Ilmuwan Temukan Populasi Beruang Kutub HIdup di Habitat yang tak Lazim

Beruang kutub diperkirakan kan punah pada akhir abad ini karena perubahan iklim.

ABC
Ilustrasi beruang kutub. Beruang kutub diperkirakan kan punah pada akhir abad ini karena perubahan iklim.
Rep: MGROL136 Red: Dwi Murdaningsih

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Ilmuwan menemukan sebuah populasi beruang kutub di Greenland hidup di tempat 'rahasia'. Beruang kutub ini ditemukan di habitat yang tampaknya mustahil dan tak lazim untuk ditinggali.

Baca Juga

Beruang itu hidup di fjord, ceruk pantai yang panjang dan sempit tempat gletser bertemu dengan lautan. Menurut penelitian, beruang kutub tertentu, mungkin dapat beradaptasi dengan es laut yang menghilang seiring dengan meningkatnya perubahan iklim.

"Es gletser dapat membantu sejumlah kecil beruang kutub bertahan hidup lebih lama di bawah pemanasan iklim, tetapi itu tidak tersedia untuk sebagian besar beruang kutub," kata pemimpin peneliti Kristin Laidre, seorang ilmuwan satwa liar di Pusat Sains Kutub di Universitas Washington, dilansir dari Live Science, Ahad (18/6/2022). 

Sampai sekarang, ada 19 subpopulasi beruang kutub yang diakui (Ursus maritimus) yang tinggal di lingkungan kutub utara atau Arktik. Salah satu populasi ini membentang 1.988 mil (3.200 kilometer) di sepanjang pantai timur Greenland. 

Namun, ketika para peneliti mengamati dengan cermat kelompok ini untuk melacak jumlah populasi beruang, peneliti menemukan bahwa beruang sebenarnya terbagi menjadi dua populasi yang berbeda. Dua populasi itu yakni beruang tenggara dan beruang timur laut.

Beruang dari Greenland tenggara tidak melakukan perjalanan lebih dari 64 derajat lintang utara, sementara beruang dari timur laut tidak melewati garis yang sama dengan cara yang berlawanan. Ilmuwan meninjau 36 tahun data pelacakan dari beruang yang dilengkapi dengan kalung GPS. 

Beruang individu diuji secara genetik untuk memastikan bahwa beruang tenggara berbeda dari jenis beruang di timur laut. Menurut para peneliti, populasi tenggara baru memiliki sekitar 300 individu, namun memperkirakan jumlah pastinya sulit. 

Kelompok yang baru ditemukan adalah yang paling bervariasi secara genetik dari semua 20 populasi Arktik. Perbandingan genetik menunjukkan bahwa mereka telah dipisahkan dari populasi timur laut selama sekitar 200 tahun.

 

Menurut Daftar Merah International Union for Conservation of Nature (IUCN), beruang kutub terancam punah dan hanya sekitar 36.000 individu yang tersisa di alam liar. Namun, penelitian lain memperkirakan bahwa karena efek perubahan iklim, spesies ini mungkin punah pada akhir abad ini.

Karena fjord tempat tinggal beruang kutub tenggara terletak di ujung selatan Lingkaran Arktik, wilayah ini bebas es laut selama lebih dari 250 hari per tahun. Menurut para peneliti, kondisi es laut ini mirip dengan perkiraan untuk sisa Kutub Utara pada akhir abad kedua puluh satu, membuat fjord tidak dapat dihuni oleh beruang kutub. 

Disisi lain, beruang tenggara tampaknya baik-baik saja tanpa es laut. Menurut para peneliti, mereka mengambil keuntungan dari glacial mélange, atau es yang memecah gletser di fjord dan jatuh ke laut. 

Beruang diharapkan berburu di lapisan es air tawar ini dengan cara yang sama seperti berburu di es laut. Ini memungkinkan mereka untuk mencari makan sendiri selama periode yang lama ketika es laut tidak ada. 

Beruang di tenggara juga tidak tinggal di dekat pemukiman manusia. Lokasinya dianggap terlalu sulit dijangkau oleh sebagian besar pemburu, memberi mereka lapisan perlindungan ekstra. 

 

Di sisi lain, lereng curam fjord dapat menyulitkan beruang kutub untuk bernavigasi, sehingga membatasi perjalanan mereka. Tingkat kelahiran di antara kelompok baru juga sangat rendah jika dibandingkan dengan komunitas lain. 

 
Berita Terpopuler