Penduduk Dubai yang Terpapar Cacar Monyet Harus Isolasi Selama 21 Hari

Orang yang mengalami kritis akan menjalani isolasi total di rumah sakit sampai sembuh

AP Photo/Kamran Jebreili
Bulan purnama terbit di atas cakrawala kota dengan menara tertinggi di dunia, Burj Khalifa, di Dubai, Uni Emirat Arab, Selasa, 14 Juni 2022. Penduduk Dubai yang tertular cacar monyet harus dikarantina selama 21 hari.
Rep: Rizky Jaramaya Red: Friska Yolandha

REPUBLIKA.CO.ID, DUBAI -- Penduduk Dubai yang tertular cacar monyet harus dikarantina selama 21 hari. Surat edaran dari Otoritas Kesehatan Dubai menyatakan bahwa, pasien dewasa dengan gejala ringan dan tanda vital stabil dapat mengisolasi diri di rumah.

Baca Juga

Dilansir Alarabiya, Kamis (16/6/2022), orang yang mengalami demam lebih dari 38,5 derajat, memiliki ruam yang menutupi lebih dari 30 persen luas permukaan tubuh, dan memiliki tanda-tanda vital yang tidak stabil harus diisolasi di rumah sakit. Demikian pula wanita hamil, anak-anak di bawah usia enam tahun, dan pasien lanjut usia yang berusia di atas 70 tahun. Orang yang mengalami kritis  akan menjalani isolasi total di rumah sakit sampai sembuh. Kesehatan mereka akan dipantau secara ketat selama masa isolasi.

Awal bulan ini, Kementerian Kesehatan dan Pencegahan Uni Emirat Arab (UEA) mengumumkan lima kasus baru cacar monyet. Sementara dua orang dinyatakan pulih. Uni Emirat Arab mendeteksi kasus pertama cacar monyet pada 24 Mei. Seorang pelancong dari negara Afrika barat diidentifikasi menderita cacar tersebut. Kementerian Kesehatan telah memperingatkan anggota masyarakat untuk mengambil tindakan pencegahan terhadap penyakit cacar monyet selama perjalanan dan pertemuan sosial.

Menurut Pusat Pengendalian dan Pencegahan Penyakit AS (CDC), cacar monyet dapat menyebar melalui transmisi cairan tubuh atau luka pada orang yang terinfeksi. Termasuk melalui bahan yang mereka sentuh seperti pakaian atau sprei. Virus ini juga dapat ditularkan dari ibu ke bayi dalam kandungan.

Gejala cacar monyet meliputi sakit kepala, demam, nyeri otot, kelelahan, dan ruam yang khas pada kulit.  Kebanyakan orang yang terkena penyakit ini sembuh dalam beberapa minggu. Penyakit cacar monyet memiliki tingkat kematian sekitar 10 persen.

Dr Neema Madhusoodanan Nambiar dari Bareen International Hospital mengatakan, infeksi cacar monyet dapat ditularkan dari hewan ke manusia melalui kontak dengan cairan tubuh yang terinfeksi, misalnya gigitan atau cakaran.

Cacar monyet juga dapat ditularkan langsung oleh orang yang terinfeksi melalui kontak langsung melalui ruam kulit, cairan tubuh, dan tetesan pernapasan.

“Orang yang terinfeksi dapat menular dari 1 hari sebelum timbulnya ruam hingga 21 hari setelah gejala pertama, atau sampai semua lesi kulit menjadi koreng dan gejala lainnya hilang,” ujar Namibia.

Pakar kesehatan di UEA mengatakan, vaksin cacar dapat melindungi dari cacar monyet hingga 85 persen. Organisasi Keaehatan Dunia (WHO) mengatakan, Monkeypox atau cacar monyet pertama kali diidentifikasi pada manusia di Republik Demokratik Kongo pada 1970.

Organisasi Kesehatan Dunia akan membentuk komite ahli darurat untuk menentukan apakah wabah cacar monyet harus dianggap sebagai darurat kesehatan global. Wabah cacar monyet yang menjadi endemik di Afrika, kini telah menyebar luas ke negara non-endemik seperti Amerika Serikat (AS), dan negara-negara Eropa.

"Kami percaya bahwa itu juga memerlukan beberapa tanggapan terkoordinasi karena penyebaran geografis," kata Direktur Jenderal WHO Tedros Adhanom Ghebreyesus.

Tedros mengatakan, pertemuan para ahli dari luar juga dapat membantu meningkatkan pemahaman dan pengetahuan tentang virus tersebut. Dengan mendeklarasikan cacar monyet sebagai darurat kesehatan internasional, maka akan diperlakukan sama dengan pandemi Covid-19. Melalui deklarasi tersebut, WHO akan menganggap penyakit yang biasanya langka sebagai ancaman berkelanjutan bagi negara-negara secara global.

Direktur Kedaruratan WHO untuk Afrika, Ibrahima Soce Fall, mengatakan, jumlah kasus cacar monyet meningkat setiap hari. Sementara pejabat kesehatan menghadapi kesenjangan dalam hal pengetahuan tentang dinamika penularan di Afrika maupun di luar Afrika.

“Dengan saran dari komite darurat, kita bisa berada dalam posisi yang lebih baik untuk mengendalikan situasi.  Tetapi itu tidak berarti bahwa kita langsung menuju darurat kesehatan masyarakat yang menjadi perhatian internasional," ujar Soce Fall, merujuk pada tingkat kewaspadaan tertinggi WHO untuk wabah virus.  

“Kami tidak ingin menunggu sampai situasi di luar kendali untuk mulai membentuk komite darurat," kata Soce Fall menambahkan.

WHO tidak merekomendasikan vaksinasi massal, tetapi menyarankan penggunaan vaksin yang “bijaksana”. WHO mengatakan, pengendalian penyakit tbergantung pada sejumlah langkah seperti pengawasan, pelacakan kasus dan mengisolasi pasien. 

 
Berita Terpopuler