita perbaiki, saya kira evaluasinya akan secara menyeluruh," ujar Sohibul.

Adapun berdasarkan hasil sejumlah lembaga survei, sebanyak 60 persen pemilih PKS cenderung memilih Gubernur DKI Jakarta Anies Baswedan sebagai capres. Sedangkan 20 persen pemilih PKS lainnya mendorong Menteri Pertahanan Prabowo Subianto untuk kembali maju di 2024.

Sisanya, ada yang mendukung Gubernur Jawa Tengah Ganjar Pranowo dan Menteri Pariwisata dan Ekonomi Kreatif (Menparekraf) Sandiaga Salahuddin Uno. Kendati demikian, empat nama tersebut belum menjadi usulan dari DPD dan DPW PKS dalam Rapimnas yang digelar hari ini.

"Dari situ baru kita tahu bahwa siapa person yang banyak dipersepsi akan memberikan coattail effect kepada PKS," ujar mantan Presiden PKS itu.

 

 

Empat Tantangan Partai Islam - (infografis republika)

 

 
Berita Terpopuler